34

4K 489 8
                                    

Bel pulang sudah berbunyi hukuman Kenan dan Ethan sudah berakhir, tidak Ciel hanya males untuk menyetir lagi pula mood nya sudah membaik.

Mereka menaiki mobil lalu menjemput Ferla setelah itu mobil melaju meninggalkan pekarangan sekolah, selama perjalan pulang Ferla terus mengoceh tentang kehidupan sekolahnya tadi Ciel tak terlalu mendengarkan ia hanya mengangguk saja.

'Rencana ku akan berjalan malam ini, sore nanti kami akan bertemu. Semoga saja berjalan lancar sesuai rencana ku' batin Ciel menatap keluar jendela.

"Bang nanti sore ayo jalan jalan" Ucap Ferla menyadarkan Ciel dari lamunannya.

"Maaf aku sudah ada janji sore ini" Jawab Ciel dengan nada lembut.

"Yahh, Kak Ethan gimana? " Tanya Ferla.

"Hem? Sepertinya aku bisa" Jawab Ethan menoleh ke arah Ferla.

"Yeyy kita nanti ke mall ya"

"Oke"

Ciel kembali ke aktivitas nya yaitu melamun memikirkan rencananya, Ethan dan Ferla masih membahas urusan jalan jalan mereka.

Akhirnya mereka sampai di rumah, Ciel turun dari mobil dan segera menuju ke kamar, ia berganti baju dan segera masuk ke ruang pribadinya.

Ciel mengambil kertas yang sudah ia siapkan dan beberapa benda yang ada di sana, ia keluar lalu memasukkan ke dalam tas setelahnya ia menuju ruang walk in clothes.

'Aku membeli beberapa obat luka dan penawar racun untuk jaga jaga.sepertinya dia memang ahli di bidang itu' Ciel membuka lemarin yang terletak di pojok.

Tak ada yang aneh hhanya ada aju baju santai, Ciel berjongkok lalu meletakkan jari tengahnya, setelahnya lantai dasar lemari terbuka.

Ia mengambil tas seukuran tas laptop lalu mengambil dua buah botol berisi cairan berwarna kuning emas dan bening, setelahnya ia menutup lantai dasar lemari lalu keluar.

Ciel melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 02.20, ia membereskan tas tersebut dan menyimpan di bawah meja belajar.

Setelah nya Ciel menuju kamar mandi membersihkan diri sebelum berangkat, selesai dengan acara mandinya kini Ciel sudah siap dengan setelan baju yang menurutnya nyaman.

Ia mengambil tas yang sudah di siapkannya lalu tas laptop tadi.

"Hm, kalau seperti ini kaya pergi belajar kelompok kan? " Setelah puas dengan penampilannya Ciel keluar dari kamar.

Ciel mengambil kunci mobil lalu menuju garasi, setelah memanaskan mesin ia akhirnya meninggalkan mansion menuju tujuannya.

Tak lama akhirnya ia sampai di sebuah restoran yang cukup mewah, Ciel masuk ke dalam ia langsung di antar ke mejanya.

Tak lama setelah ia memesan  Ruen akhirnya datang, Ciel cukup terpana melihat tubuh Ruen yang tinggi dan kekar di tambah lagi luka di bagian alis.

"Kamu sudah menunggu lama? " Tanya Ruen duduk di depan Ciel.

"Tidak, aku baru sampai" Jawab Ciel meletakkan tas laptop di atas meja.

"Apa ini? " Ruen menatap penasaran ke arah tas tersebut.

"Obat dan penawar racun" Ciel mendorong tas tersebut ke arah Ruen.

"Lalu bagaimana dengan rencana mu? " Ruen membuka tas tersebut ia terpana melihat isi nya yang sangat rapi.

Sebelum membuka mulutnya seorang pelayan datang membawakan pesanannya.

"Permisi ini pesanan anda" Setelah pelayan tersebut pergi Ciel memberikan secangkir kopi untuk Ruen.

"Terimakasih"

"Kita akan menjalankannya malam ini, aku sudah menyiapkan semuanya" Ciel mengeluarkan laptop dan sketsa rencana nya.

'Dia menyiapkan ini hanya dalam dua hari?!, keturunan Viktor memang hebat'

"Ambil ini" Ruen menerima flashdisk yang di berikan Ciel.

"Ini sketsa rencana yang akan kita bahas, di dalam flashdisk itu berisi rencana cadangan dan beberapa informasi penting yang harus kau ketahui sebelum kita memulai rencana ini" Ciel menjelaskan rencananya kepada Ruen dengan sangat detail.

"Kita akan bertemu di sana jam sebelas nanti" Ruen mengangguk mengerti.

"Kenapa kau harus ikut? Apa kau tak percaya pada ku? " Tanya Ruen setelah mendengar rencana Ciel yang menurutnya sangatlah efektif.

"Rencana ku masih cacat, masih banyak informasi yang belum ku dapatkan" Ruen di buat terperangah dengan jawaban Ciel.

Apa katanya? Cacat? Yang seperti ini cacat lalu rencana yang sempurna seperti apa?!

"Oke, lalu kenapa kau tidak membuat rencana yang lebih akurat" Ruen meletakkan cangkir kopi yang sudah kosong.

Ciel terdiam sejenak, ia meletakkan sendoknya lalu menatap Ruen yang menatapnya dengan bingung.

"Untuk membuat rencana yang lebih akurat membutuhkan waktu seminggu lebih, kau tau kan aku baru saja keluar dari rumah sakit karena ulah mereka"

"Apa kau ingin balas dendam? "

"Benar, dan hari ini adalah hari yang tepat karena mereka sudah berani menganggu kehidupan ku yang damai, tak peduli jika aku harus mati untuk ini yang penting mereka sudah tau akibat dari menganggu singa yang sedang tidur" Ruen bergidik ngeri mendengar ucapan Ciel, beruntungnya dia bukan musuh dari anak di depannya ini.

"Baiklah aku mengerti, aku akan menunggu mu di sana nanti" Ruen mengambil tas laptop yang di berikan Ciel tadi.

"Aku akan pulang, sebentar lagi makan malam aku tak ingin membuat mereka curiga" Ciel membayar pesanannya setelah di berikan bil oleh pelayan.

"Kau tidak memberi tau rencanamu pada kakek? "

"Tidak karena ini keinginan ku aku tak ingin mereka ikut campur"

"Haa.. Baiklah hati hati" Ciel mengangguk lalu pergi dari sana.

"Haa..dia masih sama tak ada yang berubah dari sikapnya itu" Gumam Ruen setelah Ciel menghilang di balik pintu.

"Lebih baik aku pulang dan melihat isi dari flashdisk ini"

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

Tetap semangat walaupun udah gak ada yang ngasih semangat🥀

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!




KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now