3✔️

22.4K 2K 9
                                    

2 minggu kemudian.

Hari ini Ciel akan pulang menuju rumahnya, keluarganya sudah terbiasa dengan sifat Ciel yang pendiam dan acuh.

Ciel duduk di ranjangnya menunggu Sendy selesai mengemasi barangnya, tubuhnya sudah membaik hanya perlu banyak istirahat.

"Ayo, nanti barangnya akan di bawa bodyguard" Ucap Sendy lalu berjalan keluar bersama Ciel.

Di parkiran mereka sudah di tunggu oleh supir, Ciel masuk terlebih dahulu di susul oleh Sendy, setelah Sendy masuk mobil langsung melaju meninggalkan parkiran rumah sakit.

Di perjalanan pulang Ciel hanya diam menatap jalanan kota yang cukup ramai oleh kendaraan dan anak sekolah.

Sendy menatap putranya dengan sendu ia sangat senang putranya sadar dari koma namun ia juga sedih karena putranya menjadi lebih pendiam dari biasanya.

Ciel melamun menatap pergelangan tangannya yang kurus biasanya ia akan melihat sebuah angka di pergelangan tangannya namun sekarang tidak ada.

Angka yang berada di pergelangan tangannya adalah sisa ia terlahir kembali mungkin ini yang terakhir kalinya, Ciel merasa senang karena ia tak akan merasakan penderitaan lagi.

Tak berapa lama mobil sampai di sebuah mansion yang megah Ciel melihat pekarangan rumah yang asri karena pepohonan.

"Ciel ayo turun" Ciel tersadar dan mengangguk.

Ia kemudian melangkah keluar dan mengikuti Sendy masuk ke dalam mansion megah tersebut, di dalam mereka di sambut oleh beberapa maid dan bodyguard.

"Kamarmu ada di atas pintu bercat putih" Ucap Sendy menatap Ciel lembut.

"Ya" Jawab Ciel singkat.

"Istirahatlah" Ucap Sendy lembut, di balas anggukan oleh Ciel.

Ciel naik ke atas menuju kamarnya tak lama ia menemukan pintu bercat putih. Ciel membuka pintu kamarnya dan menutupnya.

"Haah.. " Helaan nafas keluar dari bibirnya, Ciel berjalan menuju kasurnya.

'Lelahnya, perjalan tadi cukup jauh." Batinnya menatap sekeliling.

Ia terpaku karena ada begitu banyak buku dan beberapa komputer sangat menakjubkan, bisa di katakan ia adalah seorang kutu buku ia akan membaca buku jika ada waktu senggang di temani kudapan dan susu dengan pemandangan sore hari di balkon kamar.

Ciel sangat suka membaca buku apa lagi jika buku sejarah dan novel fantasi, ia membaca novel fantasi atas rekomendasi dari temannya dulu dan sampai sekarang ia menyukai cerita yang berbau fantasi, ia pernah berharap untuk masuk dunia fantasi namun setelah ia mati malah menjadi gembel. miris :].

Ciel berjalan mendekati rak buku, buku di sana tersusun rapi dengan genre yang sesuai dan juga beberapa buku pelajaran, seperti fisika, bahasa, sejarah, kimia dll.

'Kebanyakan novel fantasi, adventure, dan horor' batinnya melihat rak buku bagian novel.

Jika di lihat lihat lagi kamar ini juga seperti ruang baca cerita fantasi dengan banyak buku, yang membedakan hanya ranjang,komputer,dan ruang Walk in clothes.

Ciel megambil sebuah novel bergenre Adventure ia membawa buku tersebut ke kasur dan mulai membaca nya dengan tenang.

'Ayo bunuh mereka' batinnya kesenangan.

Dua jam kemudian..

'Eh?! Mana lanjutannya?! Oh volume yg keduanya!' Ciel bangkit meletakkan buku tadi dan mengambil lanjutan novel yang ia baca.

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Di ruang tamu kediaman viktor terlihat ramai oleh suara remaja yang bercanda di sana di temani cemilan dan siaran televisi.

"Ethan, kamu udah pulang? " Tanya Sendy yang baru pulang dari butik.

"Udah ma" Jawab Ethan.

"Hallo tante, pulang dari butik ya tan? " Sapa salah seorang yang sedang memakan cemilan.

"Iya nih, jangan berisik ya tante ke dalam dulu" Ucap Sendy tersenyum dan meninggalkan mereka.

"Tante tenang aja" Balas pemuda tersebut.

"Ren lu gak mau bagi apa sama gua? " Tanya pemuda yang ia panggil 'Ren'.

"Noh, masih ada" Ucap nya, Rendi Zaikar.

"Pelit lo" Ucap pemuda di sampingnya, Dean Putra Wijaya.

Tak lama setelah itu datanglah Sendy dengan penampilan yang rapi.

"Mau kemana tan? " Tanya Rendi.

"Ke kantor papanya Ethan" Jawab Sendy ramah.

"Oh.., hati hati tan" Ucap Dean.

"Hati-hati" Ucap seorang bernama Gerald Renando Dirgantara.

"Iya, kalian baik baik di sini ya" jawab Sendy lalu pergi.

"Iya tan" Balas Bara Difan Zektar yang duduk di samping Gerald.

"Hay lihat" Ucap Dean menunjuk televisi yang menayangkan berita kecelakaan yang berada di dekat sekolah mereka.

Mereka mengalihkan perhatian mereka menuju televisi.

"Itu di dekat sekolah kita kan? " Tanya Rendi.

"Iya" Balas Bara.

"Heran deh akhir akhir ini banyak perampokan dan kecelakaan" Ucap Rendi memakan cemilan nya.

"Bentar lagi targetnya pasti lu deh" Ucap Dean yang membuat Rendi kesal.

Hingga terjadilah pertikaian kecil antara mereka, ketiganya hanya melihat pertengkaran di depan mereka, itu sudah biasa bagi mereka.

Tak terasa hari sudah sore mereka akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing, Ethan langsung menuju ke atas menuju kamarnya.

Namun di tengah jalan ia berhenti di depan pintu berwarna putih, ia mengintip namun tak melihat sang kakak ia langsung masuk tanpa permisi, ia sudah di beritahu kalau kakaknya sudah pulang pagi tadi.

Ciel sedang di kamar mandi mencuci tangan, kemudian menatap wajahnya di cermin wastafel.

Mata sayu berwarna abu abu dengan bulu mata yang panjang di tambah rambut hitam yang mengkilap, ia suka dengan warna matanya, meski matanya tak menunjukkan cahaya hanya tatapan kosong.

"Kak" Panggil Ethan dari luar.

Ciel menoleh ia langsung keluar dari kamar mandi dan mendapati Ethan yang berdiri tak jauh dari depan pintu kamar mandi.

"Hm?" Ciel menatap Ethan bingung.

"Kakak udah makan?" Tanya Ethan dengan gugup melihat bola mata kakaknya.

Ciel tampak berpikir setelah itu ia menggeleng sebagai jawaban, ia memang belum makan dari pagi, begitu sampai di rumah ia langsung membaca buku hingga tertidur di antara rak buku.

"Kakak mau makan apa? , biar aku ambilin" Tanya Ethan.

"Nasi goreng sama puding" Jawab Ciel.

"Ah, baiklah minumnya susu kan? Aku ambil dulu" Ethan langsung pergi begitu mendapat anggukan dari Ciel.

"Lanjut baca aja" Gumam Ciel mengambil buku secara acak lalu membacanya di sofa.

»»----><----««»»----><----««

Yahho~

Terimakasih sudah mau mampir....

See you

(*'︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang