6✔️

16.5K 1.7K 22
                                    

Tok! Tok!

Ketukan pintu tersebut membuatnya
Tersadar dari lamuannya, ia dengan segera menutup buku yang ada di depannya dan beranjak membukakan pintu.

Ceklek

"Kak, di panggil sama papa" Ucap Ethan, ia sudah mulai terbiasa dengan tatapan kakaknya.

"Un" Balas Ciel mengangguk.

Ciel sudah tiga hari di rumah, selama itu ia hanya menghabiskan waktu di dalam kamar, ia hanya keluar jika ada hal yang penting dan ketika sarapan, makan malam? Dia akan makan di dalam kamar.

Ciel berjalan di belakang Ethan yang lebih pendek darinya, tinggi Ethan mungkin sekitar matanya tinggi mereka hanya berbeda beberapa senti saja.

"Ini ruang papa, aku pe-" Ucapan Ethan terhenti karena hampir saja menabrak sang kakak.

Ciel juga terkejut karena Ethan berhenti tiba tiba, ia mundur selangkah memisahkan jarak mereka.

"Ah, a-aku pergi dulu" Ethan langsung tersadar ia langsung pergi begitu saja.

Ciel hanya menatap bingung namun tak lama setelahnya ia berpikir mungkin adiknya terkejut karena hampir menabraknya.

Ciel mengetuk pintu lalu masuk dan melihat Deral yang terlihat sibuk dengan dokumen yang ada di mejanya.

"Duduklah" Ucap Deral menandatangi berkas yang ada di tangannya.

Ciel duduk di sofa, Deral menyusul dan duduk di hadapan Ciel, Ciel hanya diam dengan wajah datarnya menunggu apa yang akan di ucapkan Deral.

"Besok kamu akan bersekolah lagi, kamu akan satu sekolah dengan adikmu" Ucap Deral to the point.

"..."

"Seragam mu akan di antar oleh pelayan pribadimu" Lanjut Deral.

"Pelayan... Pribadi? " Ucap Ciel bingung, dia tidak ingat punya pelayan pribadi.

"Ah, dia tidak bisa datang selama kamu koma karena ada urusan" Ucap Deral teringat jika anaknya amnesia.

Ciel mengangguk mengerti meski ia sedikit bingung, ia hanya mengangguk supaya lebih cepat selesai.

"Nanti sore dia akan datang" Ucap Deral.

Ciel beranjak dari duduknya lalu berpamitan kepada Deral dan keluar dari ruang kerja Deral menuju dapur ia ingin makan buah.

Di tangga ia mendengar ada suara beberapa orang di ruang tamu, membuatnya berhenti.

'Mereka sangat berisik, apa aku minta pelayan saja untuk mengambilkan buah' batin Ciel masih setia berdiri dengan kepala tertunduk.

'Baiklah' Ciel naik ke atas kembali menuju kamarnya.

Sampai di kamar Ciel mengambil ponselnya menelfon seorang pelayan.

Di ruang tamu.

"Jadi gak nanti?" Tanya Dean.

"Hum" Balas Ethan yang sedang fokus menonton TV.

Rendi dan Dean asik bercerita hingga tak sengaja Rendi menumpahkan minumannya membuat baju yang ia kenakan basah.

"anj- tangan gak bisa di ajak kerja sama" Gumam Rendi kesal.

"Pftt- ahahaha" Dean tertawa melihat pakaian Rendi yang basah.

Rendi yang tak Terima langsung menumpahkan air yang tersisa di gelasnya kepada Dean.

"Hahaha, sekarang kita imbas" Ucap Rendi tertawa bahagia, melihat reaksi Dean.

"Anj-" Umpat Dean menatap Rendi kesal.

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Kde žijí příběhy. Začni objevovat