25

7.4K 842 20
                                    

Ethan duduk di kursinya dengan lesu membuat temannya terheran heran, bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu tapi tak ada pergerakan sedikitpun dari Ethan ia masih fokus dengan ponselnya.

"Than" Panggil Rendi menepuk pundaknya, membuat sang empu menoleh.

"Lo ikut gak? Kita mau ke kantin nih" Ucap Dean di samping Rendi.

"Gak, gue nitip roti sama jus aja" Jawab Ethan, ia kembali fokus dengan ponselnya.

"Kak Ciel udah baikan? " Tanya Bara membuatnya kembali menoleh, namun wajahnya terlihat menahan amarah.

"Kemarin baik baik aja, tapi tadi pagi kata dokter kak Ciel keracunan" Jelas Ethan, wajahnya terlihat kesal dengan tatapan yg menusuk.

"Ck, tu orang gue sumpahin masuk kolong buaya nanti" Decak Rendi tak terima.

Gerald hanya memperhatikan saja, ia juga kesal begitu tau bahwa Ciel keracunan tadi, semoga saja Ciel baik baik saja nanti.

"Udah sana ke kantin, pesanan gue jangan lupa" Ucap Ethan mengusir Rendi yg masih saja memaki maki tak terima.

"Iye iye" Rendi pergi di susul oleh yg lain.

Ethan kembali meretas CCTV rumah sakit tempat kakaknya di rawat tadi, dapat ia lihat di sana ada seorang perawat wanita yg masuk setelah berhasil mengelabui penjaga di depan.

'Dasar tidak becus' batin Ethan memaki bodyguard yg berjaga tadi.

Ethan memperbesar layar untuk bisa melihat wajah perawat tersebut lebih jelas, ia kemudian menghentikan video tersebut dan meneliti setiap inci wajahnya.

"Hm, aku akan meminta data perawat ini nanti" Gumam Ethan, ia mematikan ponselnya dan memilih untuk menatap keluar jendela.

Brak!

Pintu terbuka dengan tidak elitnya memperlihatkan si pelaku yg tak lain adalah Rendi dengan kantong plastik berwarna putih.

"Ni, pesanan lo" Rendi meletakkan kresek tadi di atas meja Ethan yg mengangguk.

"Ni" Ethan memberikan uang lembar berwarna hijau tersebut kepada Rendi yg di terima dengan senang hati.

"Wih, uang lebihnya buat gue kan? " Tanya Rendi di angguki oleh Ethan.

"Oke makasih, gue mau balik ke kantin dulu bye" Rendi keluar dari kelas dengan hati berbunga bunga.

Ethan mengambil kantong tadi lalu keluar dari kelas, ia akan makan di rooftop sambil menikmati udara segar, sudah lama ia tak ke sana semenjak ketahuan membolos oleh Ciel.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Di rumah sakit,keluarga Viktor terlihat gelisah karena Ciel mengalami kejang dan sekarang sedang di periksa oleh Heros.

Heros keluar,membuat Sendy yg sedari tadi gelisah langsung menghujaninya dengan pertanyaan.

"Bagaimana keadaan Ciel? Dia baik baik saja kan? Tidak ada hal buruk kan? " Rosa mendekati Sendy yg terlihat gelisah tersebut.

"Tenanglah, biarkan Heros menjelaskannya" Ujar Rosa di angguki oleh Sendy.

"Racun di dalam tubuhnya mulai menyebar, aku tidak tau jenis racun yg berada di tubuhnya, aku sudah memberikan obat yg hanya bisa menahan penyebaran selama 8 jam. Selama itu aku akan berusaha meneliti racun yg berada di dalam tubuh tuan muda, dan membuat penawarnya" Jelas Heros panjang lebar.

Mendengar penjelasan dari Heros mereka yg ada di sana terdiam.

"Aku akan membantu mu meneliti racun itu" Ucap Defron yg bekerja sebagai ilmuan di Amerika.

"Baiklah"

"Apa dia belum sadar? " Tanya Vira membuat Heros menoleh.

"Belum nyonya" Jawab Heros mendapat anggukan dari mereka.

"Kalau begitu saya permisi" Heros pergi di ikuti oleh Defron menuju ruang penelitian.

Di tempat lain, Vano bersama sahabatnya, Haru sedang di kafe mereka terlihat sibuk dengan laptop masing masing.

"Van, udah benar belum" Haru memutar laptopnya menghadap Vano yg duduk di depannya.

"Ni, bahasa Latin nya salah" Tunjuk Vano, Haru mengangguk mengerti.

"Yg ini kebalik, ini salah juga" Vano menunjukkan beberapa kesalahan Haru.

Haru mengangguk mengerti ia menuju kembali ke tempat duduknya.

Ting!

Sebuah notifikasi mengalihkan atensi Vano, ia mengambil ponselnya dan membuka notifikasi tadi.

Setelah membaca notifikasi tadi, wajah Vano yg tadinya datar berubah menjadi dingin dan marah, Haru yg tak sengaja melihat hal tersebut menjadi penasaran.

"Kenapa? Ada masalah? " Tanya Haru membuat Vano menoleh.

"Iya, bilang sama dosen gue izin ada urusan" Ucap Vano mulai membereskan barang barangnya.

"Oke, eh! Bayarin makanan gue ya.kalau gak gue-" Ucap Haru sebelum Vano beranjak dari duduknya.

"Ck, yaya" Potong Vano dan beranjak dari sana menuju kasir.

Haru melambai pada Vano yg akan masuk ke dalam mobil, Vano yg melihat hal tersebut hanya acuh ia kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.

....

Sore harinya jam menunjukkan pukul 15.00, terlihat kelopak mata yg sejak tadi tertutup mulai bergerak memperlihatkan manik matanya yg kosong.

'Ugh, perawat sialan itu' Ciel terbatuk beberapa kali membuat Vano yg berada di sana mendekat dan memberinya segelas air.

'Kenapa aku menggunakan ini' batin Ciel memegang nasal canula (benar gak sih?) di wajahnya.

"Minumlah" Ciel ingin memegang gelas tersebut di bantu oleh Vano.

"Sudah membaik? " Tanya Vano meletakkan gelas tadi di nakas, Ciel mengangguk singkat.

"Lapar" Gumam Ciel lirih yg masih di dengar oleh Vano.

"Ah, tunggu sebentar" Vano mengambil bubur yg belum lama di antar oleh bodyguard.

"Biar abang suapin" Ciel mengangguk lemah, tangannya terasa mati rasa di tambah lagi ia juga malas untuk bergerak.

Vano menyuapi Ciel dengan taletan, Ciel menatap sekeliling hanya ada mereka berdua di sana, tatapannya jatuh pada paper bag yg bawakan oleh Ethan kemarin.

Ciel mengambil paper bag tersebut dan mengambil buku beserta kaca mata, Vano hanya diam ia masih menyuapkan bubur kepada Ciel.

"Udah" Ucap Ciel menjauhkan sendok berisi bubur itu dari mulutnya.

"Baiklah, minum obat dulu" Vano menyimpan bubur tadi, ia beralih mengambil obat yg di berikan oleh Heros dua jam lalu.

"Uh.. Oke" Ciel mengambil pil di tangan Vano, ia memasukan pil tersebut ke dalam mulut lalu segera meminum air yg di berikan Vano.

"Nih" Vano menerima gelas tadi, ia kemudian beranjak mengambil laptopnya yg ia tinggalkan di sofa dan kembali duduk di samping Ciel.

Ciel hanya diam ia memilih membaca buku yg di berikan Ethan dengan tenang dan Vano yg mengerjakan tugas kuliahnya di laptop, suasana terlihat tenang dan hampa hingga..

Brak!

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now