13✔️

12.9K 1.3K 7
                                    

Matahari pagi bersinar dengan cerah, di ikuti dengan suara kicauan burung dan beberapa kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya, menuju tujuan mereka masing masing untuk memulai aktivitas.

Seorang remaja yang tertidur di kamar dengan nuansa dark blue terlihat tidak nyaman di dalam tidurnya, hingga matanya terbuka dengan nafas yang tak beraturan.

Keringat dingin bercucuran di wajahnya, ia mencoba merubah posisinya hingga sesuatu jatuh dari kepalanya.

Sebuah handuk kecil yang lembab dan dingin, ia kemudian meletakkan handuk tersebut di nakas samping ranjangnya.

"Ugh.." Lenguhan keluar dari mulutnya.

Ciel, remaja yang baru bangun tersebut menatap sekelilingnya, ia kemudian mencoba turun dari ranjangnya dengan keadaan lemas.

Ciel menuju kamar mandi, ingin mencuci wajahnya meski badannya tidak singkron dengan pikirannya yang ingin berbaring di atas kasur.

"Haah.. Haah.." Deru nafas nya, begitu sampai di depan wastafel.

Bruk!

Ciel terduduk karena tidak bisa menahan berat badannya, setelah di rasa tenaganya terkumpul Ciel kembali berdiri dan mencuci wajah serta menggosok gigi lalu keluar, karena kakinya tidak bisa menahan berat badannya terlalu lama.

Ciel duduk bersandar di kepala ranjang, ia menatap langit langit kamar dan terdiam melamun.

Ceklek

Pintu kamar terbuka masuklah Vano dan Ethan yang membawa nampan berisi sarapan dan juga obat untuk Ciel.

"Ku kira kau belum bangun" Ucap Vano begitu melihat adiknya sedang menatap langit langit kamar dengan mata kosong.

"Ciel? " Panggil Vano namun tak ada jawaban.

Puk!

"Uh, ah" Gumamnya terkejut karena tepukan di bahunya.

"Nih, sarapan kakak" Ethan memberikan semangkuk bubur kepada Ciel yang hanya diam menatap bubur itu dengan tidak minat.

"Aku suapin ya" Ethan mulai menyuapi Ciel, yang di Terima dengan ogah ogahan olehnya.

'Buburnya hambar' batin Ciel menelan bubur di mulutnya, matanya kemudian melirik nampan yang berisi buah dan sebuah obat.

"Udah" Ciel memalingkan wajahnya menolak suapan bubur yanh akan di berikan Ethan.

Vano hanya diam, membaca novel milik sang adik dengan tangan yang bermain dengan rambut Ciel.

"Sesuap lagi, kakak baru makan lima suap loh" Bujuk Ethan.

Tapi Ciel tetap menolaknya ia ingin jeruk yanb berada di atas nampan. Menurutnya jeruk itu lebih menggoda dari pada bubur di tangan Ethan.

Ethan akhirnya pasrah, ia kemudian memberikan segelas air dan pil obat kepada Ciel, Ciel meminum pil obat yang di berikan oleh Ethan.

Ethan kemudian memberikan sepiring jeruk yang sedari tadi di tatap oleh anak itu, ia juga memberikan segelas air lalu membereskan nampan tadi.

"Setelah ini istirahat, kamu masih sakit, nanti akan di izin kan oleh Ethan" Ucap Vano mengelus rambut Ciel.

"Hm" Gumam Ciel,ia malas untuk berbicara dan lebih memilih memakan buah jeruk yang belum habis.

"Kalau begitu kami pergi dulu, cepat sembuh kak" Ucap Ethan dengan nampan yang masih berisi bubur Ciel.

"Ya" Jawab cie mengangguk, lalu keduanya pergi meninggalkan Ciel sendiri.

Ciel diam untuk beberapa saat, tak lama kemudian ia membuka laci nakas lalu mengambil kaca mata dan buku yang belum selesai ia baca kemarin.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Siang hari, Henry datang ke kamar Ciel memastikan keadaan tuan mudanya, ia juga membawakan roti dan buah untuk makan siang dan satu set peralatan untuk membuat teh.

Tuan mudanya ini tidak akan memakan nasi di siang hari dan hanya memakan roti dan buah lalu secangkir teh untuk mengisi perutnya.

Henry masuk ke dalam kamar Ciel begitu mendapat izin dari pemiliknya, ia kemudian meletakkan nampan tadi di nakas lalu dengan tidak bersalah mengambil buku yang di baca oleh Ciel.

"Tuan muda, anda sedang sakit tidak baik membaca buku, kepala anda bisa sakit" Ucap Henry menjauhkan buku yang ada di tangannya begitu Ciel ingin merebutnya.

"Kembalikan" Ucap Ciel tidak terima.

"Haaa.., lebih baik anda makan terlebih dahulu setelah itu tidur , wajah anda sangat pucat" Nasihat Henry.

Ciel diam ia kemudian melirik jam  dinding yang menunjukkan pukul 13.09 siang artinya sebentar lagi Ethan dan sendy akan pulang ke rumah, lebih baik ia menuruti perkataan Henry dari pada nanti ia di paksa oleh dua orang itu.

Ciel kemudian memakan roti yang ada di nakas dengan tidak minat lalu memakan buah apel hingga habis, ia meminum teh yang di berikan oleh Henry dengan kesal.

Henry keluar dari kamar Ciel setelah di usir oleh pemilik kamar yang terlihat kesal karena buku yang ia baca tadi telah ia letakkan di rak buku.

Ciel diam ia kemudian mengambil ponselnya dan bermain game untuk menghilangkan rasa bosan , satu jam setelah bermain ia memilih untuk tidur karena merasa mengantuk.

Di ruang tamu mansion Viktor terlihat cukup ramai oleh suara teman teman Ethan, sedangkan Ethan ia terlihat tidak senang karena temannya yang mengatakan ingin membuat tugas di rumahnya.

Niatnya, tadi ingin menemani kakaknya yang sakit, tapi ia harus mengurus teman nya yang mengerjakan tugas kelompok di rumahnya.

"Jangan berisik" Ucap Ethan dingin membuat Rendi dan Dean yang tadinya bertengkar terdiam.

"Gue ke atas, jangan berisik" Lanjut Ethan, dan meninggalkan mereka.

"Dia kenapa? Dari tadi moodnya jelek" Celetuk Dean yang sedari tadi memperhatikan tingkah Ethan ketika sampai di kelas hingga sekarang.

"Gak tau, mending kita diam dari pada kena amuk" Sahut Rendi memakan chiki.

Bara dan Gerald sedang menyiapkan keperluan untuk belajar kelompok nanti, mereka tidak mempedulikan Dean dan Rendi yang akan menjadi beban kelompok.

"Dari pada kalian gak ada kerjaan, beliin lem sama kertas warna sana" Ucap Bara memberikan selembar uang merah.

""Oke"" Ucap keduanya, menerima uang tersebut dan pergi.

"Rald lo kerjain yang ini" Ucap Bara memberikan selembar kertas.

"Hm" Gerald menerima kertas tersebut dan mulai mengerjakannya.

Tak lama datanglah Ethan dengan baju santai mendekati keduanya yang sedang mengerjakan tugas mereka masing masing.

"Kemana mereka? " Tanya Ethan duduk di sebelah Bara, dan mengambil bagiannya.

"Pergi beli bahan" Jawab Bara.

"Gue cuma buat gambar sama rumuskan? " Tanya Ethan sebelum memulai pekerjaannya.

"Iya, ni contohnya" Jawab Bara memberikan contoh yang akan di gambar Ethan.

"Oke"

Sebenarnya mereka bisa saja mengcopy gambar tersebut hanya saja bu Eni tidak akan menerima nya, karena mereka tidak ingin nilai mereka jelek ya harus di gambar sendiri.

Rendi dan Dean kembali lalu mereka melanjutkan pekerjaan kelompok tersebut dengan tenang sampai selesai.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now