36

3.8K 448 10
                                    

Di sebuah ruangan terlihat seorang pemuda yang duduk di kursinya sambil meminum wine yang di siapkan oleh bawahannya.

"Haa, aku harus mendapatkan mu Serena" Ucapnya memandang foto yang berada di mejanya.

"Aku tak suka melihatmu berinteraksi dengan pria lain, jadi aku membunuhnya untuk mu" Dia melirik mayat seorang pria yang sudah tak berbentuk.

Dia Kendrick pemuda itu sudah tergila gila oleh Serena kakak sepupu Ciel, bisa di katakan ia sudah terobsesi dengan Serena.

Ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan hati Serena namun bukannya mendapat perlakuan bagus dari Serena ia malah di benci karena selalu mengganggu nya.

Bukannya berhenti ia malah semakin gencar mencari informasi tentang Serena, ia bahkan pernah menculik Ferla agar Serena meliriknya. Ia memang di lirik namun hal itu malah membuat hubungan mereka semakin jauh seperti langit dan bumi.

"Haa, apa yang harus ku lakukan agar kau membalas cintaku" Ia mengelus foto Serena yang sedang bermain di taman bersama Ferla yang wajahnya sudah di coret.

Tok tok

Pintu ruangannya di ketuk dengan tidak elitnya, ia berdecak kesal karena menganggu kegiatannya.

"Ada apa? " Tanyanya menatap Gilang dengan sengit.

"Tuan markas di serang" Ucap Gilang tangan kanan Kendrick.

"Apa?! Perketat penjagaan! Lalu cari tau siapa yang menyerang kita" Ucap Kendrick berdiri dari duduknya dengan emosi.

"Baik"

Setelah Gilang keluar Kendrick kembali duduk dan meminum wine tadi hingga habis, ia meletakkan gelas dengan kasar.

"Sayang menurutmu siapa yang menyerang markas ku? " Ia sudah seperti orang bodoh berbicara pada benda mati.

Di sisi lain Ruen harus bersembunyi ia di buat bingung melihat penjaga yang lebih banyak dari tadi, sepertinya pergerakan mereka sudah terbaca.

"Ruen menyamarlah aku yang akan bergerak"

"Pergantian rencana? Kamu yakin aku hampir sampai di ruangan Kendrick" Bisik Ruen, setelah Ciel menjawab sambungan terputus.

"Aku tak menyangka mereka bisa menyadarinya dengan cepat" Ruen memakai kaca mata hitam yang ia ambil dari penjaga yang ada bersamanya.

"Untuk itu aku pinjam ini ya" Ruen mengambil kartu nama penjaga tadi dan keluar begitu sudah sepi.

Di sisi Ciel ia sudah menyiapkan semua senjata dan beberapa obat, ia turun ke bawah dan memeriksa penampilannya.

"Seharusnya dia sudah datang" Tak lama setelahnya Ciel melihat mobil sedan hitam dari kejauhan.

"Mari beraksi" Ciel berlari mendekati mobil tersebut, ia melayangkan jarum dan tempat mengenai ban mobil.

"Apa ada masalah? " Tanya seorang pria kepada supirnya yang terlihat bingung.

"Saya akan memeriksa keluar, anda Tunggu lah di sini tuan" Ucap supir tersebut turun dari mobil.

Ciel tersenyum melihat supir tersebut turun, ia mendekat dan membungkam mulut supir dengan kain yang sudah ia beri bius.

Ciel menyeret supir itu menuju semak semak, ia mengganti pakaian nya dengan supir tadi ia juga sudah menyiapkan topeng untuk penyamarannya.

"Ton? Kenapa kau lama sekali? " Tanya pria itu melihat supirnya sudah kembali.

"Maaf membuat Anda menunggu tuan, saya sudah memperbaiki ban mobilnya" Pria yang sekiranya berumur 27 tahun itu mengangguk.

"Baiklah ayo berangkat kita hampir terlambat"

"Baik"

Ciel mengendarai mobil dengan pelan, mobil berhenti membuat pria itu menatap kedepan namun ia tak mendapati supirnya.

"Maaf tuan" Ia menoleh namun tidak dapat melihat wajah orang tersebut karena kegelapan sudah lebih dulu mengambil alih tubuhnya.

"Maaf karena kau terlibat Tuan Foren" Ciel mengikat tubuh pria yang bernama Foren tersebut ia juga menutup mulut nya dengan lakban.

"Aku akan meminjam identitas mu" Ciel memasang topeng wajah nya, lalu menyembunyikan tubuh Foren di begasi mobil.

Ciel mengendarai mobil begitu sampai di depan markas Kendrick ia langsung di tahan oleh dua penjaga yang berada di gerbang.

"Aku ada urusan dengan Kendrick" Setelah itu dua penjaga memberikan jalan untuknya.

Ciel keluar dari mobil dan di sambut oleh Gilang tangan kanan Kendrick.

"Selamat datang tuan, saya akan mengantar anda ke ruang tunggu" Ciel mengangguk dan mengikuti Gilang menuju ruang tunggu.

Begitu sampai di ruang tunggu ia melihat Ruen yang menyamar sedang menjaga pintu ruangan, sepertinya itu kebetulan yang tidak di rencanakan.

Mereka saling melirik Ciel memberikan kode dengan tangannya sebelum masuk ke dalam ruangan, Ruen yang melihatnya mengangguk singkat lalu menutup pintu.

"Saya akan memangil tuan Kendrick, silahkan menikmati hidangan yang sudah kami siapkan" Ciel mengangguk singkat, setelahnya Gilang keluar untuk memanggil Kendrick.

"Ruen jangan masuk apapun yang terjadi nanti" Peringat Ciel kembali.

"Baiklah, tapi aku akan masuk jika situasinya darurat"

"Terserah yang jelas kau tidak boleh masuk"

"Baiklah, hati hati"

Setelah perbincangan singkat tadi Ciel mulai melihat ruangan yang ia tempati, ia meminum teh yang di siapkan oleh pelayan setelah memastikan tidak ada racun.

Ya dia berdua dengan seorang pelayan, itu membuatnya tidak nyaman ia melamun memikirkan rencana yang akan ia lakukan.

Tak lama setelahnya pintu terbuka masuklah Kendrick, ia memerintahkan pelayan tersebut untuk keluar lalu duduk du depan Ciel.

"Sudah lama sekali kau tidak datang" Ucap Kendrick, Ciel hanya diam tak menanggapi.

"Jadi ada apa kau datang ke sini? " Tanya Kendrick.

"Aku sudah bosan melihatmu yang seperti orang gila, jadi lebih baik kau menerima tawaran kakek"

"Aku tidak akan menerima nya, kau tau itu kan kak" Kendrick menatap tajam ke arahnya.

"Tak ada pilihan lain" Ciel bangkit dari duduknya lalu tanpa aba aba sebuah pisau melayang ke arah Kendrick.

"Kau ingin membunuh adikmu? " Kendrick menatap Ciel dengan sinis.

"Tidak, aku hanya mencoba membuat mu patuh"

"Aku bukan binatang kau tau" Kendrick melayangkan pisau buah yang di tangkap oleh Ciel.

Kendrick berdiri dan melayangkan pukulan yang di tangkis oleh Ciel.

"Jangan keras kepala, dia tidak akan menerima mu" Ciel menangkis setiap pukulan yang di layangkan Kendrick.

"Aku pasti membuatnya menjadi milikku"

"Dia sudah bertunangan" Perkataan itu membuat Kendrick terdiam, Ciel memanfaatkan hal tersebut untuk memukul Kendrick.

Kendrick mundur beberapa langkah, ia menyeka darah yang keluar dari hidungnya lalu menatap Ciel dengan sengit.

"Jangan berbicara omong kosong sialan! " Teriak nya dengan emosi.

"Aa, maaf tapi itu kenyataan, dia bertunangan malam ini"

"Apa? Kau bukan kak Foren?! "

"Ahaha, kau baru menyadarinya? " Ciel membuka topengnya sehingga memperlihatkan wajahnya.

"!!! "

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!


KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now