15✔️

11.1K 1.3K 10
                                    

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit lalu, Ciel membereskan bukunya ke dalam tas setelah nya ia keluar dari kelas.

'Ah, aku harus menjemputnya' batin Ciel, ia menuruni tangga dengan langkah pelan, ia sungguh malas terlebih karena Henry tidak bisa menjemputnya ia harus pulang dengan Ethan.

Ciel menuju UKS menjemput Ethan yang tertidur setelah menangis di pelukannya tadi, karena ia tertidur ia harus mengizinkannya kepada guru. Namun ia tak perlu repot repot karena hanya perlu menitipkannya kepada Gerald melalui chat di handphone Ethan.

Cekelek

Pintu UKS terbuka Ciel masuk ia melihat Ethan yang duduk di atas brankar sedang melamun,entah apa yang ia pikirkan.

Ciel mengambil handphone milik Ethan yang berada di samping brankar, ia mengirim pesan  kepada Gerald untuk membawakan tas Ethan ke parkiran.

"Ayo" Ucap Ciel membuyarkan lamunan Ethan.

"Ah, aku ke kelas dul-" Ucapan Ethan terpotong oleh perkataan Ciel

"Tidak perlu, ayo" Ciel menarik tangan Ethan mengikutinya menuju parkiran sekolah.

'Dia suka sekali membuatku menguras tenaga' batin Ciel dengan raut datar, ia melangkah mendekati motor Ethan yang di sana terdapat Gerald dkk.

"Kak, Ethan kenapa? " Tanya Gerald begitu melihat Ciel bersama Ethan telah sampai di parkiran.

"Pusing" Jawab Ciel mendekati mereka.

Gerald memberikan tas Ethan kepada Ciel yang di Terima dengan baik oleh Ciel, Ciel mengucapkan terimakasih lalu pamit kepada mereka untuk pulang.

"Kami pergi dulu, ayo" Ciel memberikan tas Ethan setelah mengambil kunci motor.

"Hati hati" Ucap mereka bersamaan.

Ciel menaiki motor dan mulai mengenakan helm, setelah Ethan naik ia segera meninggalkan pekarangan sekolah dengan kecepatan sedang.

"Tumben banget si Ethan diam" Ucap Rendi menatap kepergian Ethan dan Ciel.

"Entar lu kena amuk Ethan, mending diam" Sahut Dean menaiki motornya.

"Kan dia udah pergi" Bantah Rendi menaiki motornya.

"Oh ya, Rick lo bisa cerita kejadian tadi gak? " Rendi menoleh ke arah Erick yanag sudah menaiki motornya.

"Gue gak mau kena amuk Ethan" Balas Erick mengenakan helmnya.

"Pilihan bagus Erick" Celetuk Dean mengacungkan jempolnya.

Erick hanya mengangguk, ia kemudian pergi meninggalkan mereka di susul oleh Gerald dan Bara, meninggalkan Rendi dan Dean di parkiran.

"Gue juga pergi, mending lo juga pulang nanti ketemu mbak kun loh, bye" Dean meninggalkan Rendi sendiri.

"Gue gak takut ya sialan" Teriak Rendi menggunakan helm, dan menyusul Dean.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Nih" Ciel memberikan kunci motor Ethan, lalu naik ke atas menuju kamarnya.

"Ya, ampun pipi kamu kenapa? " Tanya Sendy menyadarkan Ethan dari lamunannya.

"Ah, bukan apa apa" Jawab Ethan tersenyum kecil.

"Bang Vano udah pulang ma? " Tanya Ethan mengalihkan pembicaraan.

"Hari ini ia pulang lebih cepat, dia ada di kamar sekarang" Jawab Sendy.

"Kalau begitu aku ke atas dulu" Ethan pergi ke atas setelah berbincang kecil dengan Sendy.

Kembali ke Ciel yang sudah duduk enteng di atas sofa, ia menatap sekeliling kamarnya. sudah hampir sebulan ia ada di sini ia juga senang karena kehidupan santai yang ia impikan terwujud.

'Ah, di mana ken' Ciel bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju ruang ganti sebelum mencari kucingnya.

Ciel turun ke bawah setelah mengganti baju ia ingin bermain dengan kucingnya untuk menghilangkan rasa lelahnya, Ciel berjalan ke arah belakang rumah yang terdapat taman dan kolom ikan.

"Ken" Panggil Ciel melihat kucingnya sedang berguling guling di atas rumput.

"Meow~~" Ken mengeong melihat majikannya datang menghampirinya.

Ciel membawa ken ke gendongannya, ia duduk di gazebo ysng ada di sana sambil mengelus bulu lembut ken, selama ia demam ia tidak di bolehkan bermain dengan ken.

"Ayo ke kamar, di sini panas" Ciel masih asik mengelus bulu ken yang berada di gendongannya menuju kamarnya.

"Ciel" Vano menghampiri Ciel dengan makanan ken yang berada di tangannya.

"Kamu mau ke kamar? " Tanya Vano, ia mengelus ken yang sudah turun dari gendongan Ciel.

"Iya" Jawab Ciel ia ikut berjongkok, menunggu ken selesai makan.

"Pfftt, apa yg kalian lakukan? " Sendy merasa lucu melihat anaknya sedang memperhatikan ken yang sedang makan, di tambah lagi Ciel yang menatap ken dengan intens dan tatapan mata polosnya.

'Ah lucunya' batin Sendy mendekati mereka.

"Oh mama" Vano berbalik menatap Sendy, ia segera berdiri berbeda dengan Ciel yang menatap ken dengan mata berbinar.

"Oh.. "

"Jangan melihatnya seperti itu sayang, nanti dia takut loh" Ujar Sendy menghampiri mereka.

Cekrek!

Suara kamera membuat mereka menoleh, Ethan yang berada di tangga segera menyimpan ponselnya lalu tersenyum memperlihatkan giginya. Sendy segera menghampiri Ethan ia jadi kepo dengan hasil potret anak bungsunya.

"Coba sini mama lihat" Sendy menadahkan tangannya meminta ponsel Ethan tadi.

Ethan dengan pasrah memberikan ponselnya lalu menghampiri Ciel yang masih asik dengan ken, ia sesekali akan menjahili nya seperti mengambil tempat makan ken ketika kucing itu akan memakan makanannya.

Cekrek! Cekrek!

Suara kamera mengalihkan perhatian mereka ternyata Sendy sedang mengambil foto Ciel dengan handphone Ethan, Vano dan Ethan hanya melihat Sendy dengan biasa saja mereka akan minta hasilnya nanti hehe.

'Nice ma' batin keduanya.

"Oh sudah selesai" Gumam Ciel, ia memberikan minum setelahnya langsung mengajak ken menuju ke kamarnya meninggalkan mereka.

Setelah Ciel memasuki lift Vano dan Ethan segera mendekati Sendy mereka ingin melihat hasil potret ibu mereka.

"Wah! Mama nice skill" Ucap Ethan mengacungkan jempolnya.

"Fufu, lihat kakak mu sangat lucu, meski wajahnya datar tidak sama dengan papamu" Tutur Sendy.

"Jangan lupa kirim nanti" Ujar Vano di samping Ethan.

"Fufu, opa dan oma mu pasti iri" Mereka berjalan menuju ruang tengah sambil berbincang.

"Padahal kak Ciel lebih tua dari ku, lucunya" Ethan duduk di antara Sendy dan Vano.

"Mama akan posting ini nanti" Sendy mengambil handphone nya.

"Tapi ma Ciel kan belum di publik keberadaannya" Ucap Vano.

"Ah, mama lupa, hmmm... " Sendy meletakkan tangannya di bawah dagu.

"Huh? Padahal aku ingin pamer tadi" Gumam Sendy yang di dengar oleh keduanya.

'Ah, jangan lagi' batin keduanya.

"Ya sudahlah aku akan kirim ini ke ayah ibu saja" Sendy pergi meninggalkan Ethan dan Vano yang saling tatap.

"Sebentar lagi pasti akan ramai" Gumam keduanya.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf ya kalau gak bagus, typo juga maaf.

See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Where stories live. Discover now