21

9.1K 1K 23
                                    

Ciel sedang dalam kondisi setengah sadar, kondisinya sudah berlumuran darah dan ada beberapa luka gores di kaki dan tangannya, bodyguard yg sejak tadi menyiksanya mengambil sebuah belati.

'Sekarang' Ciel memotong tali di tangannya ia segera bangkit meski masih linglung.

Tap.. Tap..

"Hm? " Bodyguard tadi menoleh ke belakang dan mendapati Ciel yg berjalan dengan sempoyang.

Ia terkejut, Ciel tersenyum tidak lebih tepatnya menyeringai ia mengeratkan pegangan pada pisau di tangannya dan menusuk bodyguard itu tepat di jantung.

"Ahkkk! " Seru bodyguard itu.

"Diam!,kau akan menarik perhatian penjaga" Ciel menyumpal mulut bodyguard itu dengan cambuk di sampingnya.

Ciel menusuk di bagian yg sama beberapa kali, setelah di rasa tidak ada pergerakan ia menghentikan aksinya tadi lalu menggeledah pakaian bodyguard itu mencari senjata.

Di luar lebih tepatnya di tempat Kenan dan Ethan mereka sudah berada di dalam setelah Bara dan Andra keluar untuk menarik perhatian penjaga yg berada di depan.

"Kami sudah di dalam, bagaimana dengan CCTV-nya? " Gumam Ethan.

'CCTV-nya sudah di ambil alih' ucap Deral lewat earphone, mendengar itu keduanya mengangguk.

Mereka mulai masuk dengan mendengarkan instruksi dari Deral, di sisi Andra dan Bara mereka masih melawan penjaga di bantu oleh Dean dan Rendi.

"Bang, belakang" Ucap Rendi ke Andra, Andra mengambil pisau di sakunya dan menusuk bodyguard yg mencoba menyerang nya.

Bodyguard tadi jatuh, namun sebelum itu ia berhasil melukai tangan Andra meski tidak terlalu dalam namun itu tetap saja luka.

"Fokus" Ucap Andra ketika melihat tatapan khawatir dari ketiganya.

"Baik" Jawab mereka kembali fokus.

Sedangkan di tempat Deral dan yg lain, mereka spaceless melihat Kenan dan Ethan yg masih tidak akur dan saling mendiami, mereka hanya berbicara ketika di perlukan saja.

"Apa sifatnya memang begitu? " Tanya Erick pelan.

"Mereka memang begitu" Sahut Defron di sampingnya.

"Dia sangat berbeda dari biasanya, kan? " Ucap Erick melirik Gerald.

"Ya, sedikit" Jawab Gerald.

"Di depan" Ucap Deral mengalihkan perhatian mereka.

Ethan dan Kenan bersembunyi dan mengambil senjata mereka 'jumlah? ' tanya Kenan menyiapkan peluru di tangannya.

"Dua" Jawab John.

Di sisi lain lebih tepatnya di ruangan Frederick ia mendapat kabar bahwa ada yg menyerang tempat tersebut, dari bawahannya.

"Hoh.., mereka sudah bergerak ya" Gumamnya.

"Perketat penjagaan di dalam" Perintahnya pada bawahannya.

"Baik" Ucapnya dan pergi meninggalkan Frederick sendiri di ruangannya.

"Aku akan menyambut kalian dengan baik" Ucapnya menyeringai, di depan lemari dengan ukiran ukiran rumit.

"Mari mulai permainan kali ini" Gumamnya membuka lemari tersebut.

Ciel menatap datar mayat di depannya setelah mendapatkan apa yg ia cari dari mayat tersebut, ia mulai mengeledah ruangan itu mencari senjata lain.

Ia melihat konsol game yg baru ia beli dan tas sekolahnya, Ciel segera mendekat dan melihat isi tas sekolahnya ternyata masih lengkap bahkan isinya masih sama.

'Jika suasana diam seperti ini, penjaga di luar pasti akan curiga' Ciel bangkit lalu menyandang tasnya dan mengambil konsol game barunya.

'Aku akan mencambuk mu agar mereka tidak curiga, tenang tidak banyak kok 20 itu sudah cukup' batin Ciel mengambil cambuk yg lebih kasar dan kecil.

'Ini tidak akan sakit' Ciel mulai mencambuk mayat tersebut dengan sekuat tenaga.

CTAS!
CTAK!

Ia mencambuk mayat itu hingga darahnya menyebar di ruangan tersebut "oh, aku akan memeriksa bagian dalam mu dulu" Gumam Ciel melempar cambuk tadi sembarangan.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Di kediaman viktor Sendy terlihat khawatir, Rosa dan Vira sudah berusaha menghiburnya namun tak berhasil.

"Tenanglah Sendy, jika kau seperti ini kau tidak akan membantu sama sekali, berdoalah semoga Ciel baik baik saja" Ucap Rosa yg sudah jengah melihat Sendy mondar mandir di depan TV yg sedang ia tonton.

"Aku tidak bisa, kak" Ucap Sendy menggigit kukunya dan kembali mondar mandir.

"Haa, duduk dan doakan saja Ciel baik baik saja, kau tak percaya pada mereka? Duduklah kau menghalangi ku sejak tadi" Ucap Rosa memutar bola matanya jengah.

"Ah, maaf" Sendy duduk di samping Serena yg baru pulang beberapa menit lalu.

"Kak Rena, temani aku main yuk" Ferla berlari menghampiri Serena.

Serena tersenyum, ia mematikan ponselnya dan mengelus kepala Ferla "baiklah, ayo" Serena menggendong Ferla dan membawanya ke halaman belakang.

"Rani" Panggil Rosa, Rani segera datang dan menunduk hormat.

"Ya nyonya" Ujar Rani sopan.

"Temani Sendy di luar, ia perlu menenangkan pikirannya" Ucap Rosa melirik Sendy, Rani mengikuti arah pandangnya dan mengangguk mengerti.

"Baik"

"Nyonya, bagaimana jika kita keluar sebentar? " Ucap Rani, membuat Sendy menoleh ke arah Rosa.

"Pergilah, tenangkan dirimu" Sendy mengangguk dan pergi bersama Rani menuju taman yg ada di mansion.

"Haaa.., aku harap ini cepat selesai, semoga kamu baik baik saja Ciel" Gumam Rosa.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Oh! Ini bagus, paru paru, ginjal jantung, hati hm bagus" Gumam Ciel memasukkan barang tadi ke dalam kantong hitam.

'Tunggu, sejak tadi suasananya sepi' Ciel mendekati pintu dan mengintip di lubang kunci.

"Tuan muda! " Panggil seseorang, suaranya tidak asing.

"Henry? " Gumam Ciel, ia segera membuka pintu dengan kunci yg ia ambil dari mayat yg sudah tak terbentuk lagi.

"Henry?, kena-" Ucapan Ciel terhenti ketika ia melupakan konsol game barunya, ia kembali kedalam dan mengambil konsol game baru tadi.

"Tuan muda, naiklah ke punggung saya" Ucap Henry berjongkok di depannya.

'Yah, tubuhku juga sudah lelah mungkin karena di cambuk ****** tadi' Ciel pun naik ke punggung Henry.

"Tuan, saya sudah menemukan tuan muda" Ucap Henry, sedangkan Ciel ia diam di gendongan Henry ia lelah dan mengantuk.

"Aku mengantu.. " Ucapan Ciel terhenti ketika ia sudah menutup matanya.

'Bagus, berhati hatilah ia sudah bergerak' ucap John

Di tempat Frederick ia sedang di hadang oleh dua orang atau lebih tepatnya tangan kanan Deral dan Defron.

"Ho.. Kita bertemu lagi" Ucap Frederick dengan seringai di wajahnya.

Keduanya diam tak menjawab dan mulai menyerang Frederick secara bersamaan, Frederick menahan serangan mereka dan balas menyerang yg di tahan oleh keduanya.

"Kalian masih sama saja, ini akan lebih seru jika salah satu dari kalian mati, kan? "

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Sesuai janji! , nah aku bakal hiatus untuk beberapa bulan gak lama kok satu atau dua bulan aja hehe😄

Maaf typo
See you (*´︶'*)♡Thanks!

KEHIDUPANKU YG KE 15 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang