Perkenalan

4.8K 269 20
                                    

Cakra hendak pulang kerumah. Setelah semalaman dia harus menginap dirumah sepupunya yang merayakan ulang tahun.
Karena mereka berpesta hampir semalaman, Cakra pulang dengan mata mengantuk. Cakra sudah membayangkan hari ini dia akan tidur sepuasnya seharian.
Tapi sepuluh menit lagi dia sampai rumahnya, Cakra melihat gadis itu. Seorang wanita cantik berdiri kebingungan dipinggir jalan.
Cakra melirik Jam Tangannya. Baru setengah tujuh, dan jalanan ini ditengah Hutan. Bagaimana mungkin ada seorang gadis yang sepagi ini sudah berada ditengah Hutan?.
Gak mungkin juga ada hantu kesiangan.

Cakra tidak melihat Mobil ataupun Motor di dekat gadis berpakain aneh tersebut. Apakah gadis tersebut artis yang sedang shooting Sinetron Angling Darma?.
Cara berpakainya mirip istri Prabu Angling Darma yang sering ditonton Ana, adiknya, dan Mama dichanel TV Indosangar.

Cakra memutuskan berhenti. Memarkirkan Mobilnya di dekat cewek muda yang kebingungan tersebut.

Mungkin cewek itu butuh tumpangan?.

Cakra membuka kaca mobil. Tersenyum ramah kepada gadis didepanya yang menatapnya aneh. Seperti kombinasi heran, takut, curiga dan bersiap.
Untuk sesaat Cakra terpana.

Segera Cakra memilah milah dalam otaknya, artis mana yang mirip dengan gadis didepanya ini. Sepertinya tidak ada. Tidak ada yang secantik dan menyilaukan seperti gadis didepanya ini.

"Maaf mbak, apa mbaknya butuh bantuan?". Tanya Cakra ramah.

Gadis didepanya menatap  bingung dan terlihat waspada.
Cakra agak risih juga dipandang seperti itu, tapi Cakra memakluminya. Seorang perempuan cantik pagi hari ditengah Hutan sendirian pastilah ketakutan jika didekati orang asing.

Cakra sedikit membungkukkan badan sebagai tanda dia datang dengan damai ramah dan sopan santun. Menawarkan bantuan.
Untuk sesaat gadis depannya masih mematung. Tapi melihat tidak ada gelagat yang mencurigakan apa lagi membahayakan didepanya, gadis itu menjadi agak tenang.

"Maaf kisanak, kalau boleh tau ini di daerah mana?" tanya gadis tersebut.

Cakra kaget dengan pertanyaan gadis tersebut. Gadis itu memanggilnya kisanak.

Apakah dia terlalu mendalami perannya sebagai istri Prabu Angling Darma sehingga dia memanggil aku kisanak?

Meski merasa lucu, Cakra tersenyum ramah pada gadis itu.

"Maaf mbak, ini daerah Weling. Mbaknya orang mana ya? kok bisa sampai ditengah hutan sini?."

Tribuana Tunggadewi tetap waspada. Tapi di merasa pemuda yang berpakain aneh didepanya adalah orang yang baik.

Diam diam Dyah Tribuana menyerap energi pemuda tersebut untuk bisa mendeteksi kekuatan apa yang dimiliki pemuda didepanya.
Ini sedikit memgherankan. karena tidak ada kekuatan tenaga dalam dari dalam tubuh pemuda didepanya tersebut. Tubuhnya meski tertutup rapi, tapi terlihat tidak terlalu berisi dan berotot seperti para pengawal pribadinya di Kerajaan Majapahit. Tidak kurus tapi juga tidak gemuk.
padahal jelas jelas pemuda itu bisa mengendalikan benda besar yang sepertinya terbuat dari lempengan besi itu bisa berjalan sendiri tanpa ada kuda yang menariknya. Jelas pemuda berambut pendek didepanya ini menyembunyikan kesaktianya.

"kisanak, apakah kerajaan Mapahit jauh dari wilayah ini? Saya datang dari kerajaan Majapahit?."

Cakra mau tidak mau harus tertawa kecil mendengar ucapan gadis cantik didepanya.

Benar benar gendeng!

"Maaf mbak, tempat ini jauh dari Majapahit. Ngomong ngomong Majapahit mana ya? lagian setahu saya Majapahit itu Kerajaam jaman dahulu. Sekarang sudah tidak ada Majapahit, apa mungkin mbaknya sedang mendalami peran film kerajaan?".

Dyah Tribuana Tunggadewi Where stories live. Discover now