Keluarga Baru

1.7K 146 2
                                    

Cakra segera menyadari setelah kematian tragisnya, dia terlahir kembali. Namun bukan terlahir sebagai Cakra di dunia modern, tapi malah terlahir sebagai Cakra didunia masa lalu. Dijaman kerajaan Majapahit.

Semua tampak aneh. Cara orang berpakain yang kemungkinan besar Ayah dan Ibunya tidak seperti cara berpakain Cakra waktu masih di dunia modern.
Yang paling mengejutkan adalah, Cakra masih mengingat semua kehidupannya dimasa depan. Walapun tubuhnya secara fisik adalah bayi mungil lucu dan menggemaskan, namun otak dan fikiran Cakra persis seperti Cakra waktu berumur 22 dimasa dia dimasa depan.

Cakra masih ingat dengan jelas Mama, Ana dan tentu saja kekasih hatinya Tribuana.

Bagaimana keadaan mereka? apakah mereka baik-baik saja?
Putri? maafkan aku, kamu datang dari masa lalu untuk bersamaku. Namun aku malah meninggalkanmu sendirian dimasa depan...

Mengingat keluarganya dimasa depan, Cakra mulai menangis.

"Oh anakku yang rupawan, mari digendong Ibunda. Mbok mban, sepertinya anakku lapar. Sini biar minum susu dulu."  Sebentuk suara yang tidak lain ibunya meraih tubuhnya yang mungil dari gendongan seorang Mbok mban yang kemungkinan adalah abdi dalem atau pembantu rumah tangga keluarga barunya.

Ibu baru Cakra adalah seorang ibu muda yang cantik, jelas dimasa depan umurnya tidak lebih dari 20 tahun. Tidak lebih tua dari Putri yang terlihat berusia 18 tahun. Bahkan lebih muda dari Cakra yang 22 Tahun.

Cakra malu bukan kepalang ketika Ibu barunya membuka sedikit bajunya untuk menyusui dirinya. Secara fisik Cakra memang masih bayi kecil yang belum bisa makan apapun kecuali ASI. Tapi secara nalar otak Cakra adalah otak pemuda 22 tahun yang baru satu bulan berpacaran dengan Putri.
Secara rasional Cakra adalah pemuda biasa dengan berbagai pikiran orang dewasa yang menyukai keindahan dan kecantikan lawan jenis.
Cakra juga tidak memungkiri pikiran pikiran liar dan sedikit mesum dengan Putri sewaktu masih tinggal dimasa depan.

Dan itu lumrah.

Dan kali ini Cakra harus menyusu kepada wanita asing yang sebenarnya ini adalah Ibu kandungnya.

Sepertinya itu juga lumrah.

Secantik apapun wanita itu dia adalah ibu kandungnya. Masalahnya adalah, pikiran Cakra adalah pikiran seorang dewasa berusia 22 tahun, dan dalam otaknya yang ngeres dia teringat Putri kekasih hatinya.

Dan payudara itu? .....
Gila sih... ini benar benar gila!!...Parah....

Untuk membersihkan otaknya yang kotor Cakra memilih memejamkan matanya.
Memilih menikmati susu, maksudnya ASI yang manis hingga akhirnya Cakra tertidur.

****

Pesta kelahiran Cakra diadakan meriah sekali untuk seukuran orang jaman dahulu. Ayahnya ternyata adalah seorang Adipati disebuah Kadipaten.
Apakah kamu pernah dengar akuwu Tunggul Ametung?.

Untungnya Cakra bukan anak akuwu Tunggul Ametung. Tapi jabatan Ayah Cakra seperti jabatan Tunggul Ametung. Yaitu Akuwu atau Bupati kalau istilah jaman masa depan, dan yang lebih mengejutkan Cakra, dia terlahir di Jaman Majapahit.

Pada saat itu, Pemerintahan Kadipaten langsung berada di bawah kerajaan jadi tidak ada gubernur. Mungkin Gubernur itu datang belakangan yang dibawa oleh barat (Belanda) ke masa depan.

Walapun Ayahanda Cakradhara adalah Akuwu Tumapel, tapi rentang masa antara Akuwu Tumapel semasa Tunggul Ametung jauh diatas masa Ayahanda Cakra.

***

Pesta pemberian Nama segera dilakukan, dihadapan para petinggi Kadipaten, tubuh mungil Cakra dibawa berkeliling memohon restu dam doa para orang tua. Segenap puja dan puji dilontarkan para tamu undangan. Hal ini membuat Cakra bosan. Dia memilih tidur dalam gendongan ibunya.
Oleh Ayahandanya Cakra diberi Nama Cakradhara sama persis dengan namanya dimasa depan. Karena putra seorang bangsawan Orang orang memanggilnya Raden Cakra.

****

Akhirnya semua jadi masuk akal bagi Cakra.
Benar!, memang sudah seharusnya ia terlahir kembali di zaman Majapahit. Karena itu adalah salah satu takdir yang harus dia jalani untuk bisa bertemu kekasihnya Tribuana Tunggadewi.
Dia terlahir dengan ingatan yang utuh tentang kenangan masa depan supaya dia bisa menemukan kembali Tribuana.
Yang menjadi masalah adalah dia terlahir sebagai seorang anak kecil, dan dia meninggalkan Tribuana dimasa depan sebagai seorang gadis remaja. Otak manusia Cakra benar benar pusing.
Jika benar dia yang kelak akan menjadi suami Tribuana maka seharusnya saat ini Tribuana belum dilahirkan. Bukan malah tersesat dan berkeliaran dimasa depan.
Atau memang sebenarnya saat ini Tribuana belum dilahirkan?.
Cakra hanya bisa pasrah menjalani takdirnya, tapi dia berjanji dia tidak akan pernah menyerah untuk menemukan Putri atau Tribuana. Karena Tuhan telah bermurah hati memberikan kehidupan yang kedua yang paling masuk akal untuk hidup bersama Tribuana Tunggadewi.

Karena pasrah belum tentu menyerah.

___________________________
Vote share komen kakaaaak..😀

Dyah Tribuana Tunggadewi Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ