Cakra Kembali

1.7K 145 6
                                    

5 Tahun kemudian

Tumbuh menjadi seorang yang jago bertarung mungkin bukan impian seorang Cakra dimasa depan.
Tapi ini adalah masa lalu. Sebagai anak seorang Bangsawan, penting bagi Cakra dituntut untuk bisa menjadi seorang lelaki yang kelak bisa menggantikan kedudukan Ayahandanya.
Bahkan besar harapan sang ayah supaya Raden Cakra bisa mengabdi dan menjadi salah satu orang penting dikerajaan Majapahit. Untungnya Raden Cakra juga menginginkan hal yang sama. Karena dengan mengabdi di kerajaan Majapahit dia bisa bertemu dengan Pujaan hatinya, Putri.

Majapahit memang maju. Tapi tidak semaju waktu Cakra tinggal dimasa depan.
Tentu belum ada Internet dijaman Saat ini, apalagi Android.
Jadi informasi tentang keadaan Majapahit cuman terdengar secara getok tular.
Namun kabar getok tular tersebut sudah cukup membuncahkan hati Cakra remaja. Saat ini Raden Cakra sudah berusia 20 Tahun. Tentu dia sudah melewati masa puber pertama. Walaupun Cakra sudah Puber dini sejak lahir.
Mengingat Cakra lahir dengan ingatan utuh sebagai seorang pria dewasa dari masa depan.

Tersiar kabar Gusti prabu Raden wijaya mempunyai satu orang Putra dan dua orang Putri Yaitu Pangeran Jayanegara dan kedua adiknya dyah Gitareja atau Tribuana tunggadewi dan Dyah Wiyat.
Dan Putri Dyah Gitareja konon kecantikannya seperti bidadari yang turun dari kahyangan.

Mungkin orang orang hanya melebih melebihkan, tapi Cakra tau itu memang benar adanya. karena mereka pernah tinggal bersama dimasa depan.
Dan dia adalah pacarnya, kekasih hatinya.

Putri apakah kamu mengingatku?

Sebenarnya Cakra merasa sedikit bersalah dengan Mamanya dan Ana. Adiknya yang cablak dimasa depan itu. Karena dia lebih banyak merindukan Putri daripada mereka berdua.
Tapi Cakra yakin, semua sudah atas kehendak Tuhan.

Cakra selalu berdoa.
Tuhan! aku tidak mungkin bertemu mereka lagi. Atas kehendakmu dan kekuasaanMu, maka aku percayakan Mama dan Ana padaMu.

Saat ini bertemu dengan Putri adalah hal yang paling realistis. karena Cakra hidup sejaman dengan Putri Majapahit tersebut.

Demi mewujudkan impian untuk bertemu Tribuana, Raden Cakra giat berlatih kanuragan. Cakra ingat betul bagaimana Putri begitu tangguh dan dia begitu lemah waktu mereka nyaris terkubur hidup hidup didalam Goa.

Kali ini aku yang akan melindungimu Putri

Oleh sang Ayah, Cakra di suruh berguru kepada begawan Agung Seda. Salah satu guru sakti yang menguasai jurus Tapak Geni.
Begawan Agung Seda sendiri heran dengan kemampuan Raden Cakra. Dia telah melatih muridnya itu sejak usia 12 Tahun, tapi kemampuan bertarung Raden Cakra Jauh melampaui anak seusianya. Bahkan ketika Raden Cakra berusia 16 Tahun dia sudah mampu menguasai Ajian Tapak Geni secara sempurna.
Tentu saja Cakra merahasiakan keadaan dirinya.
Ya, Cakra adalah seorang anak remaja yang berusia 22 tahun bahkan sejak dia baru lahir dan masih bayi. Daya tangkap kemampuanya berpikir tentu lebih cepat dari anak seusia normal pada umumnya.

Setelah dirasa cukup ilmu Kanuragan, Raden Cakra Pulang ke Kadipaten Tumapel.
Ibunya yang sangat menyayanginya menangis bahagia melihat anak remajanya sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan gagah perkasa.
Sebenarnya Cakra sangat berharap ibunya saat ini adalah Mamanya dimasa depan, dan adik adiknya adalah Ana. Namun Tuhan berkehendak lain. Ibundanya saat ini bukan Mama, yang di masa depan,  tapi tetap saja ibu kandungnya yang sekarang sayangnya padanya sama besar dengan Mamanya yang dulu.
Cakra juga sudah mempunyai beberapa adik yang Cakra sayangi, mereka berlarian menyambut kakandanya yang baru pulang dari padepokan.

"Kamu makin ganteng saja Wirat!" Puji Cakra pada adik keduanya, sedangkan adik ketiganya tampak tertatih tatih menyongsong sang kakak. Karena dia baru belajar berjalan.

"Ibunda... bagaimana kabar ibunda" Cakra sujud sungkem di bawah kaki Ibundanya.

"Bunda sehat anakku, oh Cakra Ibunda kangen sekali" jawab ibundanya sambil memeluk anaknya yang sudah berdiri.

Sekarang Gusti Putri Sekar Arum ibunda Cakra harus mendongak untuk menatap wajah anaknya, Cakra.

"ibunda, kenapa sepi sekali hanya beberapa prajurit pengawal yang saya lihat didepan?dimana Ayahanda? dimana paman Danurejo?".

Danurejo sendiri adalah kepala Pengawal yang melatih dasar dasar silat dan kanuragan kepada Cakra ketika masih kecil.

"Ayahanda dan para pengawal sedang pergi ke istana Kerajaan. Mungkin kamu belum mendengar Cakra? Gusti Prabu mangkat, dan ini adalah hari pengangkatan Pangeran Jayanegara" Terang ibunda.

"oh... saya harus menyusul Ayahanda"

"Tidak usah Anakku, kamu baru sampai dari padepokan, lagian mungkin sudah terlambat. Ayahanda mungkin sudah dalam perjalanan pulang, karena ini sudah tujuh hari sejak kakanda Adipati pergi, sebaiknya kamu istirahat cakra"

Cakra termenung, Jadi Gusti Prabu wijaya sudah meninggal? Dalam sejarah masa depan, Setelah Raden wijaya meninggal Raja berikutnya adalah Pangeran Jayanegara. Jayanegara tidak lama memerintah karena dibunuh oleh Tabib Istana hingga kemudian Tribuana yang kelak jadi Ratu Majapahit mewakili sang Ibu.
Itu artinya sebentar lagi dia akan segera bertemu kekasihnya Putri alias Tribuana. Yang mengganggu benaknya adalah tidak ada nama Kertawardana dalam namanya. Siapa dia?. Pada hal dia adalah suami Putri. Hati Cakradhara gusar mengingat nama itu.

Dalam benaknya dia terpikir Tribuana, kira kira bagaimana keadaanya sekarang. Berapa usianya sekarang? Cakra berumur 20 Tahun saat ini dan ketika dimasa depan saat bertemu putri, Putri mengaku berusia 17 memasuki 18. Jadi saat ini Putri berusia 15 sampai 16.
Sepertinya takdir untuk bertemu putri tidak lama lagi.
Cakra ingin bertemu Putri sebelum Putri menemuinya di masa depan.
Tapi apakah Putri mengenalinya?. Semoga saja.

************

Vote komen dan share kakaaakk....
Biar semangat udatenya.

Dyah Tribuana Tunggadewi Where stories live. Discover now