Adaptasi

3.1K 229 6
                                    

Tribuana menatap heran dan kebingungan melihat benda besi yang berpintu didepanya tersebut.

"Tidak apa apa mbak Putri, masuklah" kata Cakra menyakinkan.

Cakra agak sungkan jika hanya memanggil nama Putri, tetap saja dia memakai embel embel mbak.
Dengan ragu Tribuana masuk kedalam benda yang aneh tersebut. Walaupun tidak mirip, mau tidak mau Tribuana membandingkan benda yang dinaiki tersebut dengan Kereta Kencana Kerajaan.

Memang tidak mirip sih.

Didalam mobil Tribuana takjub.
Sesaat dia lupa bahwa dia tersesat. Tanganya meraba kaca mobil dengan heran.

"ini kaca" gumamnya lebih kepada diri sendiri.

Duduk dengan canggung di kursi belakang, Tribuana menarik nafas dalam dalam, menyerap udara segar.  aroma manis didalam mobil.
Cakra melirik dengan bingung kelakuan penumpang dibelakangnya.

"Mbak Putri suka dengan aromanya?"  tanya Cakra.

Tribuana melihat kaca spion depan Cakra. Tribuana bisa melihat Cakra menatapnya heran dari pantulan kaca.
Tribuana menyadari mungkin sikapnya membuat bingung pemuda yang menolongnya tersebut. Suasana didalam benda ini terasa menakjubkan sekaligus mengherankan.
Seumur umur Tribuana tidak pernah naik benda seperti ini.

Tiba tiba terdengar suara berdengung, kembali Tribuana dibuat kaget.

Cakra menyembunyikan senyumnya melihat tingkah katrok dan ndeso penumpang dibelakangnya.

Kaget mendengar suara mobil?. Yang bener saja?

Sedikit panik Tribuana mencoba bersikap tenang, tapi gagal. Lagi lagi dia terkejut ketika Mobil mulai melaju. Dia bahkan sampai terpekik.
Reflek, tangannya berpegang pada kursi didepanya.
Cakra yang kaget menghentikan mobilnya kembali, menoleh kebelakang melihat Tribuana pucat mengatur nafas.

"Bagaimana kamu bisa menjalankan benda ini tanpa mendorongnya?" tanya Tribuana lugu sekaligus heran bukan kepalang.

Ajian apa sebenarnya yang dimiliki pemuda ini?

Cakra kali ini benar benar serius keheranan dengan gadis ini.

Mobil tidak kenal, lihat mobil heran, mengaku dari Kerajaan Majapahit?

Bagaimana kamu bisa menjalankan benda ini tanpa mendorongnya?

Cakra nyaris tertawa ngakak mendengar pertanyaan konyol tersebut.

Ini orang apa emang lahir dan besar dihutan ini ya?

ini orang manusia apa bidadari sih? sepertinya orang ini tidak pernah tinggal di bumi sebelumnya?.

"sebenarnya mbak Putri ini darimana dan mau kemana? bagaimana bisa tersesat dihutan ini?" selidik Cakra.
"Tadi mbaknya bilang dari Majapahit, Emang Majapahit yang mana? soalnya Kerajaan Majapahit itu sudah tidak ada 600 tahun yang lalu".
Cakra mulai agak takut penumpang yang dibawanya adalah hantu. yah meskipun hantu cantik sih.

Putri Tribuana menatap Cakra bengong, sepertinya yang dia takutkan benar.

"Jika yang dikatan orang ini benar, berarti aku tidak hanya berada ditempat yang lain, bahkan aku berada dimasa yang lain, bukan masa Kerajaanku?".

"Mbak?!" panggil Cakra ketika menyadari putri termenung dan tampak terguncang.

"oh!" Tribuana terbangun dari pikirannya yang kusut.

Kembali Cakra menjalankan mobilnya, kali ini agak pelan biar tidak mengagetkan penumpang aneh namun cantik ini.

"Aku datang dari tempat yang sangat jauh, mungkin kamu tidak akan percaya jika aku bilang benar benar datang dari kerajaan Majapahit" Tribuana menjawab setengah termenung. Membayangkan bagaimana dia bisa terlempar ke masa yang lain. masa yang asing aneh dan tampak lebih maju.

Majapahit sudah tidak ada, lalu bagaimana kerajaanya yang besar itu bisa tidak ada?. bagaimana nasib  ibundanya Raka Prabu Jayanegara adiknya  dan segenap keluarga Keraton?.

Cakra menghela nafas, Sepertinya gadis dibelakangnya ini benar benar hilang ingatan, atau mungkin dia disusupi arwah leluhurnya yang berasal dari Zaman Majapahit?. Teori itu sepertinya masuk akal.

pantas saja dia berpakain seperti itu.

Cakra memilih mengabaikan kebingungan hatinya, dia lebih berkonsentrasi menyetir. Kantuknya hilang sama sekali.
Mungkin gadis ini belum punya tujuan, itu yang difikirkan Cakra.

"Kalau memang mbak Putri belum tahu mau kemana, mungkin mbak Putri bisa mampir dirumah saya dulu menunggu mbak Putri ingat tujuan mau kemana?" tawar Cakra.

Dalam hati Cakra tersenyum membayangkan reaksi Mamanya atau adiknya jika dia sampai dirumah membawa gadis ini.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, tapi cukup membuat Tribuana takjub. Baginya benda ini kencang sekali. Maklum selama ini dia hanya naik kuda atau kereta kencana. Meskipun dia bisa meringankan tubuh melompat layaknya orang terbang tetap saja benda aneh yang dikendalikan orang didepanya ini terlalu sulit untuk ditandingi kecepatannya.

"Apakah kamu percaya jika aku berasal dari kerajaan Majapahit?" Tanya Tribuana.

Cakra mengangguk ragu, bukan percaya sih, tapi lebih tepatnya percaya jika Tribuana di rasuki roh yang berasal dari Zaman nenek moyang.
Membayangkan itu Cakra merinding.
Cakra menyadari, penumpangnya mempunyai banyak pertanyaan yang aneh.
Gadis yang mengaku bernama Tribuana bla bla bla itu seperti Bidadari turun dari kahyangan ditengah hutan. Dikahyangan kan memang tidak ada mobil.
pantas dia tidak kenal mobil.

Kemana mana dia tinggal terbang dengan selendanya itu.

Tentu saja gagasan jika Tribuana datang dari kahyangan hanya pikiran konyol Cakra belaka. Cakra tetap yakin cewek cantik ini gadis hilang ingatan atau orang yang dirasuki arwah orang zaman kerajaan.
Terlintas dalam benak Cakra untuk menurunkan Tribuana di pinggir jalan, namun Cakra ga tega. Sudahlah, sudah kepalang basah.

Jangan setengah setengah menolong orang Cakra! itu kata hatinya.

Lagian dia cantik Lo...

_________
Lanjut baca part berikutnya kakak😁

Dyah Tribuana Tunggadewi जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें