💫10

100K 13.8K 1K
                                    

Usai drama kemarin, kini Binar kembali memasuki sekolah setelah izin sakit 3 hari.

Dengan langkah semangat Binar berjalan menuju kelasnya. Tak jarang ia tersenyum dan menyapa siswa yang ia temui bahkan saking bahagianya, Binar juga menyapa seekor tokek yang kebetulan menongolkan kepalaya dicelah plafon.

"Halo Otokek. Bagaimana kabar hari ini? Oh ya, sudah sarapan belum. Kalo belom, gih sarapan." setelah menyapa seekor tokek, Binar kembali melanjutkan langkahnya sembari bernyanyi dengan suara pas-pasan.

Indahnya bulan~ tak seindah hariku~
Manis madu~ tak semanis jombloku~

Mereka yang tidak sengaja mendengar Binar menyanyi dengan lirik yang berubah, melongo sesaat.

Agaknya efek video uwu Ernest dan Hera yang beredar telah mempengaruhi kejiwaan Binar.

Memasuki kelas, Binar masih bersenandung ria.

Memasuki jam istirahat, Binar juga masih tertawa kecil.

Pulang sekolah, Binar masih mengajak bercanda Hera yang mencoba menjelaskan kehebohan perihal video kemarin. "Gwaenchana Gwaenchana, gue ngerti gimana posisi lo."

Ketika sore hari, Binar masih mengajak curhat Sugeng.

Dan ketika malam hari menjelang tengah malam. "TIDAK BISA DIBIARKAN! Ini sudah waktunya! Kenapa gak ada respon?! Kenapa Ernest belum bilang putus! Kenapa?! WAE?!" raungan frustrasi Binar santer terdengar dari dalam kamar. Ada untungnya juga Binar tinggal sendiri, karena di saat posisi seperti ini, Binar bisa dengan bebas berteriak sesuka hati tanpa khawatir ada yang terganggu.

"Nak Binar! Kalau mau teriak jangan pake tenaga dalam! Kasian ayam-ayam saya pada kebangun!"

"Ini juga anak saya nangis karena kaget! Lain kali kalau galau, pergi ke hutan sana!"

Teguran dari tetangga samping rumahnya menyadarkan Binar bahwa ia masih berada di lingkungan padat penduduk. Ia meringis tidak enak hati.

"Maaf Pak Buk! Saya tadi lagi latihan orkestra!" balas Binar dengan suara yang cukup adem di dengar kali ini.

Setelah mendengar gerutuan tetangganya, Binar memilih merebahkan tubuhnya. Matanya menatap langit-langit kamar, sepertinya Ernest memiliki kesibukan hingga mungkin melupakan niatnya. Lagipula tadi Ernest tidak datang ke sekolah dan itu semakin menguatkan praduga Binar barusan.

"Eh, besok ultahnya mantan pacar kan? Kenapa bukan gue saja yang minta putus. Secara kan besok pasti Ernest ganggu Hera, dan mungkin ia akan melupakan niatnya lagi. Nah, gue minta putus aja, anggap sebagai kado. Aduh, gue kok jadi pintar gini sih." monolognya sambil mesem-mesem sendiri.

Semangat yang tadinya surut, kini kembali berkobar. Binar akan memastikan bahwa besok harus menjadi hari istimewa bagi ulang tahun Ernest.

💫💫💫

Hari ini tepat Ernest memasuki usia 17 tahun. Dan kebetulan juga harinya tepat mengenai hari sabtu. Pas sekali, karena malam minggu ini Binar akan gunakan untuk bersenang-senang.

Satu hal mengenai bertambahnya usia Ernest, adalah hari di mana Ernest gunakan untuk mengklaim Hera dengan cara ekstrem. Tak tanggung Ernest melakukan segala cara termasuk menghilangkan keperawanan Hera di hari spesialnya.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Binar terbatuk ketika sedang meminum air mineralnya. Ini sih bukan possesive Ernest lagi tapi obsesi Ernest. Lalu apa yang harus Binar lakukan? Tidak mungkin ia diam saja setelah mengetahui masa depan Hera terenggut.

Binar Rembulan~Transmigrasi (OPEN PO)Where stories live. Discover now