💫end💫

63.4K 5.9K 317
                                    

Dibaca pelan2 ya ReLuvi.

💫💫💫

"Bulan...."

Sang empunya nama menoleh ke sekitar dengan ekspresi bingung. Seingatnya, tadi dirinya di rumah sakit saat Ernest tak sadarkan diri di pangkuannya. Lalu mendadak kini mendapati dirinya berada di sebuah ruangan hampa.

"Kek kenal." gumamnya menyadari sesuatu bahwa suara itu sangat ia kenali.

"Ini gue, Binar Rembulan." kali ini bukan hanya suara, melainkan wujud yang memiliki rupa yang sama menampakan diri di hadapan Bulan.

"Lah, aku kira kamu gak bakal muncul lagi." celetuknya pada sosok bergaun putih tersebut.

Binar sedikit geli mendengar kalimat Bulan yang menggunakan 'aku kamu'.

"Humm, seharusnya gitu. Tapi kehadiran gue di sini semata-mata ingin memberitahu sesuatu."

"Apa itu?" tanya Bulan penasaran.

Sebelum menjawab, jiwa Binar asli menghela napas pendek. "Sepertinya lo memang gak sadar. Lo tau, kehadiran lo di dunia itu udah membuat alur banyak berbelot."

"Sadar kok," sela Bulan menatap Binar lesu. "Tapi sekarang baik-baik aja."

"Dari sudut pandang lo, memamg semuanya terlihat baik-baik. Tapi bagaimana sudut pandang tokoh lain?"

Alis Bulan mengkerut mendengarnya tanda tak paham.

Seakan mengerti akan reaksi yang Bulan tunjukkan, Binar kembali berujar.

"Semua plot sudah lo rubah. Lo sadar gak sih, semua yang terjadi jauh dari cerita sebenarnya," Binar memaparkan sembari itu berjalan mendekati Bulan.

"Dalam cerita Ernest tak pernah diceritakan memiliki kanker, selain itu tokoh Erzana seharusnya tak meninggal, munculnya pengkhianat di sekitar Ernest, dan tidak ada pernikahan antara Hera serta Erzana. Dan lagi, tidak ada anak gue dari Zean. Gue emang pernah berhubungan jauh sama dia, tapi sampai ketahap hamil, gue gak pernah. Intinya semua yang terjadi adalah bayaran karena lo udah merusak alur cerita."

Untuk beberapa saat, Bulan berusaha mencerna segalanya. Saling mengkaitkan perihal yang terjadi belakangan ini, dan memang benar. Semua keluar dari jalur. Semula Bulan menganggap bahwa mungkin itu bagian dari cerita yang tidak tertulis.

Tapi setelah hari ini, Bulan seolah mendapat percerahan.

"Jadi maksudmu.... kehadiranku di dunia itu sudah memberi efek buruk bagi semua pemeran?" Bulan menunjuk dirinya sendiri.

Sebenarnya bila di pikir-pikir, bukan keinginan Bulan berada di sini. Kehadirannya semata-mata karena sebuah insiden menyebabkan jiwanya tertarik sampai kemari. Dan imbasnya, dia sudah memberi efek buruk bagi masa depan pemeran lain.

"Ya, bisa dikatakan efek samping. Meski lo gak niat rusakin alur, tapi kehadiran jiwa lo udah merusak segalanya yang telah tersusun. Sebagai gantinya, para pemeran harus merasakan imbas. Lo tau? Bahkan lo gak sadar akan membawa takdir masa depan mereka hancur secara perlahan bila tidak segera dicegah." imbuh Binar diiringi bayangannya yang mulai memudar. Melihatnya, kontan Bulan gelagapan. Tau bahwa waktu Binar akan habis.

"T-tapi, Zean kok ada di duniaku? Bila memang begitu berarti Zean dan tokoh yang mati bakal hidup kembali?" Bulan bertanya, ia harus pintar memanfaatkan waktu tersisa. Segala info kecil amat penting baginya.

"Untuk tokoh yang sudah tiada bakal hidup kembali dengan sifat baru. Tapi untuk tokoh Zean a.k.a mantan gue, sepertinya gak. Mengingat jiwa dia udah ada di dunia lo." ungkapnya yang Bulan balas dengan anggukan mengerti.

"Dengerin gue baik-baik. Cara terbaik untuk mencegah semuanya adalah lo harus buat tokoh Binar atau lebih tepatnya jiwa gue mati di tangan Ernest. Tidak apa bila lo harus jadi antagonis. Dan yang lebih penting, matikan tokoh Zana. Sebab kehadirannya tidak tertulis dalam novel. Jika tidak segera dilakukan, maka tokoh Zana ini nantinya akan membunuh ibunya sendiri—Hera di masa depan. Dia akan terlahir sebagai tokoh antagonis dan kelak dewasa nanti, sifat Dario sepenuhnya akan menurun ke sang cucu." pemaparan Binar tentu membuatnya terkejut.

Tak Bulan sangka kehadirannya bisa merubah takdir dari pemeran di sini sampai sebesar itu. Bahkan merambat ke masa depan bila Bulan tak mencegahnya.

"Gue tau ini jahat. Tetapi tak ada salahnya menghindari takdir di masa depan. Tapi..." ucapan Binar menggantung, sejenak ia ragu untuk melanjutkan. "Apabila lo berhasil dan mengulang kehidupan kemungkinan Ernest gak bakal ingat lo atau lebih tepatnya lo akan menjadi orang asing baginya dan juga perubahan karakter akan terjadi bila kalian kembali ke kehidupan dulu."

"Maksudnya?" tanya Bulan yang tak kunjung paham.

"Bila misi lo berhasil, lo akan kembali ke awal cerita dimulai. Tetapi hanya sebatas itu, selebihnya semua akan berubah. Kalian akan menjalankan kehidupan tanpa ada campur tangan dari penulis. Semua yang terjadi alami dan normal. Gue gak bisa nerangin banyak karena lo akan menyaksikannya sendiri." paparnya dengan bayangan yang semakin memudar.

"Jadi, aku akan menghilang selamanya? Lalu untuk apa semua ini bila pada akhirnya dia tidak mengingatku." pertanyaan sendu Bulan menjadikan Binar menggeleng.

"Tergantung. Bila lo mampu menuhin syarat dari gue, maka lo bisa ke masa di mana cerita berjalan. Seperti memulai dari awal, dengan begitu kalian tidak akan terikat oleh takdir dari si penulis. Jadi, apa lo sanggup?" tanya Binar kemudian sebelum benar-benar menghilang.

"Sanggup. Aku mencintainya. Tak apa bila di matanya aku adalah antagonisnya."

"Baiklah. Terpenting lo udah tau semua. Sekarang giliran lo berjuang. Antara bertahan dengan kehidupan sekarang tetapi harus menyaksikan orang-orang sekitarmu menderita. Atau, lo yang pergi dengan jaminan semua pemeran mendapat akhir yang cerah. Dan ingat. Jangan libatkan siapapun selama lo menjalani misi. Lakukan senatural mungkin agar semua orang percaya termasuk Ernest,"

"Gunakanlah nama Binar Rembulan. Karena nama itu sudah menjadi identitas lo. Selamat tinggal." jiwa Binar benar-benar menghilang meninggalkan Bulan yang menunduk sedih.

"Figuran tetaplah figuran." Bulan terkekeh masam, jadi akhirnya dia memiliki tujuan penting di dunia ini.

💫💫💫


Malam ReLuvi. Sesuai janji aku up, ya.

Ini bagian flashback tentang alasan Binar alias Bulan. Jadi udh pada mudeng kan?

Yang ngeluh alurnya berbelit-belit dan sulit di nalar, moga dengan adanya flashback ini bisa membuat kalian paham.

Maaf juga karena nggak balas komen2 klian. Jujurly pengen, tapi waktu leluasa pegang hp aja hanya malam hari.

Pagi ampe sore ada kegiatan.

Sekian dari curhatan aku.

Sampai jumpa di Binar bentuk baru. Semangat menabungnya💪

Sayang kalian banyak2😘😘

Binar Rembulan~Transmigrasi (OPEN PO)Место, где живут истории. Откройте их для себя