💫37

71.6K 10.1K 1.7K
                                    

Isi absen dulu yang nungguin cerita ini🙋

💫💫💫

Hari demi hari telah berlalu, tak terasa libur semester sudah selesai.

Ernest kembali menjalankan rutinitasnya sebagai mahasiswa. Terhitung sudah dua hari Ernest ke kampus. Dan sekarang sedang disibukkan dengan tugas yang mulai bergilir masuk.

Duduk menyendiri di halaman belakang kampus, Ernest menopang dagu sembari itu mengamati layar ponselnya di mana tengah menampilkan sebuah video berisi wanita yang tak lain istrinya.

Ernest menjilat bibir bawahnya kala dalam rekaman cctv, menangkap adegan Binar yang secara jelas baru selesai mandi dengan tubuh terlilit handuk. Meraup mukanya frustrasi, Ernest mendesah panjang.

Rasanya dia ingin segera pulang. Tersiksa baginya bila hanya menyaksikannya lewat rekaman cctv.

"Gue bisa gila." gumamnya kembali memfokuskan perhatiannya pada ponselnya. Mengamati bagaimana Binar memakai baju di mana berakhir wanita itu memakai kemeja hitam miliknya. Ernest terkekeh kecil begitu tubuh kecil Binar tenggelam dalam kemejanya yang besar.

"Ernest."

Satu panggilan buatnya, menjadikan atensi Ernest teralih. Tersenyum ramah, Ernest menyimpan ponselnya kemudian menyapa gadis dari fakultas lain yang Ernest tidak tau namanya.

"Ya. Kenapa?" tanyanya tanpa melepas senyum andalannya.

Terlihat gadis yang menyapa Ernest tadi salah tingkah. Menundukkan kepalanya malu, gadis rambut sepunggung itu berujar.

"Kenalin nama gue Keisha, anak fakultas Ekonomi. Maaf kalo gue ganggu waktu lo." ucap gadis bernama Keisha itu sambil mengangkat kepalanya. Menatap Ernest dengan sorot mata memuja, setidaknya itulah yang Ernest tangkap.

Hah~ repotnya jadi orang tampan. Batin Ernest sambil menyugar rambutnya ke belakang menjadi nilai ketampanannya kian bertambah di mata Keisha.

"Oh hai. Btw, lo ada urusan apa sama gue?"

Tersadar akan tujuan utamanya kemari, Keisha merogoh tasnya. Hal selanjutnya Keisha mengeluarkan sebuah kotak bekal warna coklat dan menyodorkan pada Ernest.

"Gue bikin sendiri khusus buat lo. Dimakan ya." katanya tersenyum manis hingga matanya ikut melengkung. Katanya, senyum Keisha dapat membuat kaum adam berlutut di bawahnya. Dan kali ini ia ingin mencoba peruntungan untuk menggaet salah satu mahasiswa populer di kampus.

Pria yang murah senyum dan ramah.

Ernest menerimanya, menatap kotak bekal kemudian gantian menatap Keisha. Sebelum menjawab Ernest sempatkan mengotak-atik tasnya. Lalu tak lama ia mengeluarkan sebuah kotak bekal dengan tokoh kartun duyung ariel.

"Maaf gue udah punya." tukasnya menyerahkan kembali kotak bekal itu pada Keisha. Wajah gadis itu langsung keruh.

"Kotak bekalnya imut. Nyokap lo pasti yang kasih." tutur Keisha masih mempertahankan senyumnya. Untuk pertama kalinya ada yang menolak pemberiannya.

"Bukan. Tapi dari istri gue." jawabnya seraya membuka tutup kotak bekalnya menampilkan isi yang menggiurkan bagi Ernest tak peduli bahwa perkataanya barusan telah membuat Keisha nyaris rubuh di tanah.

"Istri?" beo Keisha berharap dia salah dengar. Tapi ketika wajah memuja Ernest ditujukkan hanya kotak bekal di tangannya, mau tak mau Keisha memupuskan harapannya.

"Kotak bekalnya aneh. Kan lo cowo, masa dikasih kotak bekal anak-anak." paparnya dengan tangan bergerak mengipasi wajahnya yang terasa panas.

"Apapun yang istri gue kasih, bakal gue terima. Selama itu dari tangan dia sendiri." Ernest menimpali dengan raut wajah rumit menatap Keisha.

Binar Rembulan~Transmigrasi (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang