Bismillahirrahmaanirrahiim,,
***
Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang yang mungkin bisa kau rindu
Karena langkah merapuh tanpa dirimu
Oh, karena hati telah letih
Aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh
Aku ingin kau tahu bahwa ku selalu memujamu
Tanpamu, sepinya waktu merantai hati
Oh, bayangmu seakan-akan?
Kau seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil rinduku padamu, oh
Seperti udara yang kuhela, kau selalu ada
Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang
Tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi.
Lagu Dealovanya Opick tengah menemaniku menyelesaikan tugas resume yang baru kutahu semalam dari Sarah. Dengan kekuatan tangan super cepat, aku menyibak 2 bab materi cukup dengan 15 menit saja, tak peduli lagi dengan bagaimana bentuk tulisan. Entah mau seperti jengger ayam maupun rel kereta, aku tak peduli.
Paling penting adalah satu, KELAR!
"Tara Makjreng!" Pukulan keras Sarah mengagetkanku. "Sekali-kali pakai salam kek."
"Hehehe maaf Bunyai! Baiklah, aku coba ya, Assalamu'alaikum!!!"
Aku menoleh kearah Sarah, bola mataku melotot kaget. "Ini beneran Sarah Sehan Putri Pak Bambang?" tanyaku heran. Pasalnya, penampilan Sarah kali ini sangat jauh berbeda.
"Dijawab dulu atuh salamnya, katanya wajib loh!"
"Iya iya Wa'alaikumsalam. Sar? What? Why?"
OOTD Sarah yang biasanya menggunakan kaos yang dibalut dengan cardigan dan celana kulot, serta rambut klimisnya yangg digerai, kini berubah total.
Sarah tengah memakai gamis kekinian lengkap dengan hijab pashmina.
"Liatnya begitu amat Rum? Jelek ya?"
"No no no, kamu cantik banget tau. Auramu langsung berubah drastis loh!"
"Gausah lebay Rum, jujur aja napa! Aku kelihatan seperti ibu-ibu pengajian nggak?"
Aku menggeleng kuat, "Nggak kok, hanya jilbabmu aja yang sedikit meleyot, tapi ga masalah."
Sarah duduk di kursi kosong sebelahku. Tempat yang telah kusediakan untuknya.
"Bagaimana ceritanya?"
Sarah tertawa sumbang.
"Jangan bilang, waktu seminggu pulang kerumah krmaren, kamu dijodohkan dengan anak ustadz ya?" tebakku. Sarah menggeleng.
"Ngawur kamu Rum! Anak ustadz mana yang mau dijodohkan dengan perempuan model begini."
"Lah, terus?"
Sarah menghela napas panjang.
"Jadi begini Rum, bertepatan dengan malam jum'at, 3 hari lalu, aku mimpi meninggal dunia loh Rum!"
Kedua bola mataku mendelik tajam.
"Agak serem sih sebenarnya. Dalam mimpiku tergambar sangat jelas bagaimana aku ditangisi keluargaku, ada kamu juga yang nangis, terus keranda membawaku ke liang lahat, terus tanah mulai mengubur tubuhku. Semua masih terekam jelas sampai sekarang Rum."
STAI LEGGENDO
Terpikat Pesona Ning Rum
SpiritualeIni kisah tentang Ning Rum, seorang putri kiai pondok pesantren besar namun berkepribadian milenial dan bersosialisasi bebas. Kuliah di universitas umum swasta, berteman dengan ragam manusia dari berbagai kalangan, sekaligus menjadi salah seorang a...