5). Hari sial

2.4K 275 12
                                    


Jaka, Winata dan juga Dewa kini tengah berada di warung Bu Yayuk guna menunggu kedatangan Nattaniel, Nandra dan juga Bara. Seperti biasa kopi hitam dan juga gorengan menjadi santapan malam mereka sembari berbincang serta melemparkan candaan satu sama lain, kali ini tidak ada perdebatan mengenai gehu pedas disini namun justru permasalahan ayam dan telur yang tiada habisnya menjadi topik pembicaraan tiga pemuda itu malam ini.

"Logis aja lah, kalau ayam yang duluan ada dia dateng dari mana? Dari langit?" Ucap Jaka yang benar-benar tidak setuju pada pendapat Dewa yang mengatakan bahwa ayam lebih dulu tercipta sebelum telur nya.

"Tapi kalo telor duluan itu telor keluar dari mana? Kan ayam nya belum ada, Jak" Jawab Dewa kekeh.

"Bisa jadi dari bool Meganthropus" Sambung Winata asal seraya melahap satu goreng pisang sekaligus.

"Emang Meganthropus bertelur?"

Winata mengedikkan bahu saat Jaka bertanya demikian, "Gak tau juga. Tapi dulu itu jaman keajaiban jadi bisa aja, kan?"

"Iya juga sih. Win, kira-kira kalo lo gak terlahir jadi Winata lo lagi ngapain ya sekarang?"

Winata mengerjap memproses pertanyaan dari Dewa yang sungguh membuat nya seperti orang bodoh karena tidak mengerti, sedangkan Jaka hanya menggelengkan kepala nya tak habis pikir dengan kelakuan Dewa yang kadang memang tidak jelas itu.

"Gak tau. Lagi nyari otak lo kali gue, Dew" Jawab Winata sekena nya dan Jaka tertawa keras mendengar nya.

Sebenarnya bukan tanpa alasan mereka berkumpul di warung Bu Yayuk, malam ini seperti biasa Nattaniel dan kawan-kawan akan mengikuti kegiatan balap liar yang sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka. Saat ini waktu menunjukkan pukul 10 malam dan kegiatan balapan itu akan dimulai pada pukul 1 dini hari tapi karena mereka harus mempersiapkan segala hal maka pada pukul 12 malam mereka harus sudah berkumpul di lokasi kegiatan.

Deru mesin motor terdengar mendekat menandakan bahwa Nattaniel dan teman-teman yang lain telah datang, dua motor lainnya kini terparkir bersama dengan motor Jaka dan Winata.

"Widiih yang kena skors~" Ledek Jaka saat Nattaniel duduk tepat dihadapan nya.

"Iya dong. Catetin materi jangan lupa" Jawab Nattaniel seraya mencomot satu gehu pedas dan memakan nya lahap seperti biasa.

"Si Jaka disuruh nyatet materi buat lo? Mimpi aja lo, Mah" Sambung Winata yang mana mendapat geplakan pelan dari Jaka yang duduk berdampingan dengannya.

"Besok aing mau berantem juga ah biar dikasih libur"

"Nyebut, Dew. Inget emak lo yang banting tulang"

Dewa hanya terkikik tengil mendengar perkataan Nandra. Memang benar, Dewa adalah seorang anak yatim dan tentu saja mau tidak mau sang Ibu menjadi tulang punggung untuk Dewa. Dewa juga tidak memiliki seorang Kakak atau Adik membuat Dewa terkadang merasa kesepian jika Ibu nya pergi bekerja menjadi seorang buruh pabrik, tapi setelah Dewa bertemu dengan Geng PeNis (Pemberani dan Manis) di bangku SMK Dewa tidak pernah merasakan lagi yang namanya kesepian karena Nattaniel, Jaka, Nandra, Bara dan juga Winata benar-benar selalu menemani nya entah untuk bermain atau sekedar berbaring bersama sampai larut malam.

"Thanks Dew udah bawain motor gue" Ucap Nattaniel yang diangguki oleh Dewa.

"Santai"

"Emang tadi lo kemana? Balik jalan kaki?" Tanya Bara yang memang tidak mengetahui apapun.

Nattaniel sontak menatap Nandra dan memberi kode pada pria itu agar tidak membuka suara, sedangkan Bara hanya diam menunggu jawaban dari Nattaniel sembari menyeruput kopi milik Jaka yang tentu saja membuat Jaka memekik protes.

Malchance (MileApo local) ✔️Where stories live. Discover now