71). Akhir dari kegundahan

1.8K 172 26
                                    


"Satu... Dua... Tiga..."

"BARA!!!"

Bara mendengus malas saat botol kaca yang diputar itu berakhir menghadap dirinya. Raut-raut menyebalkan kini terlihat pada wajah semua temannya seolah mereka berniat untuk mengerjai Bara habis-habisan.

"Truth or Dare?" Tanya Nattaniel penuh antusias.

"Dare lah. Cupu lo," celetuk Winata membuat Bara sedikit mengumpat pada pria berkacamata itu.

Merasa bahwa dirinya akan diolok-olok, maka Bara memutuskan untuk memilih sebuah tantangan alih-alih sebuah kejujuran. Nattaniel memekik senang karena hal itu, dalam otaknya ia sudah merancang beberapa Dare untuk semua teman-temannya.

"Bara. Coba lo cium salah satu orang yang ada disini," ucap Nattaniel dengan senyum jahilnya.

"Yang bener aja lo, Mah."

Hembusan nafas malas tercipta, Nattaniel hanya menatap penuh goda pada Bara yang saat ini memelas pada dirinya. Kekehan tawa samar-samar terdengar membuat Bara semakin merasa kesal, dalam hatinya Bara mengumpati Nattaniel yang kini hanya tersenyum lebar menunggu ia melakukan aksi Dare nya.

"Gue cium suami lo ya."

"Silahkan, dengan senang hati," jawab Nattaniel masih dengan senyuman manis yang terukir.

Milen yang mendengar itu berusaha menegur Nattaniel dan menyuruhnya untuk berhenti bermacam-macam. Namun alih-alih menurut, Nattaniel justru hanya mendelik pada Milen lalu kembali bersenang-senang bersama temannya, walaupun Bara dan Dewa terlihat tertekan dengan permainan seperti ini.

Cup~

"Dah. Lanjut," titah Bara yang baru saja mengecup pipi mulus Winata membuat sang empu melotot murka.

"BARA ANJING!!!" Jerit Winata setelah beberapa detik merasakan blank pada pikirannya.

Bara tertawa canggung, "Santai bro santai. Yang deket gue cuma lo soalnya," ucap Bara berusaha meminta pemakluman.

"PINGGIR LO ADA SI MAHA JUGA!!"

"Ooh tidak, lo mau gue digebuk bapak boss?" Sergah Bara yang menuai dengusan malas dari Winata, selaku korban pengecupan.

Nattaniel akhirnya menyudahi adu argumen antara Bara dan juga Winata, kekehan gemas tercipta saat melihat dua sahabatnya itu bertengkar hanya karena satu kecupan singkat. Kedua netra Nattaniel kemudian beralih pada Dewa yang duduk tepat disampingnya, pria jangkung itu lagi-lagi tertangkap basah sedang melirik ke arah Nandra dan Rian yang kini sedang berbincang diatas sofa bersama Milen serta kawan-kawannya.

"Oke, mulai lagi ya. Bara lo mending pergi dah huss huss!! Energi negatif lo kuat banget tai merinding gue," sinis Winata yang sepertinya masih tidak terima pipi mulusnya di cap oleh Bara.

"Halah dikata energi lo positif apa ya," jawab Bara santai membuat keinginan Winata untuk memukul Bara semakin tinggi.

Nattaniel pun nendengus kasar, "Berisik banget kalian berdua. Gue doain jodoh mampus lo," delik Nattaniel sembari meraih botol kaca itu untuk ia putar kembali.

Mereka berempat terdiam memperhatikan ujung botol yang perlahan-lahan berhenti. Dan mereka kemudian mengerjap canggung saat Dewa menatap datar botol itu yang terarah tepat kepadanya, baiklah jika Dewa mengamuk maka salahkan saja Nattaniel yang sejak awal menyeret Dewa untuk mengikuti permainan ini.

"Lo pilih apa, Dew?" Tanya Nattaniel.

Dewa terdiam sampai beberapa saat, "Truth."

Deheman kencang terdengar tepat setelah Dewa menutuskan pilihannya, ini adalah kesempatan besar bagi Nattaniel untuk membuat Dewa kembali ceria seperti biasanya. Walaupun sebenarnya Nattaniel merasa khawatir akan reaksi Dewa.

Malchance (MileApo local) ✔️Where stories live. Discover now