24). Timbulnya Masalah

2.2K 328 29
                                    

Keadaan di rumah milik Milen kini sangat sunyi dan sepi, Nattaniel sibuk menata baju serta beberapa barang kesayangan seperti boneka kucing dan lain-lain ke tempat yang seharusnya. Pria manis itu sangat diam semenjak sarapan di rumah Bunda tadi pagi, bahkan saat di perjalanan pulang Nattaniel tidak membuka suara sedikit pun membuat Milen sedikit bingung harus berbuat apa.

Karena merasa bingung, Milen pun memutuskan untuk mengerjakan beberapa pekerjaan di ruangan nya. Melihat Nattaniel yang seperti itu maka Milen pikir ia harus nemberikan ruang privasi untuk suami manis nya, setelah keadaan kembali membaik nanti barulah ia akan mengajak nya berbicara.

Tok tok tok

Atensi Milen teralihkan pada suara ketukan pintu, lalu Milen menyuruh orang itu untuk langsung masuk. Ternyata Nattaniel menghampiri nya terlebih dahulu lengkap dengan wajah sedih nya yang kentara, Milen menggeser kursi nya sedikit lebih ke kiri agar menghindari layar PC di hadapan nya dan memberikan seluruh perhatian nya pada Nattaniel.

"Milen" Panggil Nattaniel.

"Iya, kenapa?"

Nattaniel terdiam beberapa saat, "Aku... Mau keluar sebentar, boleh?"

Nada keraguan tertangkap jelas oleh pendengaran Milen, sedangkan Nattaniel hanya terdiam menunggu jawaban Milen dengan sedikit gelisah. Milen kemudian menyandarkan punggung nya di sandaran kursi dan menatap Nattaniel sedikit menuntut.

"Kemana?" Tanya Milen dengan nada tegas nya.

"Uhm... Ke kosan Nandra"

Kedua mata sipit Milen semakin menyipit menatap Nattaniel penuh intimidasi. Milen tahu jelas bahwa ada yang tidak beres disini, namun hati kecil Milen sedikit mengapresiasi sikap Nattaniel yang tetap meminta izin kepadanya walaupun pria manis itu tentu dalam suasana hati yang terlampau buruk.

"Jangan coba-coba bohong, sayang. Insting aku lebih kuat dari apa yang kamu pikir" Jawab Milen datar.

Nattaniel terdiam seraya menunduk. Benar, dirinya telah berbohong pada sang suami yang kini sedang menatap nya intens dan penuh kecurigaan. Otak mungil nya kini penuh memikirkan banyak hal, dari mulai ia yang plin plan melanjutkan pendidikan, ia yang harus beradaptasi dalam dunia pernikahan, ia yang tidak bisa melakukan apapun dengan benar, semuanya seperti berputar dan berulang-ulang di dalam kepala mungilnya. Terlebih setelah perkataan sang Bunda yang ia dengar tadi pagi, rasanya Nattaniel ingin menangis saja jika Milen menjadi kekurangan gizi karena dirinya nanti.

Milen yang melihat Nattaniel terdiam dan termenung akhirnya menarik pelan tangan lelaki manis itu agar lebih mendekat kepadanya, kedua mata yang biasanya penuh binar itu kini sedikit meredup membuat Milen meringis kasihan. Dengan perlahan Milen pun menuntun Nattaniel untuk terduduk di atas kedua paha kekar nya sebelum ia memasuki topik pembicaraan.

"Kepikiran omongan Bunda, ya?" Tanya Milen pelan.

Nattaniel menatap Milen dalam diam seraya menelan ludah nya kasar. Pria ini, pria yang sedang memangku dirinya ini adalah pria yang sempurna, memiliki wajah yang tampan, kehidupan mapan, berpendidikan tinggi, juga memiliki otak cerdas nan pintar. Jika dibandingkan dengan diri Nattaniel sendiri rasanya ia tidak cocok untuk menyandingi Milen yang terlampau perfect itu.

"Nggak kok" Jawab Nattaniel yang lagi-lagi membohongi Milen.

Oh ayolah, bukankah tadi sudah Milen katakan bahwa ia memiliki insting yang tajam?

"Dibilang jangan bohong. Bebal banget dibilangin" Ucap Milen kesal.

Nattaniel menghembuskan nafasnya berat, "Maaf. Ah ya tadi aku udah cari referensi les memasak, aku mau coba dateng kesana buat daftar"

Malchance (MileApo local) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang