41). Damai atau Cerai?

2.3K 310 39
                                    


Dua tatapan shock kini saling beradu diiringi dengan isakan lirih dari Nattaniel yang kini berada di dalam pelukan Winata. Setelah Nattaniel berkata bahwa ia ingin meminta cerai atas suaminya, Nandra dan juga Bara saling bertukar pandang karena merasa sedikit kaget bercampur emosi.

"Mah, suami lo dirumah sekarang? Biar gue sama Nandra samperin sekarang juga" Tanya Bara dengan wajah datar nya berusaha menahan amarah yang lagi-lagi menguasai dirinya.

Nattaniel menggeleng pelan, "Jangan goblok!!- hiks"

"Huss lagi nangis masih sempet-sempet nya ngomong kasar, nanti baby nya denger loh" Tegur Winata membuat Nattaniel semakin mengencangkan tangis nya.

"Maha, kalo lo udah siap cerita kasih tau ya. Gue gak bisa liat permasalahan ini dari sisi lo aja, gue juga harus tau detail masalah nya biar enak pas nampar balik suami lo nanti" Ucap Nandra lembut seraya mengelus lembut punggung bergetar Nattaniel.

Beberapa menit mereka lewati dalam keheningan, Nandra dan Bara sibuk dengan lamunan nya masing-masing saat melihat keadaan Nattaniel yang menangis keras seperti ini. Jujur, sejak dulu Nattaniel adalah anak yang paling ceria dan tangguh di antara semuanya, Nattaniel tidak mudah menangis walaupun masalah berdatangan terus dalam hidupnya, tapi kali ini Nattaniel terlihat amat sangat rapuh membuat batin teman-teman nya mencelos.

"Udah ya? Its okay kalo pilihan lo cerai, tapi kita pengen tau dulu masalah apa yang lo hadapi kali ini" Ucap Winata seraya mengusap wajah Nattaniel untuk menghapus aliran air mata disana.

Nattaniel menarik nafas panjang untuk mengontrol saluran pernafasan nya yang sedikit sesak.

"Haus" Ucap Nattaniel dengan serak yang membuat Bara langsung beranjak mengambilkan minum.

"Bentar, mau air putih atau es teh anget?"

Nandra pun menatap datar Bara yang saat ini memegang satu termos dan satu botol aqua di tangan nya. Ingin rasanya Nandra melempar Bara sampai ke ujung persimpangan depan sana agar pemuda itu tidak banyak tingkah disaat seperti ini.

"Bara, lo mau gue ketekin atau gue lempar?" Tanya Nandra dengan wajah super flat nya sedangkan Bara hanya menyengir lebar.

"Canda bosss, ambekan banget. Nih minum yang banyak, Mah"

Nattaniel pun dalam diam nya meraih botol aqua yang disodorkan Bara lalu meminum nya dengan rakus. Menangis keras memang membuat tenggorokan menjadi kering dan Nattaniel sedikit membenci hal yang satu itu.

"Makasih, Bara" Ucap Nattaniel dengan suara serak nya.

"Sama-sama manis"

"Anjing" Umpat Nattaniel saat mendengar pujian tersebut keluar dari mulut sahabat nya.

Nattaniel memang menyadari bahwa dirinya manis, tapi jika kata itu diucapkan langsung oleh salah satu teman nya maka Nattaniel merasa geli dan merinding.

Setelah menenangkan diri beberapa saat, Nattaniel pun menatap tiga teman nya dalam diam. Ia sedang menimbang-nimbang antara bercerita atau tidak tentang permasalahan yang ia alami tadi siang, namun tatapan menuntut milik Nandra telak membuat Nattaniel tertunduk dan mulai berbicara.

Aura serius Nandra memang tidak bisa dihiraukan begitu saja.

"Kemarin Kak Nam dateng ke rumah pas Milen lagi sakit" Ucap Nattaniel pelan.

"Oke, terus?"

"Gue minta tolong dia buat bantu urusin Milen. Mungkin gue salah disini tapi gue rasa Kak Nam keterlaluan"

Bara menghela nafasnya jengkel, "Bisa gak ceritain langsung semua? Jangan setengah-setengah"

"Diem lo, Bar. Kalo mau maksa mending lo keluar dari kamar gue" Tegur Nandra dengan tatapan tajam nya.

Malchance (MileApo local) ✔️Where stories live. Discover now