16). Bersama Kakek

2.3K 300 38
                                    


Siang ini, di apartemen Milen terdengar sedikit bising karena hadirnya kakek Badion dan juga kedua orangtua Nattaniel. Sedari tadi Nattaniel hanya terdiam dan menjawab pertanyaan sekenanya karena jujur ia masih lemas, kepala nya pun masih terasa sakit walaupun ia sudah meminum obat yang diberikan Milen tadi pagi. Hari ini Milen terpaksa harus berangkat ke kantor untuk menghadiri rapat penting yang sama sekali tidak bisa diwakilkan, kini di apartemen yang luas itu hanya tersisa Nattaniel, Kakek Badion dan kedua orangtua Nattaniel yang sedari tadi terus berceloteh.

"Kenapa gak pulang kerumah aja, nak? Kamu ngerepotin Milen disini" Ucap Bunda Lili.

"Betul, kasian dia lagi sibuk ngurus kerjaan ini kamu malah minta diurusin juga. Mau bagaimana pun kalian belum menikah jadi kehidupan kamu belum sepenuhnya urusan Milen" Sambung Pangestu yang membuat Nattaniel menutup kedua matanya menggunakan satu lengan.

Kakek Badion pun datang dengan tiga cangkir teh hangat lalu duduk di atas kasur seberang Bunda Lili dan Pangestu. Nattaniel hanya diam tanpa menjawab apapun walau dalam hati ia terus menggerutu.

"Denger gak kamu? Pulang sekarang ayo" Ucap Pangestu yang dijawab gelengan kencang oleh Nattaniel.

"Kalo mau pulang ya pulang aja sana" Jawab Nattaniel acuh dengan suara serak nya.

Kakek Badion menghela nafas berat melihat interaksi orangtua dan anak tersebut, di saat seperti ini ia jadi ingat tentang anak dan menantu nya yang dulu selalu tidak mau jauh dari Milen bahkan saat mereka melakukan perjalanan bisnis pun Milen akan selalu ikut serta tak pernah tertinggal sekalipun, sayang nya usia mereka begitu pendek yang kemudian mengharuskan Milen menjadi anak mandiri secara tiba-tiba.

"Sudah sudah. Biar Nattaniel disini, lagipula sebentar lagi Milen pulang" Ujar Kakek Badion.

"Tapi... Kasian Nak Milen, anak ku pasti bikin repot" Jawab Bunda Lili melirih.

Kakek Badion melambaikan tangan nya seraya tertawa kecil, "Nggak apa-apa, sekalian belajar. Toh mereka mau nikah sebentar lagi"

Pangestu menghela nafas panjang lalu menatap Nattaniel cukup lama, aneh sekali rasanya melihat Nattaniel yang menjadi diam seperti ini. Hati kecil Pangestu sebenarnya merasa bersalah karena Pangestu tahu betul mengapa anak nya bebal namun tetap Pangestu adalah seorang Ayah yang mempunyai ego tersendiri.

"Yaudah. Kamu yang pilih ya ini, Papah udah berusaha ajak kamu pulang tapi kamu kekeh ngga mau. Kalau gitu Papah mau balik kantor, bunda mau disini atau gimana?" Tanya Pangestu melirik pada sang Istri yang kini terlihat berpikir.

"Bunda ikut Papah aja sana, sekalian cek butik kali aja bangkrut" Celetuk Nattaniel yang sontak mendapat teguran dari Pangestu.

Tanpa menghiraukan Ayah dan Bunda nya, Nattaniel pun menyamankan posisi lalu berusaha tertidur. Kepala nya benar-benar sakit saat ini terlebih mendengar segala petuah sang Ayah yang mewanti-wanti agar Nattaniel tidak merepotkan keluarga Milen, sepertinya setelah Milen pulang nanti ia akan meminta Milen untuk mengantar nya ke rumah Nandra agar ia tidak terlalu merepotkan Milen.

Pangestu dan Bunda Lili akhirnya pamit setelah memberi petuah dan memberi beberapa lembar uang untuk bekal Nattaniel, sedangkan Kakek Badion kini masih tetap pada tempat nya tak berpindah posisi sedikitpun.

"Keren juga" Ujar Kakek Badion tiba-tiba membuat Nattaniel seketika membuka matanya dan menatap Kakek Badion.

"Selama ini mana pernah anak itu peduli seperti ini. Terima kasih banyak Nak Natta"

Nattaniel mengerjap saat kakek Badion tersenyum kepadanya, "Aku ngerepotin Milen doang kok, harus nya kakek jangan berterima kasih"

"Hmm... Liat aja nanti, yang repot itu bukan dia. Tapi kamu" Jawab Kakek Badion dengan kekehan kecil di akhir kalimat nya.

Malchance (MileApo local) ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora