18). Kelulusan

2K 285 11
                                    


Binar berkaca-kaca terlihat jelas dikedua mata Bunda Lili saat melihat anak bungsu nya menerima sebuah medali kelulusan dengan senyum manis yang terpatri di wajah tampan nya. Sedangkan Pangestu diam-diam menatap haru sang Anak yang kini benar-benar sudah beranjak dewasa, rasanya baru hari kemarin ia menggendong Nattaniel dipunggung nya dan membawa anak itu berjalan-jalan memutari komplek bersama sang kakak, Namira. Tapi lihat lah hari ini, anak mungil yang sering ia gendong itu kini sudah tumbuh menjadi anak yang tampan terlebih saat setelan jas hitam melekat pada tubuh bongsor nya.

"Bun" Panggil Nattaniel menghampiri sang Bunda dan Ayah yang sedang duduk di kursi khusus untuk para orangtua.

Bunda Lili pun berdiri dan langsung menarik Nattaniel kedalam pelukan erat nya dan disambung dengan Pangestu setelah nya.

"Anak bunda udah gede, udah lulus, nanti kita rayakan dirumah ya nak" Ucap Bunda Lili seraya menangkup kedua pipi Nattaniel yang kini terlihat sedikit menirus setelah terserang demam beberapa minggu lalu.

"Setelah ini jangan nakal lagi. Kamu udah dewasa sekarang, harus betul-betul merancang masa depan" Ucap Pangestu yang membuat Nattaniel tertawa lebar.

"Merancang masa depan itu tugas Milen, Pah. Oh iya dia nggak dateng kesini ya?" Tanya Nattaniel dengan nada sedikit lirih di akhir kalimat.

Bunda Lili tersenyum lembut, "Milen lagi sibuk-sibuk nya kerja, nanti malam biar kita undang dia kerumah"

Nattaniel mendengus lalu berpamitan pada kedua orangtua nya saat Dewa memanggil namanya dengan sedikit lantang, Nattaniel dengan gaya sok nya menghampiri Dewa dan teman lainnya yang kini sedang memandang Nattaniel penuh cibiran.

"Liat, calon pengantin wajah nya girang bener kayak tante-tante" Cibir Winata.

"Mulut lo" Delik Nattaniel.

"Laki lo gak dateng?" Tanya Bara yang dijawab gelengan pelan oleh Nattaniel.

"Dia sibuk"

Bara hanya mengangguk pelan mendengar jawaban Nattaniel, bagaimanapun calon suami Nattaniel adalah seorang pengusaha yang pasti nya tidak ada waktu longgar. Nandra yang mengerti keadaan pun berusaha mencairkan suasana berniat menghibur Nattaniel yang saat ini terlihat sedikit murung setelah menjawab pertanyaan Bara, sampai selesai acara mereka semua terlihat bersama-sama tanpa menghiraukan orang-orang sekitar dan Nattaniel dibuat semakin murung saat kedua orangtua nya tiba-tiba menghampiri lalu berpamitan dengan alasan pekerjaan membuat Nandra meringis kasihan.

Acara kelulusan begitu meriah di SMK Garuda Bangsa, bahkan salah satu band ternama ikut berpartisipasi menjadi bintang tamu untuk menghibur para siswa di hari bahagia nya. Sedangkan Nattaniel dan kawan-kawan lebih memilih untuk diam diatas rooftop sekolah lalu menonton hiruk-pikuk manusia di tengah-tengah lapangan sana.

"Jaka, Winata, Bara. Durhaka ya lo semua ngusir orangtua" Ujar Nandra seraya menyalakan satu batang rokok magnum filter yang terjepit di jemari ramping nya.

Bara berdecih, "Muak gue liat mereka"

"Gitu-gitu juga mereka orangtua lo, Bar" Sahut Dewa membuat Bara tertawa.

"Menurut gue mereka gak pantes disebut orangtua. Didunia ini gak ada orangtua yang berusaha bikin mati anak nya sendiri" Jawab Bara membuat Dewa beserta yang lainnya bungkam.

Nattaniel menyandarkan pinggang nya di tembok pembatas rooftop seraya menatap Bara dengan penuh rasa iba, "Kadang gue mikir kalo apa yang lo omongin itu semua nya omong kosong. Orangtua lo selalu care sama lo, mereka selalu luangin waktu buat lo, mereka keliatan baik-baik aja dimata gue, Bar"

"Lo gak salah karena apa yang lo liat begitu ada nya..." Jawab Bara yang kemudian menghela nafas dalam sebelum melanjutkan perkataan nya.

"Depan semua orang mereka berperilaku baik, tapi kalo didalem rumah gue selalu dijadiin pelampiasan ke egoisan mereka. Selesai acara kelulusan gue punya rencana buat keluar dari rumah, capek juga gue lama-lama" Lanjut Bara dengan kekehan kecil diakhir kalimat.

Malchance (MileApo local) ✔️Where stories live. Discover now