55). Bulan ke-8

2K 271 52
                                    


Waktu berjalan dengan cepat. Tiga bulan Milen dan Nattaniel lewati dengan penuh ketenangan, lingkungan baru yang baik sangat berpengaruh pada kehidupan Nattaniel. Di bulan ke delapan kehamilannya, Nattaniel terlihat semakin cantik dan tampan disertai dengan tubuh gembul juga kedua pipi yang mengembang.

Dahulu Nattaniel selalu merasa tidak percaya diri akan penampilannya semenjak masa kehamilan, tapi sekarang ia menerima dengan lapang dada. Ia pun lebih berfokus pada si calon bayi agar selalu sehat dan selamat lahir ke dunia.

"Aku berangkat dulu ya mbul. Kamu inget kan pesan aku?" Tanya Milen yang kini berdiri dihadapan Nattaniel yang sedang duduk di ruang tengah.

Nattaniel mengangguk pasti, "Inget!! Harus hati-hati, jangan lari-lari, jangan banyak gerak, jangan naik turun tangga"

"Pinter. Nanti jam satu siang aku pulang, see you cantik"

Setelah berpamitan pada suami dan anaknya, Milen pun bergegas pergi menuju kantor untuk melaksanakan tanggung jawabnya disana. Walaupun hati Milen tidak pernah tenang saat berjauhan dengan Nattaniel namun Milen punya urusan lain yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja.

Sepeninggalan Milen, Nattaniel hanya duduk anteng di atas sofa empuk dengan biskuit ibu hamil di sebelah tangannya. Sejak satu bulan lalu Nattaniel tidak pernah melakukan pekerjaan rumah lagi, Milen selalu bersikap protektif dan menjaga Nattaniel secara berlebihan.

Bahkan Milen siap menggendong Nattaniel untuk naik turun tangga sampai beberapa kali.

"Ah aku mau berjemur. Babyyy ayo ikut Papa berjemur!!" Gumamnya riang.

Suasana pagi begitu sejuk terasa, beberapa tetangga bahkan sudah standby diteras halaman sembari membawa kursi kecil untuk berjemur dibawah matahari pagi. Nattaniel tersenyum lebar saat seorang wanita berusia 46 tahun melambaikan tangan ke arah dirinya.

"Senyum dek Natta nggak kalah cerah sama matahari pagi ya" Ucap wanita paruh baya tersebut membuat Nattaniel terkikik malu.

"Hihi mom Vanna bisa aja. Mom juga cantik banget pagi ini" Jawab Nattaniel membuat wanita paruh baya bernama Ivanna itu tertawa gemas.

Ivanna pun beranjak dari kursi mungilnya dan menyuruh Nattaniel untuk duduk disana, "Sini duduk. Kakimu pegel lho nanti"

"Makasih ya mom, nanti aku suruh Milen beli kursi kecil biar aku bisa duduk bareng sama mom disini" Ucap Nattaniel dengan wajah memelas tidak enaknya.

"Pake kursi mom juga gapapa, ganteng. Kan sama aja" Jawab Ivanna seraya mengusak kepala Nattaniel gemas.

Ivanna adalah tetangga di seberang rumah Nattaniel. Wanita itu tinggal seorang diri setelah bercerai dengan suami lalu kemudian ditinggalkan pula oleh anak semata wayangnya.

Dahulu, Ivanna mempunyai satu anak laki-laki yang begitu baik. Perangainya begitu mirip dengan sosok Nattaniel saat ini membuat hati Ivanna teriris. Namun Ivanna bersyukur karena nasib Nattaniel sebagai pria spesial lebih beruntung daripada nasib anaknya yang malang.

Anak Ivanna hamil setelah digilir tiga pria sepulang ia dari kampus. Ivanna begitu syok karena tidak percaya bahwa anak laki-lakinya bisa hamil seperti itu, lagipula bagaimana bisa? Anaknya adalah seorang laki-laki!

Perasaan itupun dirasakan oleh sang anak, ia merasa malu, merasa bahwa dirinya adalah aib. Akhirnya untuk menyudahi semua perasaan tersebut ia memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Mom Vanna? Haloooo??"

Lamunan Ivanna pun buyar saat Nattaniel memanggilnya, "A-ah iya. Kenapa sayang?"

"Lagi mikirin apa?" Tanya Nattaniel penasaran.

Vanna tersenyum kecil, "Nggak. Oh iya semalem mom bikin puding, kamu mau coba?"

Malchance (MileApo local) ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora