Until I Collapse Part 6

6.1K 589 34
                                        

Suara deru mesin mobil berhenti dan terparkir rapi di dalam garasi. Setelah memarkirkan mobilnya dengan aman, gadis itu masuk ke dalam rumah. Tak lupa ia sapa semua orang yang ada di setiap sudut rumahnya, mulai dari penjaga gerbang, tukang kebun sampai para pekerja rumah yang lain.

"Assalamu'alaikum, Flora pulang." salam Flora saat sudah masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam, Sayang!" suara lembut dari wanita paruh baya itu menyambut Flora dengan hangat.

Flora menghampiri dan mencium punggung tangan Bundanya. "Masak apa, Bunda? Wangi banget."

Veranda tersenyum. "Masak Cumi goreng sama Ayam kecap, suka ngga?"

Flora mengecup pipi Bundanya itu singkat. "Suka. Yaudah Flora ke kamar ya, Bun?"

Veranda mengangguk. "Yaudah nanti kalo kamu udah bersih-bersih, turun ya, kita makan bareng-bareng."

Flora melangkah menghampiri Vivi yang duduk di atas sofa sambil menonton K-Drama. Flora tersenyum jahil dan langsung mencium pipi Vivi. "Floraaa! lo belum mandi jorok!"

"Bun nih Flora belum mandi malah cium-cium aku!" adu Vivi kepada sang Bunda.

"Yaudah Vi gapapa mungkin adek nya kangen." jawab Veranda sambil merapikan meja makan.

"iyakan Bun aku kan kangen kakak." sahutnya dengan mendusel-dusel Vivi. "Ih jorok! lo belum mandi pendek!"

Kebiasaan Flora dan Vivi memang tidak bisa hilang. Mau bagaimana lagi, meskipun Flora terkenal dengan sifat cuek dan juga galak namun jika sedang berada di rumah sifat jahilnya selalu saja muncul.

"udah sono lo mandi!" titah Vivi dengan menoyor kepala Flora.

Flora bangkit dan melangkah naik menuju ke kamarnya. Ia melempar tasnya itu secara asal di atas sofa kamar. lalu melepas sepatunya dan ia letakkan di rak sepatu yang ada di dalam kamarnya. Kemudian, ia membuka kancing seragam dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Di bawah pancuran shower, pikiran Flora terus bermain dengan bayang-bayang Freya, gadis yang baru saja ia kenal.

"Mantannya Jasson? taruhan balapan 2 tahun lalu?" batinnya.

Flora menyugar rambutnya ke belakang. Menikmati dinginnya air dari pancuran shower sambil berpikir. dan beberapa saat kemudian ia berdecak sebal

"Ck! Kenapa gue jadi ngurusin dia gini? Nggak penting!" batin Flora.

"tapi gue nggak bisa ngebiarin cewek itu dalam bahaya. Gue harus bertindak." Flora terus membatin.

Kemudian, Flora tersadar. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. Membuang jauh-jauh pikiran yang mengusik ritual mandinya.

"Kenapa gue jadi peduliin cewek itu sih? Kenal juga enggak. Argh repot!" batinnya lagi.

Setelah ritual mandinya selesai, Flora keluar dengan baju handuk yang masih menempel ditubuhnya. Kemudian ia memakai kaos polos berwarna hitam dan celana pendek. Ia kait mukena yang ada di atas ranjangnya dan segera menjalankan ibadah Sholat Ashar.

Beberapa menit kemudian, bertepatan ibadahnya selesai, suara deru mesin motor terdengar jelas di telinga Flora. Saat ia intip melalui jendela kamarnya ternyata Olla datang bersamaan dengan Adel.

"Assalamu'alaikum Tante." Adel dan Olla masuk dan mencium punggung tangan Veranda.

Mendengar suara salam, Shania menoleh. "Waalaikumsalam. Ya ampun Olla, Adel apa kabar, Nak?" Veranda bangkit dari duduknya untuk memeluk Adel juga Olla.

"Alhamdulillah baik Tante. Tante apa kabar?"

"Tante baik, sehat Alhamdulillah. kalian nyari Flora ya? anak nya di kamar tuh kalian susul aja."

Until I Collapse (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang