Sesuai janji Flora kemarin, pizza yang panjangnya satu meter itu berhasil mendarat di markas Crucio. Ini bukan pertama kalinya Flora mentraktir Crucio, tapi sudah beribu kali. Selain pizza, Flora juga membawakan mereka martabak manis, beberapa minuman dingin jus dan soda, sekalian juga buat isi stock kulkas di markas.
"Aseekk pizaa satu meter nih, Bos!!!" seru Olla yang sedari tadi sudah tidak sabaran.
"Nggak tanggung-tanggung, ada martabak manis juga." sahut Azizi.
"Sungkem dulu sama suhu." sambung Jessi. "Terima kasih anak bapa Maverick atas pejenya." ucap Oniel. "Skuy kita telanjangi pizza nya!" ujar Olla.
"Jijik, lla. Bahasa lo." jawab Adel. "Yaudah sih, yang penting kan kenyang, wle!" balas Olla.
Adel menggeleng-gelengkan kepala. "Terserah lo deh."
Semuanya tampak senang dan melahap pizza satu meter itu dengan rakusnya. Flora dan Lulu hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka berdua hanya menikmati minuman dingin karena cuaca hari ini cukup panas.
"Jadi, beneran jadian sama Freya?" tanya Lulu sambil memegang minuman bersodanya.
Flora mengangguk. "Aneh ya?" tanyanya.
Lulu tersenyum kecil dan mengangguk samar. "Dikit. But it's okay, you deserve to be happy, Flo! Congratulations!" jawab Lulu yang kemudian memeluk sayang sepupunya.
"Thanks." Flora membalas pelukan dan mengelus punggung Lulu.
Lulu mengurai pelukannya. "Ngomong-ngomong, lo udah lama nggak balap, nggak ada niatan mau balap lagi?"
Flora membuang nafasnya. "Masih ada?" Lulu mengangguk. "Kapan?"
"Malam ini. Arena biasa."
"Ada siapa?"
Lulu beralih mengambil satu slice pizza yang ada di depannya. "Aodra." Lulu melahap pizza itu dengan satu gigitan. "Yang nolong kita kemarin, mereka ngundang kita buat nonton aksi balapnya." lanjut Lulu.
"Lawan siapa?"
"Guinen."
Flora tersenyum smirk. "Masih belum kapok."
Lulu terkekeh dan melahap kembali pizzanya. "Lo nggak curiga sama Aodra?"
Flora menoleh. "Kenapa? Lo curiga?"
Lulu mengangguk samar. "Gue penasaran aja siapa atasan yang mereka bilang waktu itu. Lo nggak mau cari tau? temen gue Marsha juga terlibat sama geng itu."
Flora menggeleng, dan meneguk jusnya kembali. Mau mencari tahu dengan cara bagaimana pun sepertinya bakal sia-sia, karena Aodra menutup segala akses identitas mereka.
"Kalo mereka tiba-tiba ngajak kerja sama, lo terima?" tanya Lulu.
Flora menghendikkan bahu. "Tergantung. Kalo tujuannya buat cari keadilan, kenapa enggak?" jawab Flora enteng.
Lulu hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi mereka cari keadilan buat siapa?"
Flora menutup botol jusnya dan ia letakkan di atas meja. "Who's care. Yang jelas tujuan mereka sama kayak kita."
Lulu menatap Flora. "Oke. Gue ngikut."
Flora mengangguk.
Seketika itu, ingatan Flora kembali pada kejadian dimana ia beradu otot bersama Junior dan orang yang tidak di kenalnya perihal meninggalnya Mira yang kabarnya itu di bunuh. Dan sampai saat ini, alasan sekaligus pelaku sebenarnya itu tidak di temukan juga.
Ada sedikit rasa curiga di dalam diri Flora, jika bukan Junior dan antek-anteknya, lalu siapa?
Apa pembunuh itu sengaja Junior sembunyikan? Demi keselamatan dirinya? bahkan sudah 4 bulan sejak kejadian itu Flora tidak pernah bertemu Junior sama sekali.

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...