Satu minggu yang akan datang, ujian semester akan di laksanakan. Semua guru sedang di sibukkan dengan mengurus semua perlengkapan ujian siswa-siswi Salazar High School.
Setelah ujian semester, semua siswa-siswi akan di repotkan dengan urusan remedial dan lain sebagainya, khususnya untuk siswa kelas XII yang akan di sibukkan dengan datangnya berbagai macam sosialisasi bimbel untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Hari ini, semua siswa-siswi tidak melakukan KBM seperti biasanya. Saat guru datang memasuki kelas, guru hanya memberikan sebuah kisi-kisi untuk ujian sesuai mata pelajaran masing-masing. Selebihnya, siswa-siswi di berikan kesempatan untuk menyelesaikan semua tugas mereka yang masih kosong sebagai perbaikan buku nilai guru.
Bel istirahat pertama sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Kali ini, Freya sedang duduk seorang diri, mengerjakan sesuatu di kursi tribun lapangan basket, sesekali juga ia menonton aksi permainan Basket Adel, Jessi, Oniel, dan juga Zee yang kocak.
"Fre," panggil Lulu. "Nih titipan dari Flora buat lo." ucapnya seraya memberikan papper bag yang berisikan botol minum dan juga beberapa makanan.
Freya menoleh dan menerimanya. "Thank you."
Lulu mengangguk, kemudian ia ikut duduk di samping Freya membuka tutup botol minum dan meneguknya hingga setengah. "Sendirian?" Freya mengangguk. "Tumben? Muthe, Christy kemana?"
"Lagi bantuin Olla ngerjain tugas yang kosong di Perpustakaan." jawab Freya. "Lo nggak ikut main basket juga sama mereka?" tanyanya yang kemudian ia melanjutkan kegiatan menulisnya.
Lulu menggeleng sambil melihat ke-empat temannya itu yang tengah asik bermain basket di lapangan. "Males. Lo nulis apa?"
"Biologi. Kisi-kisi yang Bu Rena kasih tadi. Lumayan buat belajar." Lulu manggut-manggut. "Nyontek ya?"
Freya terkekeh. "Tumben lo? Biasanya juga rajin,"
"Lagi nggak mood nulis, mau leha-leha."
"Jadi gimana?" tanya Freya yang masih fokus menulis.
Lulu menoleh dan mengerutkan dahinya. "Apanya?"
Freya mengkulum senyum sambil menulis. "Ya lo sama Marsha. Jangan lo pikir gue bego ya, gue tau lo ada nyimpen rasa juga kan sama Marsha."
"Nggak. Temenan doang."
"Yakin? Mata lo itu nggak bisa bohong, Lu. gue tau lo sakit hati waktu Marsha terima Zee. Kenapa?"
Lulu tersenyum kecut. "Kok jadi ngomongin Marsha? Kenapa apanya?"
Freya tersenyum dan menutup bukunya. "Kenapa lo selalu ngalah demi temen-temen lo?" Freya menyenggol lengan Lulu. "Jujur aja kali nggak papa. Gue itu sahabatan sama Marsha udah dari SD, gue tau kapan dia senang kapan dia sedih. Tapi gue liat-liat waktu di distro kemarin dia fun-fun aja, ngobrol juga kan sama lo? dari tatapan mata lo ke Marsha juga gue udah tau kali Lu."
"Gue cuma gamau persahabatan gue rusak cuma karena masalah cewe, selagi Marsha dibahagiain Zee gue udah ikut seneng."
Freya manggut-manggut. "Lo punya mantan nggak?"
Lulu menggeleng. "Gue nggak pernah pacaran. Rasanya gimana aja nggak tau."
Freya mengacungkan jempol. "Bagus."
Ia meletakkan buku pelajaran di sampingnya, kemudian ia mengambil makanan yang ada di papper bag.
"Nih gue kasih tau salah satu temen gue namanya Febri, orangnya sedikit cuek, tapi perhatian. Dia pernah bilang sama gue, kalo dia masih belum siap buka ruang hatinya buat orang baru, dia nunggu yang cocok."

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...