Satu minggu lagi, event Dbl Cup akan di laksanakan. Isi dari pertandingan nya tidak hanya ada Basket, tapi ada juga Karate, Volly, Badminton, dan lainnya. SMA Star High menjadi tuan rumah utama di sana.
"Kiw, cewek!" goda Zee pada adik kelas yang baru saja lewat di pinggir lapangan.
Mereka yang biasanya berempat, hari ini mereka bertujuh. Zee, Olla, dan Adel duduk di tribun bagian atas, sedangkan Oniel, Lulu, Jessi, dan Flora duduk di bagian bawahnya.
"Nggak ada adab lo. Katanya suka sama Marsha, malah godain adik kelas." ujar Adel kesal. "Mending Marsha buat gue aja kalo gitu."
"Langsung bertindak, del. Nggak pake lama." celetuk Olla.
"Beneran saingan nih ceritanya?" tanya Oniel.
"NGGAK LAH!" jawab Zee sinis.
"Maunya sih gitu," Adel menjawab dengan santai. "Tapi ya gimana ya, saingan gue Zee. Gampang lah."
"Ya kalo gitu, gasss atuh, Del!" ujar Oniel.
Sebenarnya Adel dan Oniel hanya berniat menyindir Zee agar cepat-cepat sadar dan bertindak. Memang dasarnya Zee otak lemot, jadinya harus di gertak dengan cara begitu.
"Terus nasib Ashel gimana, del ?" tanya Olla. "Lama nggak keliatan tuh anak. Ngambis parah sih."
"dua lebih baik lla."
"Sialan lo. gue aduin ntar." sahut Jessi.
"Lo pikir gue beneran bakal bertindak? Ya, enggak lah. Gue masih sayang Ashel, meskipun agak masih susah buat balikin ingatannya," jawab Adel "Zee, nggak usah di anggap serius, gue sama Oniel bercanda."
"Kurang ajar lo! Gue paniknya setengah mati, bangsat. Gue hampir aja mau nyerah karena nambah saingan." ujar Zee.
Adel tertawa. "Ya itu derita lo, lo lemot."
"Selain lemot, hidupnya juga iri mulu. Pake sok-sokan dramatis berdoa. Sudahilah Ya Allah, eh sendirinya punya gebetan." sindir Jessi.
"Lo semua nggak kasihan apa nyinyirin gue mulu?
Resek lo pada. Flo, belain gue dong, gue di bully nih." adu Zee."Ya makanya, Zee buruan di pepet. Lo itu harus di tegasin emang. Marsha di ambil orang, awas aja lo nyesel, gue ketawain lo kalo nyesel." ucap Adel.
"Terus lo sekarang sama Ashel gimana, del? Masih chat-an nggak?" tanya Oniel.
Adel mengangguk. "Masih. Deket banget malah." jawab Adel.
"Flo, Freya tuh sendirian," ujar Oniel. Mendengar nama Freya, Flora menoleh dan mendapati gadisnya itu berjalan seorang diri.
"Freya kalo di kuncir cantik juga ya? Damage nya parah nggak nahan. Apalagi temannya tuh, siapa namanya? Yang cewek Aodra itu?" tanya Oniel.
"Chika." jawab Lulu.
"Iya, Chika. Beuh manis. Muka jutek aja manis, gimana kalo senyum?" Oniel mulai berulah.
"Awas. Pawangnya ntar marah loh," ujar Adel.
"Emang siapa pawangnya, Del?" tanya Jessi.
"Ara, yang ngubah identitas Ashel."
"Lah, Flo, mau kemana?" tanya Olla saat melihat Flora bangkit berdiri.
"Ada yang lebih penting."
"Hmm. Pacaran teroooss." ucap Zee saat Flora melangkah menghampiri gadisnya.
"Iri terooss. Iri." sahut Oniel.
"Dah bucin dah tuh. Tapi gue salut sih sama Freya, bisa ngerubah Flora jadi gitu." ucap Jessi. "Dulu kan Flora anti banget interaksi sama orang selain kita, kecuali kalo jadi partner lomba."

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...