Until I Collapse Part 11

4.5K 565 89
                                    

Freya sedikit terkejut mendengar hal itu. "PMS dong masa cewek ga PMS, Gimana si?" Flora diam tidak menjawab. "Dih ngambek? Ketua Crucio bisa ngambek ternyata? Ututu lutunaa!" goda Freya sambil menoel pipi Flora.

Flora mengalihkan pandangannya itu ke arah lain. Dapat dilihat wajah Flora itu tengah menahan tawa. Dan Freya tidak ada hentinya menggoda Flora sampai akhirnya pertahanan Flora yang mulanya tidak ingin menggubris itu runtuh.

Flora pasrah dan tertawa lepas. "Hahaha. Udah ah!"

Freya masih kekeuh menggodanya sampai akhirnya Flora menyerah lagi, ia tertawa lagi karena tidak tahan melihat wajah Freya itu seperti anak kecil.

"Kok gemes?" batin Flora.

Freya terkekeh. "Nah gitu dong ketawa. Jangan galak-galak mulu. Ngga baik. Kalo gini kan adem liatnya." ucap Freya jujur.

Hingga akhirnya suasana menjadi sepi. Tak ada percakapan lagi di antara mereka. Hanya terdengar suara kencangnya semilir angin yang membuat mereka betah lama-lama disana.

Beberapa saat kemudian, bel masuk berbunyi. Freya masih menikmati pemandangan kota Jakarta itu dari atas rooftop. Rasanya ia tidak ingin meninggalkan tempat ini.

"Udah bel." celetuk Flora membuyarkan lamunan Freya.

Wajah Freya berubah melas seketika. "Yah kok bel sih? Masih mau disini."

"Istirahat kesini lagi." jawab Flora enteng. Kemudian ia mengambil tas miliknya yang tergeletak di bawah dan menebas-nebas bagian kotor yang ada di tasnya.

Freya menggeleng cepat. "Nggak mau."

"Fre."

"Nggak mau. Mau di sini dulu." Freya merengek dan mengerucutkan bibirnya kesal sehingga wajahnya berubah menjadi imut seperti anak kecil.

Sial! Flora menjadi gemas melihat wajah Freya berubah menjadi imut. Kenapa dengan mudahnya Flora menjadi luluh melihat keimutan gadis ini? Padahal ia sering melihat gadis di sekolah ini berpura-pura memasang wajah imut seperti itu, tapi Flora sama sekali tidak tertarik. Tapi untuk Freya, rasanya berbeda.

"Kalo lo mau ke kelas, silahkan. gue mau bolos disini aja." final Freya. "Tapi kalo lo mau ikut yaudah, di sini aja temenin gue."

"Bukannya lo ketua PKS?" tanya Flora.

"Terus? Ketua PKS juga manusia kali. bolos sesekali mah gapapa." jawab Freya enteng.

Flora membuang nafasnya pasrah. "Oke." jawab Flora yang kemudian duduk kembali, menikmati pemandangan di depannya.

Freya tersenyum puas dan kemudian ia ikut duduk di samping Flora. Angin kali ini rasanya tenang, sampai-sampai rasanya Freya ingin tidur.

Tanpa permisi, Flora merebahkan kepalanya itu di paha Freya yang sontak membuat Freya terkejut hebat.

"Fre." panggilnya.

Freya sedikit menunduk. "Kenapa?"

"Elusin gue."

Freya membelalakkan matanya sempurna. "H-hah?"

"Elusin gue."

"Lo nggak mikir ya, Flo. jantung gue rasanya mau copot?" batin Freya.

Freya mengusap puncak kepala Flora dengan lembut. Flora tidak munafik kali ini, tangan mulus Freya itu sungguh ajaib baru beberapa usapan saja Flora mulai bermain dengan alam mimpinya.

"Sial! Kalo kayak gini caranya, gue malah betah main di balik topeng. Tapi nggak bisa, gue nggak mau." batin Freya.

Freya terus membatin di dalam hatinya. Hampir saja ia lupa akan tujuannya karena terkecoh dengan pesona Flora.

Until I Collapse (FreFlo)Kde žijí příběhy. Začni objevovat