Pagi ini, Flora lebih dulu bangun di bandingkan yang lain. Keenam sahabatnya itu, mereka masih betah menelusuri alam mimpinya masing-masing.
Di pukul 6 pagi ini, Flora menyibukkan dirinya di dapur. Menyeduh teh, dan juga membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Flora hanya mengenakan hoodie polos berwarna hitam, dan juga jogger pants berwarna abu-abu tua.
Terdengar suara langkahan kaki yang turun dari lantai dua. "Pagi," sapa gadis itu dengan nada suara serak khas bangun tidur. Dan kedua matanya masih setengah terbuka.
Flora menoleh. Pemandangan yang ia dapat pagi ini adalah wajah gadis yang berhasil membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya seperti saat ini.
Flora tersenyum. "Baru bangun?"
Freya mengangguk sambil menutup mata, kemudian ia duduk di kursi meja makan. Menyandarkan kepalanya di atas meja. Freya masih mengantuk. Penampilan Freya sedikit berantakan karena baru bangun. Mengenakan baju tidur rumahan berlengan pendek dan bercelana panjang, yang bergambar boneka Teddy bear berwarna coklat.
Melihat wajah kantuk gadisnya, Flora menghampiri Freya sambil membawa secangkir teh. Kemudian, ia duduk. Menatap Freya yang masih menutup matanya dengan damai.
Tangan Flora terulur mengelus surai gadis itu lembut. Flora terus mengelusnya, sudah menjadi suatu kebiasaan karena ia sangat menyukainya. Elusan itu berpindah ke alis, hidung, dan berakhir di pipi.
"Sayang," panggil Flora. Freya hanya bergumam. "Keluar yuk," ajaknya.
"Kemana?" tanya Freya yang masih memejamkan mata.
"Ke mana aja," jawab Flora. "Yuk."
Freya menggeliat, dan mengubah posisinya duduk bersandar di kursi. Ia mengucek kedua matanya. "Aku mandi dulu tapi ya,"
"Nggak usah. Sikat gigi sama cuci muka aja. Aku tunggu," Freya mengangguk. "Pake hoodie ya. Lagi dingin."
Freya mengangguk lagi. Kemudian, gadis itu berdiri dan melangkah berat menaiki anak tangga guna mencuci muka dan berganti pakaian.
Sepuluh menit lamanya Flora menunggu, gadisnya
itu akhirnya turun dengan mengenakan hoodie hitam milik Flora, dan juga celana training. ia juga menguncir surainya secara asal.Keduanya melangkah keluar menuju mobil kemudian Flora panaskan sebentar. Setelah itu, ia tancap gas keluar dari gerbang Villa.
Jalanan lumayan sepi di pagi hari yang buta ini. Di dalam mobil, sama sekali tidak ada percakapan di antara keduanya. Flora fokus mengemudi, dan Freya masih memejamkan matanya kembali di balik tudung hoodie karena masih mengantuk.
Flora melirik ke gadisnya sekilas, ia tersenyum. Pagi ini, ia ingin menghabiskan waktu bersama Sang kekasih. Mengajaknya jalan-jalan, sekaligus bermanja ria. Flora tidak bisa menghabiskan waktu berdua lebih lama dengan Freya di dalam Villa, karena sudah pasti keciduk lebih dulu oleh keenam sahabatnya itu. Apalagi Olla.
Jadi, pagi ini Flora tanpa rencana dan juga mendadak, ia memutuskan untuk mengambil waktu berharganya bersama Freya di luar Villa.
***
Di ruang tengah Villa, semua orang sudah terbangun, menikmati teh pagi sekaligus menghirup asap rokok di gazebo Villa. Dan untuk para gadis, beberapa di antara mereka masih betah di dalam kamar.
"Eh, Lu, liat Flora nggak?" tanya Oniel pada Lulu.
Lulu yang sedang mengoleskan roti dengan mentega itu menoleh. "Kok nanya gue? Kan sekamar sama lo?"
Oniel menggaruk rambut belakangnya. "Iya, tadi pas shubuhan sih ada. Tapi pas gue bangun udah nggak ada,"
"Jogging kali. Di gazebo nggak ada?" tanya Lulu.

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...