Until I Collapse Part 29

4.5K 500 13
                                        

Bel pulang sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Freya, Muthe, dan keenam inti Crucio melangkah menuju parkiran. Sementara itu, Flora masih menyelesaikan beberapa urusan dengan pelatih basketnya di Ruang Olahraga.

Pada saat mereka sampai di parkiran sekolah, Jasson dan Junior beserta beberapa antek-anteknya datang tanpa di undang dengan memasang wajah meremehkan.

"Allahu akbar. Ngapain lagi sih lo ke sini, hah?" tanya Oniel dengan kesal.

Lulu menatap Jasson tajam. "Mau apa lagi lo? Masih belum puas sama hasil balap kemarin?"

Jasson tersenyum kecut. Kemudian pandangannya itu terkunci pada gadis yang tengah berdiri di samping Freya dengan tubuh yang gemetar karena ketakutan.

"Fre, mereka siapa? Kok mereka ngeliatin gue kayak gitu sih, gue takut." lirihnya seraya memeluk erat lengan Freya.

Freya mengelus lengan Muthe supaya lebih tenang. "Nggak usah takut. Ada gue, ada anak Crucio yang lain juga, lo yang tenang ya?" hal itu di balas anggukan kecil oleh Muthe.

Junior maju selangkah. "Cewek yang kalian bawa cantik juga, boleh kenalan nggak?" ucapnya.

"Udah ya babi mesum, sekarang bukan waktunya buat cari gebetan," ujar Olla. "Ini masih kawasan sekolah, mumpung gue masih baik nih ya mending lo balik aja deh. Muka lo yang mirip buntelan ikan asin itu ganggu tau nggak!"

Jasson tertawa. "Cih! Gue kesini cuma mau ngingetin, dua minggu lagi pertandingan basket, Dbl Cup. Gue yakinin sekolah kalian bakalan lawan sekolah gue," ucapnya sambil menunjuk bergantian.

Zee berdecak kesal. "Ck! Bacot! Basa-basi lo, lagu lama. Cepetan ngomong to the point!"

"Taruhan, maybe?"

Adel berkacak pinggang. "Wah, cari masalah nih orang."

Lulu bersedekap dada. "Apa lagi yang mau di taruhin? Uang? Motor? Udah cukup. Masih nggak mau ngaku kalah juga?"

Junior maju selangkah lagi. Posisinya sejajar dengan Lulu. "Perlu lo tau, Guinen selama masih ditangan gue, nggak akan pernah nyerah apapun hasil akhirnya. Lo sendiri juga udah tau kan apa yang bakal gue lakuin?"

Lulu tersenyum desis. "Nggak akan pernah nyerah, tapi dengan cara melakukan kecurangan. Itu kan yang lo lakuin dan yang lo maksud bertahun-tahun ini?" balas Lulu seraya menaikkan sebelah alisnya.

Junior menghendikkan bahu. "Apapun caranya bakal gue lakuin. Sekalipun itu bayarannya duit maupun nyawa."

Olla menggerutu, menyumpah serapahi tingkah Junior tiada henti. "Dasar celemet tai! Lagak-lagak lo ngomong taruhan, modal duit orang tua aja bangga lo, ga kakak ga adek sama aja bangsatnya!"

"Gimana kalo taruhannya," Jari telunjuk Junior menunjuk Muthe yang berdiri tepat di samping Freya. "Cewek itu." ucapnya dengan lantang.

Mendengar dan melihat arah tunjuk dari Junior, semua orang yang ada disana membelalakkan mata.

semua orang yang ada disana membelalakkan mata. Di tambah lagi Muthe, yang sedari tadi penuh dengan ketakutan.

"H-hah? Gue?" Muthe menunjuk dirinya sendiri.

"Cewek cantik kayak dia nggak boleh di sia-siain dong, kan sayang, ya nggak?" ucapnya dengan memasang wajah yang menyebalkan.

"Mencari luka nih orang," Olla hendak maju

menghajar Junior tapi di tahan oleh Zee.

"lla, tahan. Ada cewek," ujarnya.

"Tapi dia mau ngejadiin Muthe taruhan, Zee," jawab Olla.

Until I Collapse (FreFlo)Where stories live. Discover now