WARNING!
⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc]
INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN.
Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...
Veranda datang menghampiri Flora. "Wa'alaikumsalam!"
Tatapan Veranda beralih pada gadis yang berdiri di belakang Flora dengan wajah yang malu. Kemudian, ia menatap Flora dengan tatapan terkejut dan penuh tanda tanya. Dari tatapan yang Veranda berikan itu, Flora langsung mengerti.
"Temen aku, Bunda."
Freya tersenyum kaku, kemudian ia melangkah mendekati Veranda. "Freya, Tante." Ia mencium punggung tangan Veranda.
"Masyaallah, cantik banget. Bunda nggak nyangka loh, Sayang, kamu bawa cewek ke rumah, cantik banget lagi." puji Veranda yang membuat Freya tersipu malu mendengarnya.
Flora tidak menggubris perkataan dari Bunda nya. ia langsung menerobos masuk ke dalam rumah dengan menggandeng tangan Freya.
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa jam telah menunjukkan pukul lima sore yang artinya sebentar lagi akan menjelang adzan Maghrib. Sudah dua jam lamanya mereka berdua berkutat dengan Matematika, akhirnya Flora mengakhiri juga.
"Paham?" tanyanya.
Freya mengangguk. "Lumayan. Tapi ntar kalo gue nggak paham, gue nanya lagi boleh kan?"
Flora menutup buku miliknya. "Terserah."
"Terserah itu bukan jawaban, boleh atau ngga?" Flora hanya bergumam. "Hm."
Freya berdecak kesal. "Hm hm mulu, ngeselin!"
Flora bangkit meninggalkan Freya yang masih duduk sendirian di Ruang tengah. Beberapa saat kemudian, Veranda datang mengajak gadis itu menuju ke taman belakang rumah sambil menikmati teh sore, mengobrol seputar dirinya dan juga Freya. Seperti yang di lakukan perempuan pada umumnya. Gadis itu cepat sekali akrab, bahkan tanpa sadar sudah berhasil mengambil hati Veranda karena sikapnya yang sopan.
sedangkan Flora ia malah bersantai di atas sofa. Flora diam, ia merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil memainkan ponsel. Sedari tadi ponselnya itu bergetar tiada henti karena pesan masuk dari grup Crucio. Awalnya Flora tidak ingin membalas, tapi isi pesan itu sepertinya sangat penting.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wajah Flora berubah saat membaca satu per satu pesan dari GroupChat anak inti itu. Freya yang menyadari adanya perubahan di wajah gadis itu pun menjadi bingung. Ada apa dengan Flora?
"Kenapa? Kok di tekuk gitu muka lo?" Flora menggeleng.
Freya menatap wajah Flora dengan tatapan datarnya. Rasa amarah terpampang jelas di wajah Flora. Tapi Flora juga berusaha tenang.
"Flo, gue pulang sekarang aja ya? Udah sore, nggak enak juga lama-lama di rumah lo, gue juga masih pake seragam," celetuk Freya.
"Gue anter."
"Eh nggak usah. Gue pesen taksi online aja,"
"Ngga usah. Bahaya." Freya pasrah mendengar perkataan terakhir dari Flora.