Until I Collapse Part 20

4.6K 530 56
                                    

Flora mengajak adik kecilnya Michelle jalan-jalan ke Mall, hanya berdua. Awalnya Veranda melarangnya karena Michelle akhir-akhir ini sangat rewel dan tidak akan pernah betah berada di luar, tapi Flora tetap membawa Michelle. Hitung-hitung latihan katanya.

Semua orang mamandang Flora kagum, banyak juga yang mengira bahwa Flora adalah Mama muda, padahal Michelle ini adiknya. Setelah membelikan Michelle ice cream dan permen, Flora menggendongnya sekaligus menyuapi Michelle agar tidak belepotan.

"Michie mau apa lagi? Mau pulang?" tanya Flora yang telaten menyuapi adiknya ice cream.

Michelle menggeleng lucu. "Alan agi."

"Udah mau malam, Sayang, pulang ya? Mall nya rame."

Michelle tetap menggeleng. "Nda au. Alan agi."

"Jalan-jalan naik motor lagi aja ya? Kan Michie punya helm baru."

Michelle langsung mengangguk semangat. "AU AU AU!"

Flora tersenyum dan mengecup singkat pipi kiri Michelle. "Di motor nanti nggak boleh rewel lagi ya? Janji?" Flora mengangkat jari kelingkingnya.

Michelle membalas dan menautkan jari kelingking gemoynya itu. "Jaji!"

"Sun dulu."

"Muah." Michelle mencium pipi kanan dan kiri Flora secara bergantian.

Di motor, Michelle yang duduk di depan bersama Kakaknya itu terus mengoceh tiada henti sampai-sampai Flora bingung mau menanggapinya bagaimana. Detik-detik masuk perumahan, suara ocehan Michelle sudah tidak terdengar lagi, ternyata Michelle tertidur di balik helm kecilnya.

Saat sudah sampai di garasi rumahnya, Flora melepas helm kecil Michelle dan menggendongnya seperti anak koala kemudian ia baringkan tubuh adiknya itu di kamarnya. Sebuah kecupan melayang di pipi Michelle. Sesekali juga Flora mengelus puncak kepala adiknya.

"Pantes rewel ternyata ngantuk."

Adzan maghrib telah berkumandang, segeralah Flora mengambil air wudhu dan melaksanakan ibadahnya. Setelah menyelesaikan dzikirnya, Flora segera mengecek Michelle yang tidurnya terlihat sangat pulas, Flora ikut membaringkan tubuhnya itu di samping Michelle dan ikut tidur sambil memeluk adiknya kecilnya. Sesekali juga mencium seluruh wajah adiknya itu, dan untungnya Michelle sama sekali tidak terganggu.

***

Freya tampak frustasi, sedari tadi ia membolak balikkan sebuah berkas yang ia dapat saat mengendap-endap masuk ke sebuah markas.

Berkas itu lumayan banyak, dan ia pusing karena harus membacanya satu per satu. Mulai dari identitas target, sampai pada strategi pembunuhan pada target. Benar-benar lengkap. Satu jam lamanya ia berkutat dengan berkas tersebut, akhirnya ia mengerti. Tapi ada satu hal yang membuatnya bingung.

"Brengsek!"

"Jadi bener dugaan gue selama ini, tangan kanan Junior itu masih hidup."

"Tapi siapa?"

Freya semakin di buat pusing. Segeralah ia membereskan seluruh berkas dan beralih mengambil jaket beserta kunci mobilnya. Kemudian ia turun menuju garasi dan pergi meninggalkan rumah untuk menuju ke markas.

"Gue harus cari tau."

Freya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia mengebut, padahal jalanan malam hari itu cukup bahaya. Di tambah lagi perasaannya kali ini bercampur aduk.

Sampainya di markas Freya memarkirkan mobilnya secara asal. Kemudian ia melangkah dengan cepat masuk ke dalam ruangan rapat, dan kebetulan di dalam ruangan tersebut ada empat sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Ara, Chika, Marsha dan Ashel.

Until I Collapse (FreFlo)Where stories live. Discover now