Dua hari usai liburan, mereka menghabiskan waktu mereka dengan bermain-main sekaligus nangkring di markas. Sesekali juga mereka adu balap sendiri, boxing dan juga nge-gym untuk mengisi waktu liburan mereka sebelum tahun baru.
"ASTAGHFIRULLAH OLLA! SINGKIRIN ANJING LO, BANGSAT!" teriak Oniel saat Olla duduk di sampingnya.
Olla menggendong hewan peliharaan kesayangan itu di pangkuannya. la sengaja membawa anjing kecilnya itu ke markas Crucio. Jika ditanya, pasti Olla akan menjawab untuk menakut-nakuti Oniel, karena Oniel takut anjing.
Olla mengerutkan dahi. "Napa sih? Jelly imut gini nggak bakal sudi gigit lo," jawab Olla enteng.
"YA ALLAH LLA! JAUH-JAUH LO SANA JANGAN DI DUDUK DI SEBELAH GUE, ASU!"
Jessi tertawa. "Deketin terus, lla, atau taruh aja di pundak nya tuh," ujar Jessi.
Olla menurut, ia dekatkan hewan peliharaan kecilnya itu kepada Oniel.
"LLA YA ALLAH LLA, JANGAN LLA PLEASE GUE TAKUT SAMA ANJING. SUMPAH GUE NGGAK BOHONG!"
Zee menggaruk-garuk kedua telinganya. "Haduh pengang kuping gue. Ya lo nggak usah teriak-teriak mulu, Niel. Tinggal kabur apa susahnya sih?" ujar Zee.
"Kabur matamu! Buta lo? Kaki gue di jepit Olla asu!" jawab Oniel sewot. "lla, bercandaan lo nggak lucu. Ayo, lla jauhin anjing lo. Astaghfirullah!"
"Jangan, lla. Deketin lagi, sampai anjing lo pup di celananya Dudul," sahut Zee yang kesenangan melihat temannya tersiksa.
Oniel terus merengek. "lla, jangan lla. Sumpah demi Allah gue takut, lla," ujarnya. Olla tidak menggubris.
"AAA LLA SIALAN JANGAN DI DEKETIN GOBLOK!" Oniel berteriak lagi sambil mengangkat kedua tangannya saat Olla mendekatkan anjingnya itu di perut Oniel
Olla tertawa puas. la bangkit dari duduknya, menjauh dari Oniel karena sedari tadi ia juga menahan telinganya yang pengang akibat teriakan maut dari Oniel.
Oniel membuang nafasnya lega. "Alhamdulillah," ucapnya sambil mengelus dada. Kemudian ia melirik Olla. " Nggak usah ketawa lo," ujar Oniel kesal.
"Gitu doang takut lo. Yaahh cupu!" ledek Zee.
"Kelewat goblok apa gimana lo? Air liurnya bahaya dongo! Ngeri!" jawab Oniel sinis.
"Ya tapi kan anjingnya nggak ngiler?" ujar Zee tidak mau kalah.
Flora, Lulu, dan juga Adel akhirnya keluar juga dari ruang rapat. Seperti yang Adel katakan kemarin, ia membahas persoalan siapa orang di balik yang sudah menyelamatkan Kathrina dan juga siapa yang mengirimkan pesan dari dua orang misterius ke Freya.
"Gimana? Udah dapet?" tanya Olla sambil mengelus bulu hewan peliharaannya.
Adel mengangguk. "Nggak sepenuhnya. Ada yang harus di cari lagi,"
"Di cari lagi, maksudnya?" tanya Jessi.
"Kalian inget kata-kata 'salam buat pacar lo' sewaktu Freya dapetin flashdisk?" ujar Lulu.
Mereka semua mengangguk, kecuali Flora dan Adel.
"Ada dua kemungkinan. Tapi masih di perlukan bukti yang valid. Video sama berkas ini aja nggak cukup. Sebenernya kita udah kelewatan ngulur waktu, tapi mau nggak mau, kita harus gerak secepat mungkin supaya ini selesai," perjelas Flora. "Kalian siap-siap,"
"Siap-siap? Mau kemana? Ke markas Guinen? Markas barunya?" tanya Oniel. Flora mengangguk samar. "Duh Flo, jangan gila, gue belum siap mati anjir,"
"Serius, Niel. Jangan bercanda mulu!" sahut Adel.

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...