Pagi ini seluruh siswa-siswi kelas XII IPA 1 dan 2 di sambut hangat dengan mata pelajaran Olahraga. Dan kebetulan materi pelajaran kali ini adalah Volly.
Semua siswa-siswi melakukan pemanasan dengan baik. Sesekali Azizi jail menggoda teman cewek kelas sebelah itu berkali-kali, tapi tetap saja Azizi yang kena mental. Siapa lagi jika bukan Fiony.
"Zee! Bisa nggak sih lo nggak usah jail?" kesal Fiony karena sedari tadi Zee menjawil-jawil
dirinya.Azizi hanya cengengesan. "Nggak bisa. Udah makanan sehari-hari. Lagian kenapa sih marah mulu, cantiknya hilang loh."
"Bodo amat! Jauh-jauh lo dari gue!" usir Fiony.
"Nggak bisa gue jauh-jauh dari lo, Fiony. Ntar gue jantungan gimana?"
"Ya bagus. Sekalian mati aja lo sana!"
Azizi langsung melotot. "Jahat banget sih calon bini."
Fiony mendengus kesal. "Gue bukan calon lo! Nggak usah ngarep!"
"Fiony calon Azizi Shafa Natio. Aamin!" seru Zee.
Fiony mencubit lengan Zee kasar yang membuat gadis itu meringis kesakitan. "Kenapa sih ngeselin banget jadi orang?"
Zee mengusap-usap lengannya. "Sakit, Fiony ih! Kenceng banget kalo nyubit, Peluk sini."
"OGAH!"
Penilaian pertama di lakukan oleh semua siswa-siswi sesuai urutan absen. Setelah itu penilaian yang kedua yaitu game.
Pada saat game kelas IPA 1 dan IPA 2 di buat satu kelompok agar mempercepat jalannya penilaian, Flora satu kelompok bersama Freya. ia berpisah dengan keenam sahabatnya karena absen mereka itu memang sangat jauh.
"Baiklah anak-anak, kelompoknya sudah Bapak bagi, ada yang mau di tukar? Sebelum saya mulai." ucap Pak Damar selaku guru Olahraga mereka.
Flora yang dengan santai memainkan bola volly itu mengacungkan tangannya.
"Iya, kamu Flora?"
"Tukar Indira sama Lulu, Pak."
Pak Damar mengangguk. "Ya udah, silahkan tukar. Indira. Lulu. Kalian tukar kelompok ya."
Flora menukar Lulu masuk di kelompoknya itu Karena sedari tadi Indira terobsesi menatap Flora tiada henti, dan itu membuat Flora menjadi risih. Jadi lebih baik ia tukar saja, hitung-hitung juga kalau menang nambah nilai.
Indira yang mendengar pertukaran kelompok itu mendengus kesal. Padahal baru saja ia senang, sekalian modus sedikit di hadapan Flora.
Tanpa Indira sadari, Freya melirik ke arahnya sambil tersenyum miring. Di kira Freya tidak tahu apa?
"Yah Flo, kok malah Lulu yang lo tuker sih? Resek lo! Gue aja lah!" kesal Olla.
"Flora sekelompok sama lo yang ada depresot!" ujar Jessi.
"Kok malah depresot sih? Ya menang lah!" jawab Olla percaya diri.
"Ogah gue satu kelompok sama turunan dakjal! Amit-amit!" Bukan Flora tapi Freya yang menyahut.
"Neng syantik masih marah aja nih? Udah lah, maafin gue dong udah tau nih mulut gapernah di filter."
"Pelintir aja mulutnya, Fre. Nggak biasa emang." suruh Oniel.
"Nggak usah kompor lo!" balas Olla kesal.
Freya yang tengah asik bermain bola volly nya itu melirik Olla sekilas. Dengan senyuman jailnya, ia layangkan bola itu ke udara kemudian ia smash bola itu dan ternyata bola itu menuju ke arah benda pusaka Olla.

YOU ARE READING
Until I Collapse (FreFlo)
FanfictionWARNING! ⚠️18+ [Harsh words, crime, kissing, and etc] INI FIKSI JADI TOLONG JANGAN DIBAWA-BAWA KE KEHIDUPAN ASLI PEMERAN. Freyana Shifa Chaesara seorang siswi teladan yang mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Salazar International School. hidup...