Sn = n/2 (2a + (n - 1) b)

1.2K 193 78
                                    

12. INM : ALVARO REIFANSYAH

Aksara turun dari motornya diikuti oleh tiga orang anggota Aarov lainnya, mereka berempat sudah sampai di basecamp milik geng Hefaistos. Sejujurnya Hefaistos bukanlah salah satu geng motor besar, hanya saja dalam satu tahun debut mereka, mereka bisa masuk dalam posisi 20 besar yang berada diurutan ke-18.

Seluruh anggota Hefaistos keluar dari basecamp mereka ketika kedatangan tamu tak diundang. Dua orang dari mereka melarang Aksara dan teman-temannya untuk masuk.

"Apa yang dilakukan Aarov ditempat kami?" Tanya salah satu dari mereka.

"Gue sama anggota gue kesini, bukan untuk mencari masalah. Kami ingin mengantarkan surat penerimaan tantangan dari kalian yang ditujukan untuk Aarov setelah penyerangan tiga hari lalu" jawab Aksara yang sebisa mungkin menekan egonya. Jika bukan karena keputusan dari ketua mereka, Aksara tak akan mau menginjakkan kakinya disini dan bertemu dengan geng motor yang sudah melakukan penyerangan kepada mereka hanya karena masalah sepeleh.

Bertepatan dengan itu, dua orang lainnya keluar dari dalam basecamp. Aksara mengenalnya, keduanya adalah sang ketua dan wakil ketua dari Hefaistos. Lihat saja wajah angkuh keduanya membuat Aksara jijik sendiri.

"Jadi kalian nerima tantangan dari kami?" Tanya ketua Hefaistos.

Aksara tersenyum tipis "Kalau bukan karena keputusan ketua kami, Aarov tak akan sudi Nerima tantangan dai geng pengecut kaya kalian" jawab Aksara santai, nadanya terkesan datar dan mampu membuat seluruh anggota Hefaistos menggeram marah.

Sang ketua mengangkat tangannya pertanda untuk tidak membuat keributan. Sang ketua menerima surat penerimaan itu dan membacanya. Alisnya menukik tajam, lalu menatap keempat anggota Aarov.

"Siswa SMA 07 Andromeda bagian dari Aarov?" Terlihat Aksara dan anggotanya terkejut bukan main mendengar pertanyaan dari mulut ketua Hefaistos. Mereka tak pernah tau jika ada anggota dari sekolah asrama bak sangkar itu di geng mereka.

"Tapi gapapa, benefitnya besar, gue bakal terima tantangan ini" ucapan itu hampir disanggah oleh si wakil.

"Lo yakin? Maksud gue, Lo bakal turun sendiri dan lawan dia?" Tangannya.

Ketua tersenyum miring "Kapan lagi kita bisa menang dan manfaati benefit ini?" Jawab sang jetua ikutan bertanya.

Aksara sendiri memang sedikit bingung saat membaca surat itu, dia tak mengenal siapa nama yang bertanda tangan di materai itu. Aksara pikir itu adalah teman Rei yang akan menjadi lawan dari ketua Hefaistos.

Sang ketua langsung menandatangani surat penerimaan itu. Perjanjian sudah ditransaksikan dengan baik.

"Bilang sama ketua Lo, makasih banyak karena buat perjanjian yang menguntungkan pihak Hefaistos termasuk gue dan Danu" Aksara hanya mengangguk untuk menanggapi.

"Aarov ga akan pernah ngingkari janji mereka, kecuali ketua kami yang memintanya" Aksara berucap demikian dan berlalu pergi dari sana.

Danu sedikit cemas, matanya bergetar dan tak tentu arah, ditatapnya ketua mereka dengan cemas "Val, Lo yakin bakal lawan dan ikut battle itu?" Tanya Danu sedikit mengecilkan suaranya.

Valdi mengangguk dan mengangkat tangannya "Kalian boleh kembali, gue masih ada urusan sama Danu" setelah mendapat perintah, seluruh anggota Hefaistos kembali masuk ke dalam basecamp.

Valdi menghadap ke arah Danu, melipat tangannya di depan dada dan bersmirk "Kapan lagi kita bisa manfaati salah satu Piramida feodalistik?"

×

"Iya Pa, Kara baik aja disini, Papa gausah khawatir" Kara langsung mematikan sambungan telponnya dengan Papa. Dirinya menghela napas, guratan letih tercipta jelas di wajahnya. Kara meringis sembari mengusap rambutnya kasar. Tubuh luruh terduduk di kasur miliknya.

[✓] IT'S (NOT) MEWhere stories live. Discover now