f (x) = 2x⁷ + 3x⁶ - 5x⁵ + 3x³ + 2x² + 7

1.1K 196 40
                                    

15. INM : MAYAT TERGANTUNG

"Rez, gue ga nyangka aja Lo mau minta maaf sama Nadil? Gila kali lo!" Salah seorang siswa berucap sinis kepada Rezvan—ketua kelas 11-6 itu.

Keduanya sedang berada di rooftop. Sedangkan Rezvan hanya duduk diam bersandar di sofa dan memejamkan matanya.

"Lo bisa tenang? Ada sesuatu yang mereka miliki, dan kita punya itu, Nafis," balas Rezvan yang terlampau santai.

Nafis Aldiano, siswa itu menggeram kesal melihat tingkah ketua kelasnya. "Apa yang Lo rencanakan?" tanyanya.

Rezvan membuka matanya dan duduk tegak. "Lo ingat, ga? Mario dan Kainan datengin kelas kita dan meminta kita jadi sekutu mereka? 11-4 udah jadi sekutu Kara, bukankah itu menguntungkan?" Bukannya menjawab, Rezvan malah balik bertanya.

Nafis menaikkan satu alisnya. "Terus, apa selanjutnya?" tanya Nafis.

×

Hari ini, Arjuna lagi nyantai di UKS, mungkin ini pertama kalinya Arjuna bolos jam pelajaran. Dan beri tepuk tangan, karena itu semua adalah idenya Mario. Mario mengancamnya, jika Arjuna tak ikut membolos bersamanya, Mario akan mematahkan tangan Arjuna. Sebagai manusia yang takut dengan modelan manusia hidup kaya Mario, mau tak mau Arjuna harus menurut.

Bibir Arjuna melengkung ke bawah, dia ingin teriak kalau dia merasa bosan, tapi dia ga berani, soalnya dia satu ruangan dengan Mario. Tapi dia sungguh sangat bosan, selama dua jam di UKS, Mario cuma tidur doang. Arjuna juga disuruh tidur doang, beranjak dikit di ancam. Kan ngeselin tanah satu itu.

"M—mario, gue haus," ujar Arjuna takut-takut. Bahkan, tubuh anak itu sembunyi di bawah bed biar Mario tidak melihatnya.

"Mario?" Arjuna sedikit mengangkat kepalanya guna mengintip, apakah Mario sudah bangun atau belum.

Mata Arjuna mengerjap pelan, dia bangkit dari sembunyi ya dan melihat sekitar, dirinya bingung, Mario kemana? Tadi masih disitu, lagi tidur.

"Loh, Mario dimana?" tanyanya bingung. Bahkan, Arjuna juga celingukan.

Tiba-tiba, Arjuna ingat percakapan antara teman sekelasnya, jika UKS ini berhantu. Bulu kuduknya seketika berdiri, tubuhnya gemetar, Arjuna semakin takut. Hingga, tepukan di bahunya membuat Arjuna segera berlari dari UKS.

"Aaa hantuuuuuuu!"

Sedangkan Mario hanya diam mematung mendengar teriakan Arjuna, perasaan dia hanya menepuk bahu anak itu, kenapa Arjuna berteriak hantu?

"Gue baru inget, Arjuna itu penakut," ucapnya pelan.

×

Arjuna terus saja berlari dan berakhir di taman samping sekolah. Dirinya ngos-ngosan dan menilih duduk di bawah pohon. Arjuna menetralkan napasnya, matanya terpejam, kepalanya menyandar pada pohon. Tak lama, Arjuna membuka matanya kala sesuatu seperti air mengenai wajahnya. Arjuna mengelapnya lalu mengerjap pelan.

"Air apa? Kok, warnanya merah?" tanyanya bingung. Tetapi, Arjuna kembali merasakan air berwarna merah itu menetes mengenai kepalanya.

Dengan segera dia mendongak dan melihat jika salah satu siswa tergantung di atas pohon, tubuhnya berlumur darah. Sontak saja Arjuna berteriak dan menjauh dari sana.

Tak lama, dua guru dan murid lainnya berdatangan ke arahnya, Arjuna seketika panik.

"Arjuna?" tanya salah satu.

[✓] IT'S (NOT) MEWhere stories live. Discover now