Un = a . r n-1 = 54 + 18 + 6 + 2 + ....

1K 184 77
                                    

22. INM : BATTLE 12-3 DAN 10-3

"Pihak tiga yang di wakilkan kelas 12-3 menyatakan battle kepada pihak empat dengan 10-3 sebagai lawannya." Pernyataan dari Yazdan Nagaka―ketua kelas 12-2 langsung mengundang perhatian dari seluruh penghuni sekolah. Siswa itu berdiri di tengah lapangan sambil memegang toa di tangannya.

Kara melirik Rei sekilas dan di balas senyuman tipis saja. Kara ingat sekali, Rei pernah berkata jika dia adalah leader dari pihak empat, yang artinya seluruh keputusan ada di tangannya.

Di sinilah berakhir, di ruang aula lantai 3. Kara menerima tantangan battle itu. Battle di lakukan dengan prestasi non akademik. Mereka melakukan tanding basket, pihak yang kalah akan di letakkan di kelas terbuka dan akan di eliminasi.

Mario, Kara, Kainan, Fawaz, Valdi dan Rezvan, enam orang dari pihak empat maju sebagai petarung demi harga diri 10-3. Mario berdiri di tengah-tengah sebagai kapten, sementara anak OSIS sebagai wasitnya.

Prit! Pertandingan di mulai, Mario memimpin mendribble bola dan mengopernya ke arah Rezvan. Rezvan mendribble bola dan melakukan gerakan pivot saat dirinya di hadang oleh dua orang lawan, lalu dia melempar bola dengan gerakan over head pass, bola berhasil di tangkap oleh Kara. Kara berlari dan mendribble bola lalu melakukan bounce pass dan terakhir dia melakukan chest pass. Shoot! Satu poin untuk pihak empat.

Mario mengangkat tangannya dan melakukan high five bersama timnya. Seiring pertandingan berlangsung, poin pihak empat tertinggal 7 poin dari pihak tiga. Arjuna yang berada di podium penonton menutup separuh wajahnya hingga hanya matanya yang terlihat. Di sebelahnya ada Farrel yang bersorak heboh memberi semangat, Raka yang yang duduk diam sembari memakai siomay dan Rei yang melihat pertandingan dalam diam.

Arjuna langsung bangkit dan terkejut saat melihat Kainan yang terjatuh karena terdorong oleh lawan, dia hendak berlari. Namun, Rei langsung menariknya hingga dia terjatuh di atas tubuh Rei. Rei mendekapnya dengan erat membuat Arjuna duduk diam di atas paha Rei.

Sejujurnya Qawi dan Azzam cukup risih melihat Arjuna yang duduk di pangkuan Rei, tetapi mereka tak punya hak untuk melarang. Apalagi, Farrel yang semakin heboh.

"WOI GA BISA GITU!!!!" Farrel membanting jaketnya ke lantai podium lantaran Kainan kembali terjatuh akibat di dorong.

"WAH GA BISA INI!! MASA SI DEMIT MENDERITA KARENA ORANG LAIN?! WAH BANGSAT, MAJU SINI LO!! BERANINYA NGELUKAIN DEMIT GUE!!"

Mereka―Raka, Qawi, Azzam, Nadil, Nafis, Danu, Arjuna dan Gaffi serentak menutupi wajah mereka dengan apa pun. Karena demi apa pun, Farrel adalah definisi teman yang kalo di ajak nongkrong bakal malu-maluin.

"Lo diem!" Raka yang sudah kepalang malu langsung menjejalkan siomay bulat ke dalam mulut Farrel agar remaja itu tak kembali berteriak heboh.

Farrel berdesis. "Gwak bwisa! Dwemwit gwuwe itwu!" desisnya sembari mengunyah siomay dengan susah payah.

Selama pertandingan berlangsung, Arjuna hanya diam saja tak berani bergerak, dia juga tak ikut bersorak heboh menyemangati atau apa pun itu, hingga―.

"Pemenangnya pihak satu, mulai besok, kelas 10-5 akan di tempatkan ke kelas terbuka untuk di eliminasi."

Pengumuman tiba-tiba terdengar begitu saja, penonton terdiam, pihak empat kalah dalam battle dan pihak satu memenangkan battle. Mario memegangi bahunya yang sepertinya tergeser, pihak lawan bermain fisik dengan curang. Karena battle ini di lakukan dengan bebas, pihak lawan seenaknya saja bermain fisik. Kainan mengalami cidera kaki karena berulang kali di dorong, Kara mendapatkan memar di lengannya, Fawaz, Valdi dan Rezvan tak jauh berbeda dengan Kara kondisinya.

[✓] IT'S (NOT) METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang