Lim x →2 = x² - 5 / x² + 1

1K 182 19
                                    

20. INM : TETAP DIAM

"Terus, rencana lo apa? Kita ga mungkin, kan, diam aja? 4 penguasa udah terbentuk sekarang." Kainan bertanya demikian, karena ini sudah dua hari berlalu sejak battle di mulai. Sedangkan mereka sebagai penguasa ke-4 hanya diam tanpa adanya pergerakan. Padahal para penguasa lainnya sudah mulai melaksanakan battle mereka.

Mereka berkumpul di basecamp Aarov sejak 15 menit lalu setelah pulang sekolah. Karena kalau keluar pada malam hari akan sangat beresiko, apalagi banyak yang keluar, kaya rombongan anak ayam.

"Baru kali ini gue masuk basecamp Aarov, dan lebih herannya lagi gue duduk di sofa kebesaran milik para pilar Aarov. Kara, keren juga lo, ya, jadi ketua," celetuk Valdi tiba-tiba. Kara yang merasa namanya di sebut sontak saja tertawa mengejek.

"Gue bukan ketua Aarov, gue cuma leader yang di tunjuk untuk memimpin sekutu kita." Jawaban dari Kara sontak membuat Valdi dan Danu saling pandang.

"Lah, terus? Kalau lo bukan ketua Aarov, lantas, siapa ketuanya?" tanya Danu bingung, dia sungguh bingung, bukankah saat battle itu Kara yang menulisnya?

Farrel ketawa ngakak dengernya. "Lah, gue kira Hefaistos udah tau siapa ketua Aarov, haha, lawak banget anjir," jawab Farrel sambil ngakak.

Valdi melirik Nadil yang berada di depannya. "Bukan gue," kata Nadil yang mengetahui jika Valdi hendak bertanya padanya.

Valdi melihat satu-persatu wajah orang-orang ga waras ini, hingga netranya jatuh pada Rei yang hanya diam dan duduk santai. "Lo ketuanya?" tanyanya pada Rei.

Rei mengalihkan pandangannya sebentar, lalu kembali melihat ke layar laptop milik Raka. "Bukannya itu ga penting?" Bukannya menjawab, Rei malah balik bertanya.

"Ga heran sih gue," jawab Valdi seadanya, jika memang itu Rei, dia tak akan heran, karena ketua Aarov di gosipkan memiliki aura yang terlalu santai, tetapi mengintimidasi. Dan Valdi merasakan itu saat berada di dekat Rei.

"Lo berdua, anggota Aarov?" tanya Danu bertanya kepada Nadil dan Qawi.

"Belum resmi, dia cuma datengin gue dan bilang kalau gue harus datang sebagai petarung dari Aarov. Yang gue bisa herankan itu, sementang gue ketua kelas, bisa juga gue disebut leader," jawab Nadil acuh.

"Kita bukan bahas itu, yang kita bahas, rencana battle apa yang akan kita lakukan untuk melawan para penguasa lain," kata Mario. Mereka semua serentak melihat ke arah Rei.

"Gausah ngapa-ngapain, buktinya Kara, dia diam aja tapi dia pengamat yang baik," balas Rei yang terlampau santai. Kainan, Mario, Nadil dan valdi menggeram kesal, ingin marah dan menghajar Rei, tapi tak bisa, mereka sedang berada di kandang singa.

Tak lama, Aksara masuk dan menyerahkan sebuah map berwarna biru kepada Raka. "Rei, ada seseorang yang mau ketemu sama lo," ucapnya memberitahu.

Rei mengangguk. "Suruh aja dia masuk, dan pastiin anak-anak lainnya udah pergi," balas Rei yang membuat Aksara mengangguk.

"Oiyah, Rak, nasi kotak sama uangnya kelebihan dua waktu gue itung ulang." Raka mengangguk dan menyerahkan kembali map biru itu kepada Aksara.

"Gapapa, kebetulan uang kas kita lebih banyak bulan ini, sesekali kita ngasih lebih." Raka membalasnya dengan senyuman.

"Oke, kalo gitu gue pergi dulu, ya." Setelah kepergian Aksara, Farrel menyenggol bahu Raka.

"Bulan ini, emang berapa banyak yang kita sedekahkan?" tanyanya pada Raka.

"Cuma lebih dua porsi dari bulan kemaren, 402 porsi kayanya," jawab Raka.

Orang-orang yang ada di dalam ruangan ini sungguh bingung dengan percakapan para pilar Aarov. Sedangkan Valdi dan Danu tersenyum tipis, rumor yang mengatakan jika Aarov rajin bersedekah pada pengemis dan anak jalanan setiap bulannya ternyata memang benar adanya. Diam-diam keduanya merasa tertampar, Aarov yang merupakan geng motor besar dan selalu bersikap berandal, anak-anak nakal yang suka balapan dan hobi minum ternyata bisa sedekah juga.

[✓] IT'S (NOT) METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang