Sin 75⁰ + Sin 15⁰ / Cos 105⁰ - Cos 15⁰

1K 189 95
                                    

23. INM : PEREBUTAN POSISI DAN MENGHILANGNYA REI?

Setelah pengumuman jatuhnya pihak tiga dalam battle melawan pihak empat. Pihak satu dan dua semakin gencar menjatuhkan satu sama lain, di antara kedua pihak belum ada yang menyatakan battle dengan pihak empat sama sekali.

Kelas 10-5 yang awalnya masuk dalam daftar kelas terbuka kini di coret dalam daftar itu, dan semenjak hari itu, hari di mana Rei membongkar identitasnya―Rei menghilang tanpa kabar. Bahkan, Raka beserta Farrel tak tahu di mana keberadaan Rei.

"Pihak satu mulai gila," seru Mario tiba-tiba. Saat ini, Kara, Mario, Arjuna, Kainan, Raka dan Farrel sedang melihat battle dance dari pihak satu yang terdiri dari kelas 10-6 dan 10-8. Mereka tak tahu apa yang terjadi, tetapi dua pihak itu nampaknya terpecah belah, yang artinya mereka berdiri secara individu.

Kara melihatnya dengan mata menyipit, battle antara kelas 10-6 dan 10-8 sudah selesai. Namun, sesuatu yang janggal akan terjadi sekarang. Karena Kara melihat―.

"AAAA!"

Teriakan dari lapangan membuat mereka sontak terkejut, karena ketua kelas 10-6 baru saja menusukkan pisau ke kepala ketua kelas 10-8. Kara tak mengerti apa yang terjadi, kenapa jadi pembunuhan?

Apalagi, anggota OSIS nampak begitu santainya saat ada yang terbunuh.

Arjuna meringsut dan memeluk Kainan, dia tak bisa melihat hal seperti ini. Kainan yang merasakan hawa ketakutan terpancar dari Arjuna segera mengusap lembut punggung saudara tirinya itu.

"Jangan takut, ada gue di sini," ujarnya yang diangguki oleh Arjuna.

"Rei belum bisa dihubungi, seluruh anggota Aarov udah nyariin dia, tapi Rei belum ketemu sampai sekarang." Perkataan Raka membuat Kara mengalihkan perhatiannya. Kara juga tak mengerti semua yang ada di diri Rei. Baik itu pikiran, perilaku, dan tujuannya. Rei hanya bertujuan untuk membalas dendam atas kematian Alvano, tapi dia sampai rela membuat rencana melakukan penggulingan pemimpin di sekolah ini. Sebenarnya apa yang Rei inginkan?

"Lo udah ke tempat di mana biasanya dia datengin?" tanya Kara kepada Raka.

Raka mengangguk. "Biasa, Rei akan pergi dan menyendiri di makam Mamanya atau makam Alvano, tapi gue ga lihat Rei di kedua makam itu." Bukan Raka yang menjawab melainkan Farrel yang menjawab. Farrel sangat mengkhawatirkan Rei, apalagi Rei menghilang selama dua hari lamanya tanpa memberi kabar.

"Rumahnya?" tanya Mario.

Farrel menggeleng. "Rei ga ada di mansionnya, di apartemen juga," jawab Farrel.

"Apa mungkin Rei ke luar negeri?" Pertanyaan random dari Kainan membuat Farrel langsung merengut kesal.

"Heh demit! Lo jangan ngadi-ngadi, yang benar aja, lo pikir ke luar negeri tinggal ngesot?" tanya Farrel begitu sinis.

Kainan mendengus. "Ya, sapa tahu. Rei, kan, ga tertebak orangnya," balas Kainan yang ikutan sinis.

"Ini berdua malah bertengkar, lo berdua mau gue dorong lagi, hah?" Mario bertanya sembari berkacak pinggang, dia juga langsung menjewer telinga keduanya.

Arjuna menarik-narik lengan seragam Kainan membuat saudara tirinya itu langsung melepaskan jeweran dari Mario. Kainan menatap Arjuna bingung dan mengusap pipi Arjuna lembut.

"Kenapa, hm?" tanyanya.

Arjuna menggigit bibir bawahnya dan terlihat gelisah, pemandangan janggal itu sama sekali tak terlepas dari pandangan Kara yang hanya diam.

"G―gue lihat Rei dua hari lalu, dan dia―."

"Dia kenapa?!" Farrel langsung menarik Arjuna agar berhadapan dengannya. Raut wajah Farrel begitu khawatir, matanya bergerak resah.

[✓] IT'S (NOT) MEWhere stories live. Discover now