Sakit Malarindu

51.7K 4.4K 50
                                    

Wooohoooo!!! Im backk!! So sorry for lateyy update! Hihihi saya ada presentasi individu di depan dosen yang almost perfect kemaren, makanya butuh waktu buat matengin materi sampe paham. Maaf ya yang udah kangen menahun sama PRAS-SASTI :D nih saya kasih buat yang kangen mereka, happy reading... ^_^

***

"Saya tidak akan menjanjikan pernikahan tanpa masalah sama kamu, Sas... saya juga tidak berani menjanjikan kebahagiaan selamanya bersama saya. Tetapi, saya berani mengusahakan kebahagiaan buat kamu semampu saya dan mari jalani kehidupan yang diridhoi Allah bersama saya..."

"Kamu... bersedia menikah dengan saya?"

"Kamu tidak harus menjawab pertanyaan saya sekarang. Silakan kamu memikirkannya matang-matang, saya memberi kamu waktu sampai seminggu ke depan. Setelah kamu menjawabnya, saya akan datang lagi menemui ayah kamu."

Kening Sasti berkerut. "Mau ngapain Mas ketemu Ayah?"

"Ya tentu saja membicarakan jawaban kamu lebih matang." Pras menghela napas pelan. "Kamu bebas memberikan jawaban apapun atas pertanyaan saya. Saya tidak akan membebani kamu hanya dengan memberikan pilihan untuk menerima. Apapun jawaban kamu nanti, saya akan tetap menarik pengajuan perjodohan yang dilakukan papa saya."

"Kenapa? Kenapa Mas mau menarik itikad baik Om Haris?"

Pras menatap Sasti lembut dan tersenyum tipis. "Selama beberapa waktu belakangan, saya terus memikirkan apa yang kamu katakan pada saya malam itu dan saya sudah menentukan. Saya akan membiarkan kamu untuk memilih. Terlepas dari perjodohan yang diajukan Papa, saya ingin kamu benar-benar bisa menentukan jawaban kamu. Apakah kamu menerima perjodohan ini karena benar-benar merasa bahwa saya adalah laki-laki yang pantas untuk menjadi pendamping kamu, atau kamu menerima saya hanya karena tidak enak hati pada Papa.

"Saya membebaskan kamu memilih dan memikirkan semuanya lebih matang. Apapun jawaban kamu nanti, saya tidak akan merasa kecewa karena saya sudah mengikuti apa yang hati saya perintahkan. Saya hanya ingin kamu melihat itikad baik ini karena memang saya-lah yang menjadi pertimbangan utama kamu, bukan lagi permintaan perjodohan atau yang lain. Saya tidak ingin di kemudian hari kamu menyayangkan pilihan kamu karena merasa terpaksa semata. Kamu pasti paham betul ke mana maksud saya ini, saya harap kamu bisa mengerti."

Setiap kalimat yang diucapkan Pras empat hari yang lalu terus terngiang di kepala Sasti. Bahkan sudah hampir jam sebelas, Sasti belum juga bisa tidur. Beberapa hari belakangan, pikirannya sibuk dipadati setiap kata-kata Pras, hingga membuatnya tidur larut.

Sasti tidak sakit hati, marah juga tidak. Dia hanya sedikit... sedih. Setiap perkataan Pras saat itu benar-benar dewasa tetapi juga menegaskan kalau laki-laki itu tidak peka. Apa sikap Sasti selama ini tidak cukup menunjukkan bagaimana isi hatinya? Apa perlu Sasti mengatakan langsung bagaimana perasaannya?

Sasti memang tidak pernah benar-benar jatuh cinta pada seorang laki-laki sebelumnya. Tetapi, tidak berarti ia tidak bisa mengartikan apa yang selama ini hatinya rasakan pada Pras. Sasti tahu setiap orang pasti akan menganggapnya tolol atau apapun itu karena bisa menyukai laki-laki berkursi roda, tapi ia juga tidak bisa menyangkal hatinya. Ia menyayangi laki-laki itu. Picisan terdengarnya, tapi memang itulah yang ia rasakan. Orang-orang saja bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Kenapa ia tidak bisa jatuh cinta pada pandangan ke dua?

PRAS-SASTIWhere stories live. Discover now