Duo Penggoda

46.5K 4K 75
                                    

Update lagiiiiyyy!!! Hahaha maaf ya agak lama. Ada beberapa kerjaan yang harus saya kerjain *nyengir* dua part ini sedikit menguras bak mandi menulisnya, jadi mohon maaf kalo merasa kurang feel ato sebagainya, apalagi nemu typo =,=

Ah, iya, kalo nggak ada kerjaan yang menghambat, saya usahain dalam tiga hari sekali bisa update, tapi kalo banyak yang harus dikerjain, mungkin bisa semingguan baru update ato mungkin lebih hihihi... maaf (sekali lagi) belum bisa bales review kalian semua, tapi saya baca kok dan bikin saya semangat 2015! So, ReadVotMent always yaaa!! Happy reading ^_^

***

Tembang-tembang lirih khas jawa dengan melodi lambat dan merdu mengalun memenuhi kediaman keluarga Handoyo. Suara medok namun syahdu sang penembang yang diiringi gending dan gamelan lembut terdengar sampai halaman depan, menemani Ares dan Malik yang sibuk menata beberapa pot bunga dan membenahi pekarangan yang mulai ditumbuhi rumput liar.

Keadaan di luar masih gelap dan lumayan dingin. Tapi tidak menyurutkan semangat dua ribu lima belas khas Malik dan Ares. Selepas shalat subuh, keduanya kompak membenahi halaman depan rumah untuk persiapan acara hari ini, duo ayah dan anak itu kelihatan benar-benar bersemangat. Bahkan, Ares sempat beberapa kali mendengar ayahnya bersenandung kecil mengikuti suara penembang jawa yang mengalun dari dalam rumah.

Malik kelihatan sangat bahagia sejak Jumat kemarin. Senyumnya tidak pernah hilang dan matanya selalu berkilat ceria. Sorot kegembiraan begitu tampak jelas dalam diri Malik. Siapa yang tidak? Ayah mana pun pasti akan bahagia jika akhirnya, anak gadisnya dilamar orang. Apalagi laki-laki yang melamar anaknya adalah laki-laki yang memang diinginkannya untuk dijadikan menantu, rasanya luar biasa sekali.

Ares sesekali menggoda Malik dengan banyolan konyol dan garing, yang parahnya langsung ditanggapi gelak tawa Malik. Ares ikut senang melihat ayahnya yang ikut-ikutan merona padahal yang akan dilamar adalah adiknya. Mungkin sindrom jadi calon ayah mertua, begitu kata Jenar saat Ares mengadukan tingkah Malik pada sang bunda. Tetapi, digoda berapa kalipun, Malik tetap tidak malu menunjukkan rasa bahagianya. Kadang malah ikut berjoget ria saat suara dangdut dari rumah tetangga terdengar sampai ke telinganya.

"Ciyeehhh yang mau jadi calon mertua," goda Ares usil yang melihat ayahnya dangdutan heboh. Malik terkekeh pelan. "Ciyeehh yang mau punya calon adik ipar," balas Malik tidak mau kalah, yang mau tidak mau membuat Ares tergelak.

Beberapa tetangga yang lewat, menatap keduanya bingung dan geleng-geleng kepala. Memang tidak aneh sih mendapati Malik yang suka heboh sendiri di depan rumahnya, apalagi kabar tentang Sasti yang akan lamaran hari ini, membuat beberapa tetangga maklum.

Tetapi, tidak dengan Ares. Beberapa gadis yang sengaja atau tidak sengaja lewat, harus bisa menahan diri untuk tidak terbahak dan terpesona sekaligus melihat Ares yang kadang ikut berjoget heboh mengikuti sang ayah. Bujang tampan itu harus beberapa kali mengangguk salah tingkah dan menyembunyikan malu karena kepergok bergoyang ria pagi-pagi buta di halaman rumah.

"Kamu ndak marah kan Le adikmu menikah duluan?" tanya Malik di sela goyangan rumputnya. Ares menggeleng mantap. "Yang ada juga Ares seneng, Yah, akhirnya ayah punya mantu juga," sahutnya santai lalu terkekeh.

Malik mengangguk-angguk. "Iya betul itu, dari pada nungguin kamu, yang ada ayah ikutan lapuk," sindir Malik terkikik geli.

Ares memicing Malik tajam. "Wah, Ayah nyindir Ares nih? Jangan begitu, Yah, ntar kalo tiba-tiba Ares bawain menantu yang cantiknya ngalahin bunda, Ayah kelimpungan lagi," balas Ares tercengir.

PRAS-SASTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang