"apa kalian mendengarnya? sepertinya doyoung melakukan kejahatan yang serius. tulang perinya akan dipotong. ia juga akan diturunkan ke aula sesoo untuk bereinkarnasi lagi dan lagi."
"apa yang telah ia lakukan?"
"aku tidak tahu."
"kudengar beberapa atasan memohon ampun untuknya, tapi itu semua tidak ampuh."
"mengapa ia melakukan kejahatan sebesar itu?"
"benar. sebenarnya kejahatan apa yang ia lakukan?"
"siapa yang tahu?"
"entahlah. aku juga tidak pernah mendengarnya."
tatapan peri doyoung sangat tajam ketika dirinya digiring oleh dua pengawal kota dewa melewati peri-peri yang membicarakannya. jaemin yang kebetulan juga ada di situ menatapnya prihatin, namun doyoung malah langsung berteriak dan berlari ke arah jaemin yang terkejut setengah mati.
"ia yang mengambil kristal! bukan aku!"
"diam!" pengawal segera menarik doyoung kembali.
"ia yang mengambilnya!"
"sudah melakukan kesalahan fatal masih berani mengelak." gerutu pengawal tersebut.
"ia yang melakukannya, bukan aku!"
"ayo!"
"bukan aku!" doyoung masih saja berteriak ketika diseret oleh para pengawal. dewa wookhee dan dewa minhyung memperhatikan itu semua dari atas balkon.
"mengapa bisa melati?"
"apa hubungannya dengannya?"
jaemin mulai merasa panik ketika perhatian semua peri di sana kini tertuju padanya.
"hanya demi sebuah batu, kakakmu ini bersikap terlalu kejam."
"bukan hanya masalah batu." minhyung menyanggah perkataan sahabatnya, "saat doyoung mengetahui bahwa masalahnya sampai ke hadapan kakak, ia tidak ingin dihukum karena mencuri. jadi, ia berbohong. ia berkata bahwa aku yang memberinya. tapi, ia tidak tahu jika mencuri itu hanya sebuah perilaku buruk yang masih bisa dimaafkan, namun jika diberikan olehku, berarti ia memiliki hubungan pribadi denganku dan itu tidak akan bisa dimaafkan. aku memiliki perjanjian pernikahan. aku tidak boleh jatuh cinta pada orang lain. kakak juga tidak akan mengizinkanku melakukan hal yang akan merusak reputasi keluarga. jadi, doyoung hanyalah sebuah peringatan."
😔
🎧nct u - my everything
"di dalam daftar itu hanya ada beberapa nama, tapi kau sudah melihatnya selama dua jam." wookhee menenggak araknya di depan meja minhyung, "jangan-jangan orang yang membuatmu murung adalah peri pemilik saputangan itu?"
minhyung yang sedari tadi nampak melamun kini mengambil kuasnya dan mencelupkannya dalam tinta merah. ia hendak menorehkan tinta merah itu di atas daftar nama peri, namun tiba-tiba kilasan-kilasan memori bermunculan di pikirannya.
"untukmu." peri itu membawakan dua buah berwarna hijau untuk minhyung di kedua tangannya, "kau ingin pergi? kalau begitu, kelak ke mana aku harus mencarimu?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
