21 | swapping bodies

554 86 20
                                    

"aaaaa!" jaemin menjerit di balik selimutnya. guntur terus menggelegar memekakkan telinganya. ia mau tak mau harus membuka jendela kamarnya dan berteriak, "lee jeno! sampai kapan kau akan mengurungku?! setiap hari cuaca di sini sangat buruk! hanya ada guntur, angin, dan hujan! hawa dinginnya juga membuatku tidak bisa tidur! bahkan di sini tidak ada matahari dan tidak ada orang untuk berbincang!"

tidak ada reaksi. jaemin membuka jendela yang lebih besar dan kembali berteriak, "tuan raja bulan! lee jeno! kau membalas kebaikan dengan kejahatan! apa kau tidak takut ditertawakan jika berita tentang kau yang menindasku seperti ini tersebar?! lee jeno, muncullaaaaaaaaaaah! aaaaaa!"

jaemin kembali menutup jendelanya begitu guntur besar menggelegar. ia kembali masuk ke selimutnya dan tersenyum ketika menemukan ide untuk kabur dan membalas dendam pada lee jeno.

🔮

"bagaimana dengan siluman bunga itu? apakah sudah menyerah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bagaimana dengan siluman bunga itu? apakah sudah menyerah?"

"belum." jawab kuanlin. ia dan jeno kini tengah berjalan di tengah istana dal, "setiap hari ia berteriak, bahkan memaki yang mulia. beberapa hari ini memang ia tak berteriak lagi. tapi, katanya belakangan ini ia mogok makan dan minum."

"tidak makan dan minum? aku tidak terkejut. jika ia makan dengan lahap, itu namanya ia sudah menyerah." begitu selesai mengatakannya, salah seorang pengawal berlari-lari kecil dan berlutut di hadapan jeno.

"yang mulia, peri yang anda bawa..."

"ada apa dengannya?"

"ia lagi-lagi mogok makan dan berdiri di tengah angin kencang. ia sudah sesak napas."

"mengapa tidak memanggil tabib?"

"tabib sudah pergi ke sana. tapi, ia menolak untuk diobati. ia juga bilang bahwa ia tidak akan hidup lama lagi. ada perkataan penting yang hanya bisa dikatakannya pada yang mulia."

tanpa basa-basi lagi, jeno langsung pergi ke kuil sasung buatannya dan membuka pintu kamar jaemin dengan keras.

"siapa yang menyuruhmu mogok makan dan berdiri di tengah angin kencang seenaknya?! siapa yang menyuruhmu mengusir tabib?! kau tidak ingin hidup lagi?!"

UHUK UHUK

"tuan raja bulan, sepertinya aku sakit." ucap jaemin dengan suara serak sembari terus terbatuk.

"dengarkan baik-baik. aku sama sekali tidak peduli dengan hidup dan matimu. tetapi, nyawamu adalah milikku. jadi, sebelum kau selesai memperbaiki buku kehidupan, sebaiknya jaga kesehatanmu. mengerti?"

jaemin mengangguk, "aku mengerti."

"hal penting apa yang ingin kau katakan padaku? katakanlah."

peri itu mendudukkan dirinya dengan susah payah. jeno refleks mengulurkan tangannya ke belakang punggung sempit jaemin, namun harga dirinya yang terlalu tinggi membuatnya menarik tangannya kembali.

fairy and devil | nomin, markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang