50 | what if...

345 51 17
                                    

kediaman lee jinoh

jeno, jaemin, dan injoon keluar dari gerbang dengan wajah jaemin yang masih dirias dengan buruk dan juga pakaiannya yang penuh warna, terlihat norak.

"kau ingat ya. saat berbicara, kau harus jauh darinya. kau tidak boleh menatapnya, tidak boleh tertawa kepadanya, apalagi menemuinya di tempat yang sepi." jeno memperingatkan dengan wajah sedikit tak rela. jaemin mendekatkan wajah jelek-nya untuk mengamati raja bulan dari jarak dekat.

"tuan raja bulan, mengapa hari ini kau aneh sekali? mengapa kau cerewet dan bertindak sedetail itu? apakah kau begitu mencemaskanku?"

"mengapa omong kosongmu sebanyak itu?" jeno mengalihkan pandangan dari jaemin yang langsung berbalik.

"aku pergi dulu."

"tunggu." jeno mengalungkan sebuah tas kecil putih ke leher jaemin.

"apa ini?"

"makanan."

peri itu tersenyum senang, "aku pergi dulu."

raja bulan menghela napas khawatir melihat peri melati yang mulai menghilang dari pandangannya. injoon yang menyaksikan mereka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

🤞🏻

mark lee berjalan mondar-mandir di tempat pertemuannya dengan jaemin. peri itu belum datang juga padahal ia sudah menunggu hampir satu jam lamanya.

beberapa menit kemudian, peri melati baru datang sembari menepuk pundak mark keras.

"mark lee!" peri melati melotot menakut-nakuti mark dan kepalan tangannya ia angkat ke atas seolah ingin meninju lelaki itu.

"pe... peri dalam lukisan?" mark tampak tak percaya melihat penampilan jaemin. dahinya mengerut dan mulutnya sedikit terbuka, "ini benar-benar kau? kau benar-benar datang?"

"peri dalam lukisan?" jaemin berkacak pinggang, "aneh sekali. nama jelek apaan itu? aku tidak suka mendengarnya. selain itu, mengapa kau memelototiku?"

mark menganga ketika jaemin menunjuk wajahnya dengan jari telunjuk yang hampir masuk ke dalam matanya.

kemungkinan ia berpenampilan seperti ini untuk mengujiku. batin mark. ia tertawa sopan pada jaemin.

"tuan muda sudah salah paham. tadi aku sedang berpikir aku tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang bisa berdandan sebagus ini." mark mengarahkan tangannya pada wajah dan tubuh jaemin, "dandanan berwarna-warni ini sangat menarik. selain itu, pakaian penuh warna mencolok ini membuatmu semakin terlihat segar dan tidak kampungan. sepertinya hanya tuan muda yang berpenampilan tidak biasa di dunia ini. alami, elegan, dan begitu pantas."

jaemin menghentakkan kakinya keras dan berteriak dengan suara yang dibuat sejelek mungkin, "aku sudah terlambat selama ini! apa kau tidak marah?!"

"mana mungkin aku marah?" cicit mark, "tuan muda berdandan seniat ini. tampaknya kau sangat mementingkan pertemuan kita. membutukan waktu yang lebih lama adalah hal yang wajar. jangankan setengah hari. meskipun tiga hingga lima hari, aku juga akan menunggu."

peri melati sedikit tersipu malu mendengarnya.

🤞🏻

"apakah mark lee ini sakit mata?" jeno bersidekap sembari mengawasi jaemin dan mark dari jarak jauh. kuanlin dan injoon berdiri di sisinya.

"orang yang disukai akan selalu terlihat cantik." setelah mengatakan itu, injoon langsung menututp mulutnya rapat-rapat karena jeno menatapnya tajam.

"tidak bisa. aku harus pergi ke sana." desis jeno. kuanlin langsung merangkulnya dan menariknya kembali.

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now