52 | connexion

309 44 9
                                    

"tuan raja bulan, tunggu sebentar." jaemin berlari-lari kecil untuk menyusul langkah panjang jeno menuju taman. ia langsung melompat dan merentangkan tangannya di hadapan sang raja ketika jarak mereka sudah dekat, "tuan raja bulan, sekarang sudah tidak ada waktu lagi. bisakah kau memikirkan seluruh situasinya?"

"sudah tidak ada waktu lagi?" jeno nampak tak menyangka karena jaemin tetap saja memaksanya, "kau benar-benar ingin menikah dengan mark lee ya. tidak. lebih tepatnya minhyung."

"aku... aku ingin menyelamatkan nyawa mereka berdua. lagipula, bukankah kau juga berharap rencananya bisa berhasil?"

"menukar pernikahan bukan bagian dari rencanaku. aku tidak sembarangan sepertimu." suara jeno sudah bergetar menahan amarah. jaemin semakin mendekat ke arahnya dengan eskpresi tidak menyangka.

"kau bilang siapa yang sembarangan?"

jeno tak menjawab. kuanlin menghampiri mereka di taman tepat saat itu.

"yang mulia, tuan muda chantae datang. sekarang ia ada di luar."

"untuk apa ia datang?" jeno hanya menoleh sedikit.

"ia bilang ia datang untuk berinisiatif mengajukan pernikahan dengan yang mulia." kuanlin menunduk.

jaemin tersenyum tipis, "kebetulan ia datang."

"benar. kebetulan ia datang." tegas jeno cepat, "aku akan memberitahunya sekarang juga agar ia mengurungkan niatnya ini."

"jangan. tidak bisa." jaemin menahan tangan jeno yang sudah hendak berbalik, "tuan raja bulan, anggap saja aku memohon padamu. kau..."

sang raja tak mengacuhkannya. ia menghempaskan kedua tangan jaemin dari tangannya dengan keras, kemudian lanjut berjalan.

"pria kaku, berhenti!"

lambang bintang biru di dahi jeno menyala. kakinya langsung berhenti saat itu juga. jaemin menghampirinya sembari sedikit menghentakkan kaki.

"aku beri tahu kau. nanti kau dan aku pergi temui tuan muda chantae. selain itu, kau tidak boleh mengatakan apa pun."

"beraninya kau memerintah..." jeno tidak bisa melanjutkan kata-katanya ketika bibirnya terasa dilem sehingga tidak bisa bergerak.

"pokoknya tidak boleh ada satu pun hal yang membuatku khawatir nanti." jaemin kembali masuk ke dalam mansion untuk bertemu dengan lim chantae.

🖇️

"salam, tuan." chantae menekuk lututnya ketika ia sudah berdiri menghadap jeno yang membelakanginya.

"untuk apa tuan muda begitu sungkan? ayo. silakan duduk dulu." jaemin yang berdiri di sisinya mempersilakan chantae duduk di sofa yang tersedia. pelacur kelas atas itu berjalan ke arah sofa, namun tidak langsung duduk. ia menatap punggung jeno dengan ekspresi tidak enak.

"aku tidak diundang dan datang untuk mengganggu. tidak tahu apakah tuan akan menyalahkanku karena lancang?"

"tidak akan menyalahkanmu. tuan muda chantae sudah datang. kami sangat senang." jaemin menenangkan chantae karena jeno tidak menjawabnya.

"tapi, mengapa tuan tidak berbalik melihatku dan tidak mengatakan apa pun?"

"kakakku ini mudah malu." jaemin mencari-cari alasan, kemudian mencoba mengalihkan perhatian chantae agar tidak terlalu tegang, "tuan muda chantae, silakan minum tehnya."

lim chantae tersenyum lembut pada punggung jeno, "benar. tuan adalah pria yang disiplin. tadi aku sudah berterus terang akan maksud kedatanganku. tidak tahu bagaimana menurut tuan. akankah tuan keberatan karena aku adalah lelaki penghibur? jika ada sedikit pun keengganan di hati tuan, tuan harus mengatakannya padaku."

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now