23 | patricide

567 68 6
                                    

"ada urusan apa kepala kota laut datang ke laut changyoon di tengah malam?"

"kudengar lee jeno sudah hidup kembali dan kembali ke laut changyoon." suara berat di balik topeng berbentuk mata burung itu menjawab, "aku mengkhawatirkan yang mulia sungchan, makanya aku datang dengan tiba-tiba."

"aku dipaksa harus menerima nasib untuk diangkat menjadi raja bulan. ini bukan keinginanku sendiri." lelaki bermahkota duri tajam itu mengatakannya dengan emosional, "sekalipun lee jeno ingin mempermasalahkan hal ini, ia juga tidak memiliki alasan untuk membunuhku."

pria bertopeng di hadapannya itu menghilang di balik api hitam, kemudian muncul kembali di sisi kiri lee sungchan dengan jarak yang lebih dekat dari sebelumnya.

"tiga puluh ribu tahun yang lalu, jika pasukan gwangin yang dipimpin oleh yang mulia sungchan bisa memberikan bantuan di saat yang tepat, bagaimana mungkin lee jeno masuk ke formasi perang sendirian? jika lee jeno mempermasalahkan hal ini dan mengatakan yang mulia sudah memiliki niat tidak setia, bagaimana yang mulia akan mengelaknya?" pria itu berbisik tepat di telinga lee sungchan.

mata sungchan memicing menatap mulut pria bertopeng itu yang kini mengeluarkan senyuman aneh.

"namun, yang mulia sungchan dan lee jeno tetap memiliki hubungan darah. jika yang mulia sungchan bisa berinisiatif untuk berbuat baik dan melepaskan dendam pembunuhan ayah kalian, mungkin lee jeno tidak akan mempermasalahkan masa lalu. lagipula, tiga puluh ribu tahun sudah berlalu. seharusnya yang mulia sungchan sudah melepaskan dendam tersebut."

lee sungchan cukup marah mendengar pria yang mencampuri urusannya ini. sihir biru sudah bersiap menyerang dari tangannya, namun tertahan oleh sihir hitam milik sang kepala kota laut. adik dari raja bulan itu terlempar cukup jauh karenanya.

"dendam pembunuhan ayah harus dibalaskan. bagaimana bisa lee jeno dilepaskan begitu saja?" gertak sungchan, "sekalipun aku akan mati, aku juga ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri untuk menenangkan jiwa ayahku yang pemberani."

"mengapa yang mulia bersikukuh untuk melakukannya?"

"sejak ia membunuh ayah, nasibku dan nasibnya sudah ditakdirkan. jika ia tidak mati, maka aku yang mati."

wookhee memandang ke langit sambil tersenyum tipis karena berhasil mengobarkan api amarah lee sungchan terhadap kakaknya, "dulu yang mulia sungchan membantuku membangun kota laut. aku akan selalu mengingat jasa yang mulia ini. sekarang jika yang mulia sudah membulatkan tekad, aku bisa menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan yang mulia."

sungchan menatap wookhee ragu, "takutnya membunuhnya bukanlah hal yang mudah."

"apakah yang mulia tidak percaya padaku?" wookhee berjalan mendekat, "apa mungkin yang mulia sudah lupa? tiga puluh ribu tahun yang lalu, aku yang membantu yang mulia merencanakan strategi untuk menenangkan pemberontakan dari raja yoo utara dan selatan serta menyelamatkan jiuyo. sekarang harusnya aku juga bisa membantu yang mulia untuk membunuh lee jeno dan membalaskan dendam yang mulia padanya."

"selama bertahun-tahun, untung saja ada kau yang diam-diam membantuku. jika bukan karena kecerdasanmu dalam merencanakan taktik, fondasi klan bulan yang diciptakan raja bulan terdahulu mungkin sejak awal sudah direbut oleh raja yoo utara dan selatan." kini giliran sungchan yang berjalan mendekati kepala kota laut dan berbicara di dekat telinganya, "namun, lee jeno memiliki kekuatan yang sangat besar. selain itu, ia juga dingin dan tak berperasaan. jika belum ada siasat yang mematikan, maka lebih baik jangan bergerak sembarangan daripada memunculkan rasa waspada lawan."

pria bertopeng itu menghadapkan wajahnya pada sungchan dengan cepat, "aku pasti akan membantu yang mulia sungchan membunuh lee jeno. namun, masalah seperti ini memerlukan rencana jangka panjang. kita harus menunggu kesempatan yang bagus."

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now