56 | horror

345 49 12
                                    

di malam yang cantik dan penuh bunga itu, seo deokjun muncul di belakang wookhee yang sedang menikmati pemandangan dari balkon.

"yang mulia, bagaimana jika ia menyesal dan berubah pikiran serta tidak meracuni lee jeno?"

"tidak masalah. racun itu hanya sebuah tipuan saja. hal yang benar-benar bisa membuat lee jeno terluka parah adalah hawa iblis yang didapatkan dari membunuh tiga ribu prajurit. aku telah melumuri mutiara yang terjatuh itu dengan hawa iblis sebelum memberikannya kembali pada dewa kecil."

👹

langkah lim chantae yang sedang berjalan menelusuri pekarangan mansion dengan senter ponsel sebagai penerangan terhenti ketika mendengar suara seruling dengan nada yang sama seperti yang ia dengar pada malam festival lentera.

begitu menoleh ke arah di mana suara seruling itu berasal, ia dapat melihat wookhee yang tengah berdiri sembari meniup seruling kayunya yang panjang.

pikiran chantae melayang. ia dapat melihat bayangan seorang lelaki kecil berpakaian hitam lusuh yang meniup serulingnya di pinggir jalan bersalju. beberapa luka goresan tampak di kulit wajahnya yang sedikit membiru karena dingin.

entah mengapa, ia seperti pernah melihat lelaki yang kini tersenyum di hadapannya.

"guru, ini aku, wuki. kemarilah. biarkan aku membawamu pergi. pergi ke arah saat kau datang." sosok wookhee menghilang, namun bisikannya masih menggema di pekarangan mansion, membuat chantae penasaran dan mengikuti sumber suara tersebut secara perlahan.

👹

"aku tidak membencimu. hidup klan khayangan adalah sebuah nyawa. hidup klan bulan juga adalah sebuah nyawa. sepuluh ribu pasukan bulan sedang ditunggu keluarga mereka untuk pulang. kau adalah raja bulan. kau adalah harapan mereka. bagaimana mungkin aku bisa membencimu? namun, saat ini..." isakan jaemin semakin mengeras, "saat ini aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan."

jeno menghampiri jaemin yang kini sudah berdiri di depan pintu balkon. ia merengkuh bahu peri itu dengan sedikit canggung, namun tulus.

 ia merengkuh bahu peri itu dengan sedikit canggung, namun tulus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now