36 | the beginning of destruction

467 69 11
                                    

"jaemin, kau bilang ingin bertanya padanya secara langsung." injoon yang sedang duduk di lantai sambil mengangkat sebelah kakinya nampak berpikir. ia mencengkeram lengan temannya dengan cepat begitu menyadari rencana yang mungkin akan dilakukan peri tersebut, "jangan-jangan kau ingin pergi ke dasar sungai leetae?"

jaemin mengangguk yakin, "benar. setelah klan khayangan dan bulan meninggal, inti jiwa akan beristirahat dengan tenang di alam awal kehancuran dasar sungai leetae. asalkan aku pergi ke sana dan menemukan inti jiwa raja bulan terdahulu, maka aku bisa bertanya padanya dengan jelas secara langsung. tapi, bunga lansi yang bisa membangunkan inti jiwa sudah punah puluhan ribu tahun. jika tidak ada bunga lansi juga percuma saja."

"jika bunga lansi belum punah dan semua orang membawanya ke dasar sungai leetae untuk mencari kerabat yang sudah meninggal agar bisa berbincang, maka bukankah sungai leetae akan lebih ramai dibandingkan dengan kota laut? selain itu, jangankan bunga lansi yang masih hidup, meskipun yang sudah mati, itu juga merupakan koleksi yang berharga. bisa dijual dengan harga ribuan batu spiritual."

"yang mati?" peri kecil cerdik itu mendadak mendapat ide, "injoon, apakah kau tahu di mana bunga lansi yang sudah mati?"

"apa yang ingin kau lakukan?"

"kau jawab saja tahu atau tidak."

"itu ada di istana dal. sebelumnya saat sungchan menjadi raja bulan, ia mencari bunga lansi ke mana-mana karena merindukan ayahnya. lalu, ada orang yang mempersembahkan sebuah bunga lansi yang sudah mati kepadanya dan diletakkan di paviliun leunbang."

"ayo kita pergi mencarinya di paviliun leunbang sekarang juga. ayo jalan." jaemin menarik-narik tangan injoon dengan mata berbinar.

"tidak perlu. itu sudah kucuri."

"bisakah kau memberikannya padaku?" jaemin membuat ekspresi semelas mungkin.

"itu hanya sebuah bunga yang sudah mati. apa gunanya jika kuberikan padamu?"

"itu berguna untukku. kau berikan padaku saja." peri melati menggoyang-goyangkan lengan temannya.

"tidak. itu sangat berharga. aku tidak akan memberikannya." injoon menghempaskan tangannya dan membuang muka. jaemin terus memandanginya sembari ingin menangis.

💥

sihir merah muda dari tangan peri melati menyelimuti bunga kecil yang sudah layu di dalam vas. senyuman di bibir sang peri mulai terbentuk ketika bunga merah muncul di dahannya, namun sudut bibirnya menjadi turun ke bawah ketika bunga tersebut kembali menghilang.

"sudah kukatakan, ini adalah bunga lansi, sangat berharga di tiga dunia. kau kira itu adalah rumput ekor serigala di kuil sasung? mana mungkin bisa hidup semudah itu. lebih baik kau kembalikan padaku agar aku bisa menjualnya dengan harga tinggi. setelah aku mengenalmu, rezekiku tidak bagus." injoon juga cemberut.

"pohon tujuh perasaan duniawi sudah terselamatkan. mengapa bunga ini tidak bisa diselamatkan? aku akan mencobanya lagi." jaemin kembali mengeluarkan sihirnya untuk membuat bunga tersebut kembali mekar.

kuil sasung laut changyoon sudah diselimuti gelapnya malam dan injoon bahkan sudah tertidur, namun jaemin masih terus berusaha. darah bahkan sudah menetes ke atas bunga lansi dari tangannya tanpa ia sadari.

"mengapa kau masih mencobanya? ini sudah berapa lama?" tanya injoon yang terbangun dengan suara serak. jaemin tak menjawab sehingga injoon segera bangkit dari kasur, menghampiri temannya itu, dan langsung terbelalak, "lukamu terbelah! apa kau tidak menyadarinya?"

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now