76 | story at the heeyoo pavilion

269 34 5
                                    

kuil sasung, gunung si

kuil sasung, gunung si

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"jangan antar lagi. kau patuh dan tinggallah di sini untuk menawar racun dan merawat penyakit. tidak boleh pergi ke mana pun." donghyuck mengelus pelan kepala adiknya, "aku kembali ke langit sooyoon untuk pergi mencari tahu kabar tentang ayah."

"jika ada kabar, beri tahu padaku juga."

donghyuck mengangguk, namun langkahnya terhenti ketika melihat punggung dewa minhyung yang sedang berdiri di gazebo kuil. injoon menggerakkan lengan kakaknya agar segera menghampiri dewa tersebut. begitu donghyuck sudah yakin dengan langkahnya, injoon meninggalkan mereka berdua.

"dewa minhyung." donghyuck memberi salam hormat padanya yang dibalas oleh salam hormat juga dari minhyung. "apakah sekarang aku dan dewa termasuk teman?"

"peri donghyuck adalah teman dekatku."

"kalau begitu, aku akan memberanikan diri untuk bertanya. apakah dewa minhyung benar-benar ingin menikah dengan dewa kecil? apakah ini benar-benar hal yang kau inginkan? dulu aku selalu menipu diriku sendiri. jelas-jelas aku tahu hati dewa mencintai orang lain. tapi, aku tetap berharap keajaiban akan terjadi pada suatu hari nanti. dewa bisa membalikkan badan, melihat keberadaanku, menyukaiku, dan mencintaiku. karena itu aku selalu tidak ingin mengatakan hal yang kulihat di dalam cermin langit. aku menyembunyikannya dari semua orang, juga menyembunyikannya dari diriku sendiri. setelah itu, aku baru sadar, semua itu adalah khayalan liarku. itu keserakahan dan rasa dihantui oleh hasrat untuk memiliki. yang bukan milikku pada akhirnya tetap bukan milikku. minhyung, aku juga tidak berharap kau dikendalikan oleh khayalan liar. dewa kecil, ia..."

"donghyuck, jangan katakan lagi. ini adalah takdir yang harus kuterima. meskipun buah yang pahit ini sangat sulit untuk ditelan, aku juga harus menelannya demi dirinya."

🏡

"hari terlalu panas. ayo kita istirahat sebentar di sini."

"baik. ayo."

para warga yang sedang memanggul barang jualan mereka melewati hutan segera duduk menepi tanpa menyadari sosok di balik pepohonan yang tengah mengintai mereka.

para warga yang sedang memanggul barang jualan mereka melewati hutan segera duduk menepi tanpa menyadari sosok di balik pepohonan yang tengah mengintai mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now