34 | homicide

438 67 1
                                    

"yang mulia jangan marah. saya akan segera membawa pencuri itu untuk diadili dengan ketat." kuanlin membungkuk hormat pada jeno yang menatap tajam ke depan tanpa mengatakan apa pun. selanjutnya, jelmaan imoogi itu menghampiri injoon dan menarik lengannya kasar agar ia segera bangkit, "ayo!"

"tidak perlu."

langkah kuanlin dan injoon yang berada dalam seretannya terhenti.

"bunuh di sini saja."

napas injoon langsung tersengal. ia menjatuhkan dirinya di lantai dengan posisi bersujud sembari menangis tak karuan, "mohon ampun, yang mulia!"

kuanlin yang melihat itu berubah panik. ia segera memberi penghormatan pada jeno, "saya telah lalai! jika ingin menghukum, hukum saya saja!"

"kau ingin menentang perintahku?" tanya jeno dingin yang mana membuat imoogi itu berlutut.

"yang mulia..." belum sempat kuanlin berbicara, jeno sudah menggerakkan kepalanya sendiri ke kiri, membuat kuanlin langsung terlempar dengan keras ke arah sana hingga menabrak jendela. raja bulan itu kini menggerakkan jarinya, membuat salah satu prajurit di sana segera mengangkat kapak dan mengayunkannya ke kepala injoon yang masih bersujud.

mata raja bulan terbuka sedikit lebih lebar dan ia secara sigap langsung menghempaskan kapak dari tangan prajurit dengan sihirnya ketika jaemin berlari-lari masuk ke dalam ruang makan dan langsung memeluk injoon untuk melindunginya.

"tuan raja bulan, aku mohon, jangan bunuh injoon." ucap jaemin dengan napas tersengal tanpa berani menatap pria yang sangat murka di hadapan mereka.

sang raja bulan menatap luka yang tiba-tiba muncul di tangannya, kemudian bangkit berdiri untuk menghampiri mereka yang masih berpelukan.

"minggir."

jaemin menoleh ke arah jeno dengan tatapan memelas, "tuan raja bulan, dengarkan perkataanku. rencana untuk kabur kemarin adalah ideku. aku juga yang menyuruhnya mencuri barang di paviliun leunbang. semua adalah salahku. kau jangan menyalahkannya."

"minggir." ulang jeno. jaemin langsung bangkit berdiri dan menghalangi tubuh injoon dengan tubuhnya. ia memberanikan diri untuk menatap langsung ke mata raja bulan tersebut.

"ia adalah satu-satunya sahabatku. aku tidak bisa melihatnya tewas begitu saja. lagipula, aku sudah sering membuatmu marah. kau juga tidak ingin melihatku lagi. maka itu, jika kau ingin membunuh, bunuh aku saja!" napas jaemin tersengal ketika mengatakan itu. jeno juga berusaha menetralkan napasnya ketika mendengar itu.

"lapor, yang mulia." salah satu pengawal datang menghadap jeno, namun sang raja bulan tak mengacuhkannya. ia masih saja bertukar pandang dengan peri jaemin di hadapannya.

"yang mulia." panggil pengawal itu sekali lagi sembari berlutut sehingga membuat jeno segera tersadar. "yang mulia sungchan membuat kegaduhan di penjara. beliau bilang ingin pergi memuja raja bulan terdahulu. saya khusus datang kemari untuk meminta perintah dari yang mulia terkait hal ini."

jaemin langsung kembali memeluk injoon ketika jeno memutuskan untuk pergi keluar bersama pengawal tersebut.

"bakar ukiran patung kayu itu!" perintah jeno sebelum benar-benar hilang dari ruangan.

"baik." jawab para pengawal yang tersisa.

"injoon, kau baik-baik saja, 'kan?" jaemin memapah tubuh temannya yang hendak terjatuh lemas. temannya itu menatapnya tak henti.

"me... mengapa kau melihatku seperti itu? pencurian kali ini adalah idemu sendiri. jangan berkata bahwa aku yang salah karena melibatkanmu lagi. aku tidak akan mengakuinya."

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now